I Hate You, Mr. Lucifer

"Bisakah kita bicara??"

"Anda-,? apa kita pernah bertemu sebelumnya?"

Lexa mendadak melambatkan langkah kaki, ia memicingkan mata mencoba mengingat sesuatu tentang sosok pria bermata biru yang kini berdiri dihadapannya.

"E-ee-, apa kau tak mengingat, ku?"

"Entah! saya-,"

"Bandit jalanan! iya kau sempat menyelamatkan ku dari bandit jalanan yang hampir memeras ku sekitar satu Minggu lalu -, apa kau melupakan ku?" Cezard tersenyum canggung saat Alexa tetap menampilkan wajah datar.

"Aaa-ah!! saya mengingat nya! Anda sungguh terlihat berbeda dari saat itu, Tuan!" raut wajah Alexa seketika berubah, ia juga tampak menyunggingkan senyum dihadapan Cezard.

"Berbeda? apa aku terlihat aneh?"

"Tidak!! bukan seperti itu maksud saya! hanya saja Anda terlihat jauh lebih keren!!"

Lexa terkekeh dengan jemari yang membentuk isyarat OK, begitu pula dengan Cezard, pria itu kini dilanda euforia dalam dadanya karena sikap Alexa.

"Kenapa kau berada di tempat ini? apa kau sakit??"

"Tidak Tuan! saya kemari untuk mengantar seseorang-, astaga!! saya harus pergi sekarang! maaf mungkin lain kali kita bisa kembali berbicara! senang bertemu dengan mu, Tuan!!"

Lexa kembali melangkah lebar, ia bahkan berlari meninggalkan Cezard yang lagi-lagi membeku karena sikap ramah juga ceria dari seorang Alexa.

Dia tersenyum? kenapa rasanya diriku ingin selalu mengikutinya? tidak Cezard-, kau harus bisa menahan diri! jangan terlalu menampilkan obsesi mu pada gadis itu!

Cezard seketika memukul kepala, raut wajahnya kembali terlihat masam saat mata biru miliknya tak lagi mendapati sosok Alexa.

"Siapa namanya?? apa-apaan ini? kenapa diriku jadi plin-plan seperti ini?? aaaaaaggghhhh!!!"

****

"Bagaimana perkembangan kesehatan kekasih saya dokter? dia pasti bisa kembali berjalan seperti sebelumnya bukan?"

"Anda tenang saja, Nona! asalkan Tuan Lucifer bersedia untuk rutin melakukan terapi, saya yakin beliau pasti akan bisa berjalan normal seperti sediakala! meski memakan waktu yang cukup lama-, tapi saya yakin! semuanya pasti akan berhasil!" sang dokter berucap mantap sembari menatap Lucifer juga Alexa secara bergantian.

"Kau dengar sendiri bukan? dirimu pasti akan kembali berdiri tegak bahkan berlari seperti sebelumnya Tuan! percayalah padaku!!" Lexa sengaja berbisik tepat di telinga Lucifer sembari mengeratkan genggaman.

Lucifer yang merasakan ketulusan dalam setiap perkataan Lexa pun membuat pria itu turut mengusap lembut punggung tangan Alexa.

"Saya telah kembali meresepkan beberapa obat juga vitamin untuk Tuan Lucifer! Anda bisa mendapatkan nya di bagian apotek, Nona!"

"Terima kasih dokter! terima kasih atas bantuannya!" Lexa tersenyum santun, ia sedikit menundukkan kepala sebelum akhirnya mendorong kursi roda Lucifer untuk keluar dari ruangan.

"Haruskah kita kembali mengunjungi Blomshoore Bakery's setelah ini?"

"A-apa?? apa Tuan tidak lelah?"

"Aku ingin menikmati beberapa kue kuno yang sengaja dibuat oleh ayah mu, honey!"

Lexa tampak menghentikan langkah, ia kembali melangkah dihadapan Lucifer dan berlutut dihadapan sang majikan.

"Tapi Tuan-, kau belum diizinkan untuk mengkonsumsi terlalu banyak kopi-, saya ingat betul, Tuan menghabiskan hampir tiga gelas kopi saat menikmati ontbijtkoek!!"

"Apa benar begitu?? rasanya aku hanya memesan kopi dua kali!" Lucifer berucap remeh dengan menaikkan satu alis.

"Jangan membohongiku, Tuan!!! apa Tuan lupa siapa yang menjadi pengasuh mu selama 24 jam???" Lexa berucap ketus dengan bibir manyun.

"Baiklah! baiklah! aku akan memesan air putih nanti!" Lucifer membuang nafas kasar sebelum akhirnya mengedipkan satu mata saat ia kembali beradu pandang dengan Alexa.

"Bagus!! sebagai calon suami yang baik-, memang sudah seharusnya Tuan menuruti perkataan ku!!" Lexa melipat lengan sembari meninggikan dagu.

"Calon suami?? siapa juga yang ingin menikah dengan gadis galak seperti mu, Nona??"

"Apa?? jadi siapa yang selama ini merengek dan meminta saya untuk tetap berada di sisinya??" gadis itu seketika memalingkan wajah meski ia masih setia pada posisi berlutut.

"Mungkin pria gila yang selalu terkekang hingga ia merasa begitu kesepian! jadi dia membutuhkan dirimu untuk sedikit memberi warna dalam hidupnya, sweetheart!"

Tuan Lucifer? apa dia tak memiliki teman dekat selama ini? madam Levin juga nenek-, apa hubungan mereka benar-benar tidak sebaik itu? ada masalah apa sebenarnya di keluarga mereka?

Jemari berurat dari telapak tangan Lucifer yang kini terasa pada pipinya semakin membuat Lexa merasa iba terhadap pria yang kini bergantung hidup pada dirinya.