Kisah Cinta seorang santri yang bernama Shifa Assyabiya, masuk pesantren atas dasar keinginan orang tua nya. dan mulai hidup baru nya di pesantren yang jauh berbeda dengan kehidupan bebas nya selama ini.
Lambat laun ia mulai menjalani nya dengan tawakal, setelah bertemu dengan Faisal Gauzali putra dari pemilik pesantgren Al kautsar yang biasa di panggil gus.
Akan kah cinta mereka bisa bersatu..?!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon senja ardani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1
***Melakukan perubahan terjadi*** Dengan beberapa jalan.
Perubahan terjadi karena Terpaksa.
perubahan karena di paksa oleh keadaan.
Dan perubahan atas keinginan diri sendiri.
Malam itu Shafia baru saja pulang setelah seharian ia pergi untuk merayakan kelulusan dua minggu yang lalu.
"Dari mana saja jam segini baru pulang? Cepat segera kemasi barang barang kamu besok pagi Ayah antar ke pesantren" ucap Zahir.
"Shafia gak mau ayah, Shafia mau sekolah saja gak mau ke pesantren" ucap Shafia dengan mata berkaca kaca.
"Tidak, kamu harus ke pesantren" ucap Tegas Zahir.
Shafia hanya tertunduk tak mampu menjawab atau pun membantah.
"Sekarang kamu sebaiknya turuti perintah Ayah, besok kita berangkat ke pesantren dan jangan lupa jaga kehormatan kamu di sana juga nama baik keluarga kita disana"
Akhirnya dengan terpaksa Shafia menuruti kemauan Ayah nya , mendengar ucapan ayah nya , dengan air mata berderai Shafia langsung menghampiri ayah nya.
Shafia meraih punggung tangan Ayah nya lalu mencium nya.
"Maaf kan Shafia Ayah, Shafia akan pergi ke pesantren meski sebenarnya Shafia ingin sekali kuliah saja"
"Ini yang terbaik untuk kamu nak" ucap Zahir seraya tersenyum, meski sebenarnya ia juga merasa berat.
Shafia segera masuk ke kamar untuk menyiapkan segala sesuatu nya untuk besok pagi.
Azan Subuh sudah berkumandang, Ayah nya sudah berangkat ke masjid untuk melaksanakan sholat berjamaah di masjid.
Sedangkan Shafia memilih sholat di rumah.
Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh pagi, setelah sarapan kedua nya langsung bersiap untuk berangkat.
Di Sepanjang perjalanan Shafia melamun, apa yang harus ia lakukan disana.
Apakah dia akan mendapatkan teman atau tidak.
Tak lama mereka sampai di gerbang pesantren yang begitu megah.
Hari ini pondok pesantren Al Kautsar terlihat Ramai karena memang hari ini semua santri baru harus sudah memasuki pesantren.
"Kamu harus belajar yang rajin ya nak, Ayah memasukkan kamu ke pesantren bukan karena Ayah benci sama kamu.
Malah karena Ayah sayang sama kamu, makanya Ayah menginginkan yang terbaik untuk mu"
"Ya salah satu nya dengan membawa mu kesini untuk belajar ilmu agama" ujar nya kemudian.
Gadis itu tersenyum miris.
"Iya gak papa Ayah"
Lalu keduanya turun dari mobil, Zahir mengantarkan Shafia masuk ke dalam pondok pesantren.
"Assalamu'alaikum kyai Ahmad" ucap Zahir langsung bersalaman dengan pemilik pesantren itu.
"Waalaikumsalam, apa kabar Zahir"?
" Alhamdulilah baik"
Lalu mereka masuk ke dalam rumah Kyai Ahmad.
Kyai Ahmad mempersilahkan Zahir dan Shafia untuk duduk.
"Apa ini putri kamu, yang mau di masukan ke pondok"? tanya Kyai Ahmad.
" Iya, ini putri ku yang pernah saya cerita kan saat itu"
"Baiklah, semoga kamu betah ya nak belajar di pesantren ini"? ucap Kyai Ahmad pada Shafia.
