Pak Woto, petani sederhana di Banjarnegara, menjalani hari-harinya penuh tawa bersama keluarganya. Mulai dari traktor yang 'joget' hingga usaha konyol menenangkan cucu, kisah keluarga ini dipenuhi humor ringan yang menghangatkan hati. Temukan bagaimana kebahagiaan bisa hadir di tengah kesibukan sehari-hari melalui cerita lucu dan menghibur ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Esa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kejutan Malam dari Dashboard YouTube
Setelah seharian bekerja di ladang dan bersantai bersama keluarga, malam itu suasana rumah Pak Woto terasa tenang. Puthut sudah bersantai di depan TV, sementara Pak Woto duduk di teras sambil menyeruput teh hangat. Di dapur, Marni sedang sibuk menyiapkan camilan untuk keluarga. Tapi kali ini, pikirannya tidak sepenuhnya ada pada masakan.
Setelah selesai dengan camilan, Marni melirik handphone yang tergeletak di meja. Ada perasaan penasaran yang terus menghantui sejak siang tadi—tentang akun YouTube mereka. Ia tahu, konten-konten yang mereka unggah, mulai dari hasil panen hingga momen-momen jahil di ladang, semakin populer. Tapi seberapa besar pengaruhnya pada penghasilan mereka?
"Ah, coba buka dashboard YouTube ah," gumam Marni, penasaran.
Marni berjalan menuju ruang tamu, duduk di sofa, dan membuka aplikasi YouTube di handphone-nya. Ia masuk ke akun mereka dan langsung menuju ke dashboard. Begitu laman dashboard terbuka, matanya langsung terpaku pada angka yang tertera di sana.
"Astaga, Mas! Mas! Sini deh, lihat ini!" teriak Marni panik, sambil melambai-lambaikan tangannya ke arah suaminya.
Puthut yang sedang asyik menonton TV langsung kaget. "Ada apa, Cinta? Santai kenapa sih?" katanya sambil berjalan mendekati Marni.
"Ini, ini... Lihat penghasilan YouTube kita!" Marni menunjuk angka yang tertera di layar.
Puthut menatap layar handphone Marni dan langsung terbelalak. "Ya Allah! Ini beneran, yank? Kok bisa segini banyak?" katanya dengan nada tak percaya.
Marni mengangguk cepat. "Iya, ini beneran! Gila, penghasilan kita bulan ini lebih dari seratus lima puluh juta!"
Mendengar teriakan Marni, Pak Woto yang duduk di teras pun ikut penasaran dan masuk ke dalam rumah. "Ada apa, ada apa? Kalian teriak-teriak gitu, bikin Bapak penasaran aja."
Puthut langsung menyerahkan handphone ke Pak Woto. "Ini, Pak, lihat. Penghasilan YouTube kita melonjak jauh banget!"
Pak Woto yang awalnya tenang, langsung terkejut. "Hah? Ini beneran? Seratus lima puluh juta? Ya ampun, dari mana aja orang-orang nonton video kita ini?"
Marni tertawa kecil sambil memegang perutnya. "Mungkin dari video-video yang lucu-lucu itu, Pak. Yang waktu kita panen, trus pas Bapak isengin Puthut, sama video renang di kolam baru kemarin."
Pak Woto tersenyum penuh kebanggaan. "Wah, bener-bener nggak nyangka. Ternyata jadi petani sekaligus YouTuber bisa sekaya ini ya?"
Namun, tawa mereka terhenti ketika Puthut tiba-tiba berseru lagi. "Eh, tunggu deh. Ini subscriber kita juga nambah drastis, lho! Sekarang sudah lebih dari 800 ribu!"
Mendengar itu, Pak Woto hampir terjungkal dari kursi. "800 ribu? Ya Allah, ini gimana caranya bisa nambah secepat itu?"
Puthut tertawa sambil menggelengkan kepala. "Nggak tahu, Pak. Tapi sepertinya konten kita bener-bener viral di mana-mana. Mungkin karena kelucuan dan keunikan kehidupan kita di desa ini."
Marni menambahkan, "Iya, apalagi yang waktu Bapak isengin Puthut sama belut di ladang itu, banyak yang komentar katanya ngakak sampai perut sakit."
Pak Woto tersenyum puas. "Wah, kalau gitu Bapak harus sering-sering bikin video jahil nih. Siapa tahu bisa nambah subscribers lagi."
Mendengar rencana itu, Puthut langsung mengangkat tangan. "Wah, kalau soal jahil jangan ke saya lagi, Pak! Masih trauma sama belut kemarin. Nanti saya yang jadi korban terus."
Mereka semua tertawa lepas mendengar keluhan Puthut. Marni lalu menutup handphone-nya dan berkata, "Udah lah, malam ini kita rayakan aja. Kita kan baru tahu kalau YouTube kita makin sukses. Gimana kalau besok kita makan-makan di warung favorit?"
Pak Woto mengangguk. "Boleh juga tuh. Besok kita ajak Ibu Sisur juga, biar lengkap sekalian."
