NovelToon NovelToon
Prajurit Perang Di Dunia Sihir

Prajurit Perang Di Dunia Sihir

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Anak Genius / Perperangan / Penyeberangan Dunia Lain
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Sapoi arts

Letnan Hiroshi Takeda, seorang prajurit terampil dari Kekaisaran Jepang selama Perang Dunia II, tewas dalam sebuah pertempuran sengit. Dalam kegelapan yang mendalam, dia merasakan akhir dari semua perjuangannya. Namun, ketika dia membuka matanya, Hiroshi tidak lagi berada di medan perang yang penuh darah. Dia terbangun di dalam sebuah gua yang megah di dunia baru yang penuh dengan keajaiban.

Gua tersebut adalah pintu masuk menuju Arcanis, sebuah dunia fantasi yang dipenuhi dengan sihir, makhluk fantastis, dan kerajaan yang bersaing. Hiroshi segera menyadari bahwa keterampilan tempur dan kepemimpinannya masih sangat dibutuhkan di dunia ini. Namun, dia harus berhadapan dengan tantangan yang belum pernah dia alami sebelumnya: sihir yang misterius dan makhluk-makhluk legendaris yang mengisi dunia Arcanis.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sapoi arts, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Momen penentu

Setelah berbincang di taman yang indah, di mana bunga-bunga berwarna cerah mekar di sekitar mereka, Hiroshi dan Elysia merasakan kedamaian sejenak sebelum badai yang lebih besar mendekat.

Cahaya matahari yang hangat menyentuh kulit mereka, menciptakan suasana harmonis yang kontras dengan kekacauan yang mengancam kerajaan.

“Tadi, saat kita berbicara, aku merasa lebih tenang,” kata Elysia, tersenyum kecil sambil menatap wajah Hiroshi. “Seolah ada harapan yang bisa kita pegang.”

Tiba-tiba, salah satu pelayan istana berlari mendekati mereka, wajahnya tampak khawatir.

“Maafkan saya, Yang Mulia! Ada rapat mendesak yang diadakan dengan para penasihat dan kementerian mengenai konflik dengan kelompok revolusioner. Mereka menunggu Anda,” ucap pelayan tersebut dengan napas tersengal-sengal.

Elysia mengerutkan kening, rasa cemas meliputi wajahnya.

“Baiklah, aku akan segera ke sana. Terima kasih sudah memberitahuku,” balasnya, langsung berdiri dan melihat Hiroshi.

“Kau ingin ikut? Rapat ini akan membahas strategi kita ke depan.”

Hiroshi merasa tanggung jawabnya semakin besar.

“Tentu saja, aku akan menemuimu di dalam. Kita perlu memastikan rencana ini solid dan aman,” jawabnya, bertekad untuk memberikan dukungan yang diperlukan.

Setelah Elysia pergi, Hiroshi berjalan menyusuri koridor istana menuju ruang rapat. Di dalam, dia bisa mendengar suara diskusi yang berlangsung.

Saat dia masuk, suasana ruangan terasa tegang. Para penasihat dan anggota kementerian duduk berkelompok, saling berdiskusi dengan serius.

“Terima kasih semua telah berkumpul. Kita perlu membahas langkah selanjutnya dalam menghadapi ancaman kelompok revolusioner ini,” suara Elysia terdengar jelas saat dia memasuki ruangan, diikuti oleh Hiroshi yang berdiri di sampingnya.

__

Setelah rapat dimulai, suasana di ruang rapat terasa tegang. Banyak penasihat dan menteri yang saling berbisik, saling memandang Hiroshi dengan tatapan curiga.

Siapa dia yang berdiri di samping Putri Elysia? Apakah dia benar-benar bisa diandalkan? Bisikan ini semakin menguat saat salah satu menteri, seorang pria berwajah angkuh dengan bekas luka yang menghiasi wajahnya, berdiri dan menatap Hiroshi dengan skeptis.

“Siapa orang ini, Elysia?” tanyanya, suaranya penuh ketidakpercayaan. “Dia tampak misterius dan tidak ada catatan tentang keberadaannya. Apa dia benar-benar bisa dipercaya untuk menjaga keamanan kerajaan?”

Pertanyaan ini mengundang anggukan dari beberapa anggota dewan lainnya. Mereka tampak khawatir dan mempertanyakan kekuatan Hiroshi.

Dalam kekacauan pikiran mereka, Hiroshi merasakan ketegangan yang menguar di udara.

Elysia berusaha membela Hiroshi.

“Dia telah membantu menyelamatkan aku dan para kesatria yang terluka. Kami memerlukan semua bantuan yang kita bisa dapatkan, terutama seseorang dengan pengalaman tempur,” ujarnya, berusaha menegaskan posisinya.