Sementara Shafia hanya menjawab dengan angukan saja.
Obrolan keduanya berlanjut hingga tak terasa sudah hampir satu jam.
" Kalau gitu Shafia pamit dulu ya Yah, Terima kasih sudah mau nganterin Shafia, Ayah hati hati di jalan " pamit Shafia.
Gadis itu masih harus mencari kamar asrama yang akan akan di tempati nya.
"Iya nak"
Setelah mendengar Jawaban dari Zahir, Shafia lalu berjalan menuju ke gedung Asrama yang akan menjadi tempat tinggal nya nanti.
"Shafia"! teriak Zahir.
Seketika Shafia menghentikan langkah nya dan berbalik saat mendengar panggilan dari Ayah nya.
" Iya Ayah, kenapa "?
Zahir berjalan menuju ke arah Shafia, ia langsung memeluk putri nya itu dengan sangat erat.
Sebenarnya ia tak benar benar tega membiarkan putri nya itu harus belajar di pesantren dan jauh dari rumah.
" Ayah sayang sama kamu Shafia, kamu jaga diri baik baik ya nak"? ucap nya dengan suara yang terdengar bergetar.
"Shafia juga sayang sama Ayah"
Shafia membalas pelukan erat sang Ayah, kemudian tersenyum pada Ayah nya.
* * * *
Shafia melihat satu persatu jajaran pintu yang ada di depan nya.
Ia memperhatikan nomor nomor yang tertera di masing masing pintu, Ia kemudian tersenyum saat melihat nomor yang sesuai dengan nomor yang ia cari.
Nomor 21, nomor yang ia cari sesuai petunjuk dari staf pesantren bahwa ia akan menempati kamar asrama nomor 21.
Langsung saja tangan Shafia bergerak untuk membuka pintu itu.
"Assalamu'alaikum! Shafia memberikan salam.
"Waalaikumsalam! jawab seorang perempuan berhijab merah yang tengah duduk di pinggiran tempat tidur.
Shafia tidak langsung masuk, ia masih berdiri di depan pintu. pandangan nya mengitari seisi ruangan itu.
Ia melihat ada dua kamar tidur bertingkat, empat lemari yang terbuat dari kayu, dua kipas angin dan dispenser yang ada di pojokan kamar.
"Kamu di kamar ini juga"? tanya perempuan berhijab merah itu menyadarkan Shafia.
" Iya, aku di kamar ini juga"
Pandangannya beralih pada perempuan berhijab merah itu, yang ia yakini adalah teman sekamar nya.
"MasyaAllah,, kamu cantik banget. kamu dari mana"? tanya perempuan itu yang sedari awal Shafia masuk sudah terlihat menatap kagum pada nya.
Shafia berjalan mendekati perempuan itu dan ikut duduk di pinggiran tempat tidur di seberang gadis itu.
" Aku dari solo, kenal kan nama ku Shafia. kalau kamu siapa"? tanya Shafia sambil mengulurkan tangan nya.
"Nama ku Nindi dari semarang"
Lalu datang dua perempuan teman kamar lain nya yang seperti nya habis dari kamar mandi, karena masih terlihat kedua nya menenteng handuk.
"Assalamu'alaikum, Nindi dia siapa"? tanya salah satu gadis itu.
" Nama nya Shafia, teman kamar kita yang baru" ucap nindi.
"Oh,,, salam kenal ya, semoga kamu betah di sini. nama ku Tiara"
"Nama ku Via" ucap gadis satu nya.
Setelah mereka berempat berkenalan, lanjut mereka berdiskusi tentang tempat tidur mana yang untuk Shafia dan hal hal penting yang mereka perlu.
Shafia merasa senang, karene teryata ia langsung mendapat teman di pesantren itu. tidak seperti dugaan nya tadi selama di perjalanan.
*Setiap teman baru adalah petualangan baru, awal dari cerita baru kita*
ditunggu session duanya, anaknya kembar buat kejutan abi n uminya.
end loh ini?
baik lah ...mksh ya kk ceritax
" mengejar cinta Allah, ga harus di pesantren bapak mu Gus " gitu sih