KEPEDIHAN

Reno kembali mengingat perbincangan dengan orang tuanya, supaya mau mau menerima perjodohan ini.

Flasback

"Ren, mamah ada kenalan sayang, Anak tante novi, dia gadis yang baik, Lulusan luar negri, dan dia juga lulusan terbaik sayang, apa kamu tak ingin mencoba berkenalan dengannya nak?"

sang papah pun ikut menimpali "Iya nak, ayahnya juga rekan bisnis papah, kan bisa memper erat kekeluargaan kita nak, lagian untuk apa kamu menunggu masalalu, siapa tau orang yang kamu tunggu sudah menikah, Atau bahkan sudah punya anak Ren."

" Lagian mamah selak ingin menimang cucuk nak," sela sang mamah.

"Tapi Reno masih ingin menunggu mah, reno sangat mencintai nya mah...,"lirihnya.

"pikirkan baik baik nak," lalu sang ayah berdiri dan menepuk pundak sang Anak, Sebelum benar benar berlalu sang ayahpun berbicara lagi, untuk bisa menerimanya, di angguki sang mamah pula.

Flasback off

"Husffff... Apa yang harus aku lakukan," gumamnya.

Di sisi lain dia tak mungkin mengabaikan keinginan kedua orang tuanya, tapi dia juga tak ingin menikah dengan orang lain, karna dia hanya menunggu Monic, cinta yang terlambat di sadarinya.

"Aku harus bisa mengambil keputusan" tandasnya, sambil menghubungi orang orangnya, sudah sampai mana pencariannya.

"Bagaimana!"

(.....)

"Berhentikan saja pencariannya." tanpa menunggu jawabannya lagi, Reno pun mengakhiri panggilannya.

Tut....

Reno lagi di dalam mobil untuk perjalanan pulang, karna nanti malam dia ada janji dengan orang tuanya,

Untuk bertemu keluarga gadis yang ingin di perkenalkannya, Reno akan memcoba membuka hati untuk wanita lain, Dan Reno berharap semoga dimanapun Monic berada, dia akan selalu bahagia.

Sampai depan mansionnya, Reno pun turun dari mobil mewahnya, pasti orang tuanya jam segini sedang berkumpul di ruang tamu, setelah masuk, benar saja, kedua orang tuanya sedang mengobrol.

"Mah, pah, " sapa Reno, Reno kekamar dulu ya mah, Reno ingin istirahat sejenak." tutur Reno, Sambil terus berjalan.

"Tunggu Ren, nanti jangan lupa ya nak, kita makan malam bersama keluarga tante novi," tutur sang mamah.

Reno pun melihat kedua orang tuanya, Reno pun mengangguk, tanpa menjawab sang mamah, Reno pun lanjut menaiki tangga, sampai dalam kamar, Reno pun langsung membaringkan tubuhnya di kasur king sizenya. Reno tak bisa memejamkan matanya, pikirannya berkelana ke mana mana.

"Huffff, apa keputusanku sudah benar, apa memang ini akhir dari kisahku dengannya." gumamnya, saat akan memejamkan matanya, tiba tiba hapnya berdering.

Setelah dilihat, ternyata dari sahabatnya Jonathan.

Dengan malas Reno pun mengangkat telfonnya dari.

"Hem, ada apa? Mengganggu saja!" sungutnya, Reno kalau sudah ngobrol sama Jonathan pasti tanduknya langsung keluar, Jonathan pun, tak ambil pusing dengan sifat bos sekaligus temannya itu, percaya tidak, Jonathan paling mengerti sifat Reno yang sekarang, dingin, dan tak tersentuh.

Sedangkan di lain tempat, Jonathan tertawa tebahak bahak, Jonathan paling suka jika bosnya itu marah, dengan begitu Jonathan bisa menggodanya terus terusan.

"Ayo kita ke club, di dekat cafe lenggan kita" ajak Jonathan.

"Kau saja!! malam ini, mamah, papah, mengajakku makan malam dengan rekan kerjanya, lebih tepatnya sahabat mamah."

"Om darmawan sudah mencritakan tentang cindy, kau yakin akan menerimanya."

"Entahlah, sepertinya begitu, bukannya gue gak mau cari Monic lagi, cuman sekarang gue lebih pasrah ke takdir aja Jo," lirihnya...

"Terserah kau saja Ren, Semoga kau tak menyesalinya, seandainya suatu saat kau ketemu lagi dengannya, apa yang akan kau perbuat"

"Yang pasti, gue akan minta maaf, jika perlu gue akan mersimpuh di hadapannya, untuk mendapatkan maaf dari Monic Jo."

" Ya sudah kalau begitu, gue tutup dulu tlfonnya" pamit Jo.

"o~~"

Tut.

" Dasar asisten tak punya akhlak, belum juga slesai menjawab," dengusnya Sambil menghembuskan nafasnya Reno pun bangkit dari berbaringnya, acara istirahatpun gagal, karna ulah asistennya, sekali gus sahabatnya.