Namaku Kinanti Prayoga
Umur : 10 Tahun
Yatim-piatu.
Aku hidup dari hasil ladang warisan Ayahku, walau tidak besar, tap cukup untukku bertahan hidup.
Aku bertani sayur dan bumbu dapur, Kacang panjang dan terong itulah yang bisa ku tanam, serei, kemangi dan daun selasih itulah tanaman tambahan di kebun ku yang kecil.
Tapi walau kecil, aku bisa menghidupi diriku sendiri, 30 hingga 40 ribu bisa ku hasilkan, dan itu sudah sangat baik.
Di kebun ku juga ada pisang, singkong dan ubi jalar, itu bisa kupakai sebagai tambahan panganku selain beras.
Ayam yang kumiliki juga cukup banyak, jika aku ingin makan, tinggal ambil seekor, cukup aku makan seharian bahkan hingga esok juga.
Aku tak bisa mengeluh, tak ada yang lain warisan dari orangtuaku selain Cincin berwana Hitam.
Ibuku berkata sebelum dia meninggal, bahwa cincin itu warisan turun temurun, jadi aku pakai saja, kebetulan pas di jariku, saat aku mencobanya.
ikuti terus ceritaku
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jhon Dhoe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.26. Pembangunan terus berjalan
Bisa di katakan, saat tahun ke 4, maka jumlah mahasiswa, Per fakultas, bisa mencapai, 3000 orang.
Luas lahan masih besar, masih sekitar 6 hektar yang tersisa, sedangkan setiap fakultas, masih bisa membangun 1 gedung baru di masa depan.
Saat jalan di wilayah itu sungguh sangat ramai sekarang, supermarket terbesar, Sekolah, dan sekarang Universitas, semuanya milik 1 orang.
Lewat jalan belakang, akan di bangun hotel dan Perumahan, di seberang jalan, terdapat kompleks Perumahan dengan area 350 Hektar, ada rumah sakit dan perkebunan herbal, sisi jalan trans, ada SPBU terbesar di Indonesia.
Seberang nya, terdapat lahan 11 ribu hektar membentang hingga ke pantai.
Saat ini, sementara dalam pembangunan jalan akses menuju pantai, dengan lebar jalan hingga 25 meter, alat berat dan para pekerja sedang berjibaku dengan penuh semangat.
Mereka di beri waktu 1.5 tahun untuk menyelesaikan jalan itu, apalagi terdapat sebuah sungai yang harus di buat jembatan.
Sementara di pinggir Pantai, sedang ada pekerjaan pembersihan dan pemindahan terumbu karang dengan hati-hati, dan awasi ketat, dan juga pembangunan resort yang sebentar lagi selesai, untuk tahap awal.
Pohon-pohon tidak semua di tebang, agar tetap teduh, hanya saja ada yang di korbankan, yaitu pohon bakau, tapi semuanya sudah di bicarakan.
Apalagi, pembangunan resort itu, adalah terbesar, dengan jumlah kamar di perkirakan 1000 kamar, dan ada sekitar, 200 cottage, juga ada mini zoo, di sekitaran resort, sengaja di buat perkebunan buah-buahan dan kebun bunga.
Di pinggir pantai, juga di bangun tanggul pemecah ombak, sebagai solusi agar terjadi degradasi tanah akibat ombak.
Semua sudah di rencanakan dengan baik, sekitar 5 hektar di pegunungan sengaja tidak tidak bangun apapun, karena terdapat mata air yang cukup besar.
Ayahnya Sonya, menyarankan kan agar bisa di buatkan bak air, untuk memenuhi kebutuhan air bersih di resort.
Apalagi debit airnya lumayan besar, hingga bisa di buatkan Kolam dan bak ukuran besar.
Kinanti setuju, agar ada penghematan biaya air bersih, Ayahnya Sonya, meyakinkan Kinanti, bahwa airnya sangat cukup untuk kebutuhan Sehari-hari Resort, dan bahkan water boom dan kolam renang bisa mengambil air dari mata air tersebut.
Sedangkan untuk penyiraman tanaman, bisa ambil dari sungai, sawah berukuran 5 hektar juga juga akan menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung, dan juga kolam ikan, air tawar.
Di bagian lain, Kinanti menginginkan adanya kolam ikan air tawar, atau pembudidayaan udang Lobster dan kepiting serta kerapu., juga berbagai jenis kerang, agar bisa di Gunakan saat restoran sudah buka.
Resort dengan kawasan 250 hektar, akan sangat luas, apalagi panjang panjang asa sekitar 2 km, dapat memanjakan para pengunjung Pantai.
Untuk berbagai fasilitas sudah pendukung sudah di pesan dan salam pengerjaan.
Sementara di tempat lain, lahan 300 Hektar, pembangunan besar-besaran juga sudah di mulai, perumahan 3 klas, mulai di persiapkan.