Tapi sebelum diskusi bisa berlanjut, menteri berwajah terluka itu mengeluarkan pisau dari balik jubahnya, melemparkannya dengan cepat ke arah Hiroshi.

Semua orang terkejut saat pisau itu meluncur dengan tajam, dan saat itulah Hiroshi menunjukkan ketenangannya. Dengan gerakan cepat, dia menjepit pisau tersebut dengan kedua jarinya, menghentikan gerakan tajam itu hanya beberapa inci dari wajahnya.

“Lihat, apakah kalian semua sudah percaya sekarang?” Hiroshi mengucapkan kalimat itu dengan nada santai, menatap para penasihat yang terbelalak melihat aksi yang baru saja terjadi.

Ruang rapat menjadi sunyi seketika. Semua mata tertuju pada Hiroshi, mengamati dengan rasa ingin tahu dan ketakutan.

Menteri yang melempar pisau terlihat terkejut, wajahnya berubah dari skeptis menjadi hormat. Dia mungkin tidak menyangka bahwa Hiroshi bisa melakukan hal tersebut.

“Ini adalah bukti bahwa dia memiliki keterampilan dan refleks yang luar biasa,”

Elysia menambahkan, senyumnya kembali merekah, merasa bangga atas tindakan Hiroshi.

“Kita butuh kekuatan seperti ini untuk menghadapi ancaman yang akan datang.”

Hiroshi, masih memegang pisau di antara jari-jarinya, melanjutkan,

“Kita semua tahu bahwa ancaman dari kelompok revolusioner ini nyata. Saya di sini untuk membantu kalian, dan saya siap mengambil langkah apapun yang diperlukan untuk melindungi kerajaan ini.”

Kenyataan bahwa Hiroshi mampu menghentikan serangan dengan mudah mengubah sikap para penasihat.

Mereka mulai berbisik lagi, tetapi kali ini nada suara mereka menunjukkan rasa hormat dan minat, bukan keraguan.

“Jika dia bisa melakukan itu, kita perlu mendengar pendapatnya,”

salah satu menteri wanita yang duduk di sisi kanan Elysia berkomentar, menambahkan, “Kita bisa memanfaatkan keterampilannya untuk melatih pasukan kita.”

Menteri berwajah terluka itu, yang tampaknya terpaksa menerima kekalahannya, duduk kembali, wajahnya merona.

“Baiklah, jika Elysia dan Hiroshi percaya bahwa kita dapat mempercayainya, maka saya akan menanggalkan keraguan saya,” ujarnya, suaranya lebih tenang kini.

Hiroshi mengembalikan pisau itu kepada menteri dengan satu gerakan lembut, seolah-olah ia baru saja melakukan hal sepele.

“Saya tidak di sini untuk mendapatkan pengakuan. Saya di sini untuk membantu. Mari kita fokus pada cara terbaik untuk mengatasi masalah ini.”

Setelah suasana tegang itu mereda, Elysia melanjutkan rapat dengan semangat baru. Diskusi berlanjut dengan lebih konstruktif, membahas strategi dan rencana untuk menghadapi kelompok revolusioner.

Hiroshi merasa bahwa momen itu telah mengubah pandangan para penasihat tentang dirinya.

Ia tidak hanya menjadi sekadar pendukung putri, tetapi juga sosok yang bisa diandalkan dalam menghadapi tantangan besar yang akan datang.

Di dalam hatinya, dia bertekad untuk menggunakan semua keterampilan dan pengalaman yang dimilikinya untuk melindungi Elysia dan kerajaan.

Sesi rapat berakhir dengan kesepakatan untuk melakukan penguatan pertahanan dan mempersiapkan tim untuk melakukan diskusi

dengan perwakilan kelompok revolusioner. Meskipun tantangan masih menunggu di depan, Hiroshi merasakan semangat yang kuat mengalir di antara mereka.

Ketika Elysia dan Hiroshi meninggalkan ruang rapat, dia bisa merasakan pergeseran dalam suasana istana.

Rasa ketegangan mulai memudar, dan harapan mulai menyelimuti mereka. Namun, di dalam benaknya, Hiroshi tahu bahwa semua ini baru permulaan. Musuh yang kuat masih mengintai, dan mereka harus siap untuk menghadapi badai yang akan datang.

1
Yurika23
mampir ya thor
Yurika23: siap kak
Sapoi arts: Tentu @Yurika23 , terima kasih atas support-nya! Akan mampir juga 😊
total 2 replies
si Rajin
keren, penulisannya juga rapih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!