Puluhan Ruko akan terlihat dari pinggir jalan, jika semua telah selesai, maka daerah tersebut akan menjadi tempat yang sangat ramai, apalagi RS ada, sekolah, universitas, pusat perbelanjaan, hotel, taman bermain juga ada, kompleks pertokoan juga ada.
Desain tata ruang yang indah di tengah-tengah 2 kota, soal transportasi, sudah dapat ijin untuk membangun akses fly over, agar kendaraan-kendaraan besar bisa lewat tanpa hambatan dan semuanya menggunakan biaya sendiri.
Itulah sebabnya pemerintah memberikan ijin, karena infrasturktur tetap terbangun, di bayangkan saja lahan, setelah di kurangi hutan yang di biarkan, dan rencananya akan dibangun kota, dan juga tetap menyediakan ruang Hijau dan fasum dan fasos, lahan bersih yang akan di gunakan untuk pembangunan perumahan dan dany lainnya, masih ada sekitar 9500 Hektar.
Berapa banyak rumah dan penduduk yang akan di pindahkan ke sana, makanya, Kinanti membuat berbagai fasilitas pendukung, agar banyak warga yang berminat membeli rumah di sana.
Kinanti bersyukur, ada lahan pemerintah, disamping lahannya, bukan dia berniat membeli, tapi terdapat 4 mata air, yang telah tes oleh para ahli, dan mereka mengatakan, bahwa kualitas airnya sangat bagus.
Dari laporan itu, mengatakan bahwa debit airnya, 10 ribu liter perdetik, saat musim kemarau, itu pertanda sangat cukup untuk memenuhi, kebutuhan air minum, di perumahan.
Apalagi ada mata air, di hutan miliknya, yang sebagian bisa di gunakan untuk warga nantinya, pemerintah akan mendapatkan, 30%, dari hasil penjualan air.
Kinanti ditawarkan, sebuah wilayah , yang terdapat mata air paling besar, hingga membentuk sebuah sungai, dan kualitas air nya juga sangat baik dan layak untuk di minum, jaraknya 2 km dari lahan miliknya.
Pemerintah menawarkan, hak guna lahan, dengan berbagai aturan, dan pemerintah meminta, saham 25 %, jika Kinanti akan membuat pabrik air minum, dan pemerintah akan memberikan lahan, seluas 10 hektar, untuk untuk kawasan pabrik.
Kinanti sangat menyambut baik hal itu, artinya, warga yang membeli rumah, tidak akan kekurangan air bersih, dan dia juga mendapatkan, keuntungan, hutan lindung pun akan tetap terjaga.
Raka segera mengeksekusi permintaan Kinanti, pemerintah telah memberikan, saat Raka, mengajukan permohonan pembuatan pembangkit listrik skala menengah, di sungai yang melewati pinggiran lahan mereka.
Sungai selebar 15 meter, melewati lahannya sekitar sekitar 500 meter, oleh karena itu pohon-pohon di situ di biarkan, dan jarak 2.5 km, dimana air itu sampai ke laut.
Hasil dari listrik itu, mampu, menerangi jalan-jalan utama, dan mesin pompa untuk air minum.
Belum lagi listrik, tenaga Surya yang akan di bangun, Kinanti ingin perumahannya tetap terang, setiap rumah tergolong mewah, akan di berikan PLTS, begitu sarana umum, Fasos, apalagi akan dibangun puskesmas dan pos polisi, serta beberapa balai warga, dan taman bermain. akan menambah daya tarik pembeli.
Sebulan kemudian, Raka melaporkan, bahwa anggaran pembangunan pabrik air minum, sebesar 250 milyar, dengan menggunakan alat-alat terbaik.
Untuk PAM, 50 milyar, selebihnya akan bertambah seiring bertambahnya penduduk, sedangkan pembangunan Pembangunan pembangunan pembangkit, 15 milyar, listrik yang di hasilkan 5 MW, terbilang cukup besar, untuk di gunakan, bendungan juga bisa di gunakan untuk perikanan, dan semua itu eksklusif di kelola Anugerah Group.
Artinya, Kinanti akan menghasilkan uang di wilayah itu, milyaran, belum lagi biaya IPL, atau iuran lingkungan, otomatis ada keuntungan tersendiri.
Pabrik air minum, dan biaya air bersih, semuanya di kelola Mandiri, sedangkan, untuk Ruko, tidak jual, semuanya di sewakan, di harga murah, agar penyewa bisa betah, di sisi yang berbeda, ada lahan 5 hektar, dekat aliran sungai, setelah di sisakan untuk pepohonan, agar tidak longsor,
Kinanti meminta, agar kedepannya di buat kan rusunanwa saja, jika perumahan sudah penuh, untuk saat ini di biarkan saja.