Tiba-tiba, Bu Sisur yang dari tadi sedang istirahat di kamar muncul ke ruang tamu. "Heh, ngomongin Ibu ya? Ibu ikut, dong!"
Puthut langsung nyengir. "Ya jelas dong, Bu. Kan kita mau rayain suksesnya YouTube kita. Penghasilannya udah ratusan juta, Bu!"
Mata Bu Sisur langsung membulat. "Wah, beneran nih? Ya ampun, kok bisa sebanyak itu?"
Pak Woto menjelaskan sambil tersenyum. "Iya, Bu. Ternyata video-video kita banyak yang nonton. Bahkan subscriber kita sekarang udah 800 ribu lebih!"
Bu Sisur tertawa kecil. "Ya ampun, ini Bapak sama Puthut tambah kaya aja nih."
Suasana malam itu benar-benar penuh dengan tawa dan kebahagiaan. Mereka merasa bersyukur atas semua rejeki yang mengalir tanpa henti. Keberhasilan mereka di YouTube menjadi buah manis dari kerja keras dan kreativitas sederhana yang mereka lakukan sehari-hari.
Namun, di tengah suasana bahagia itu, Marni tiba-tiba melirik dashboard YouTube lagi dan berkata, "Eh, tapi kita jangan lupa ya, besok tetap harus bikin konten baru. Siapa tahu subscriber bisa nambah lebih banyak lagi."
Pak Woto mengangguk setuju. "Betul, Mbak Marni. Kita harus terus konsisten bikin konten yang seru. Biar penghasilannya terus naik, siapa tahu bulan depan bisa lebih dari ini."
Puthut menambahkan dengan wajah serius. "Tapi nggak usah pake belut lagi ya, Pak."
Mereka semua kembali tertawa lepas, dan malam itu menjadi malam penuh kebahagiaan di rumah keluarga Pak Woto.
"Viral Sampai Istana - Pak Jokowi Tertawa Terpingkal-pingkal"
Malam itu, di istana negara, Pak Jokowi sedang menikmati waktu santainya setelah seharian menghadiri berbagai acara kenegaraan. Ia duduk di sofa sambil menyeruput teh hangat dan membuka aplikasi YouTube di tablet kesayangannya. Tiba-tiba, di beranda YouTube-nya, muncul sebuah video yang menarik perhatiannya. Judulnya cukup unik: "Panen Padi Seru, Sampai Kejadian Lucu di Ladang Pak Woto".
"Ini siapa ya? Kok bisa sampai muncul di beranda saya?" pikir Pak Jokowi sambil tersenyum kecil. Penasaran, ia mengklik video tersebut.
Video itu menampilkan keluarga sederhana yang sedang panen padi. Awalnya, Pak Jokowi menontonnya dengan santai, tanpa ekspektasi yang berlebihan. Namun, saat video menampilkan Pak Woto yang dengan jahil memasukkan belut ke dalam kaos anaknya, Puthut, suasana menjadi semakin kocak.
Belut yang meluncur masuk ke dalam baju Puthut membuat si anak melompat-lompat panik, teriak-teriak sambil berusaha mengeluarkan belut itu. Di tengah paniknya, Marni, yang sedang menggendong Kanza, ikut terbahak-bahak, sementara Pak Woto tertawa puas dengan keisengannya. Pak Jokowi, yang awalnya hanya tersenyum kecil, kini mulai tertawa.
"Hehe, jahil juga si bapak ini," gumam Pak Jokowi sambil mengusap dagunya.
Semakin lama ia menonton, semakin banyak kejadian lucu yang terjadi. Dari Puthut yang berlari-lari ke sana kemari mencoba mengusir belut, sampai kelucuan komentar-komentar Bu Sisur yang nyinyir tentang kenapa suaminya suka banget usil sama anak sendiri. Pak Jokowi akhirnya tak tahan, tawa kecilnya berubah menjadi tawa keras.
"Hahaha! Ini kocak banget! Nggak nyangka ada keluarga petani yang seru kayak gini," kata Pak Jokowi, menahan tawa yang hampir terlepas lagi.
Video itu berlanjut dengan Pak Woto yang berusaha menjelaskan bahwa bercocok tanam itu tidak hanya soal serius, tapi juga harus ada hiburan dan tawa. Bagaimana pun, hidup di desa harus dibuat bahagia meski dengan kesederhanaan.
Setelah video selesai, Pak Jokowi benar-benar terhibur. Ia segera membuka kolom komentar dan, tanpa ragu, mengetikkan beberapa kalimat:
"Wah, seru sekali panennya. Salam dari Istana! Tetap semangat ya, Pak Woto dan keluarga."
Sementara itu, di desa Masaran, Marni sedang duduk santai di rumah sambil menonton sinetron di TV. Tiba-tiba, ponselnya berbunyi. Notifikasi YouTube Studio muncul. "Ada komentar baru," gumamnya sambil membuka notifikasi tersebut. Namun, saat ia membaca siapa yang menulis komentar itu, matanya langsung membulat.
"Apaaa?!" serunya kaget, hingga hampir menjatuhkan ponselnya. Komentar itu benar-benar dari akun resmi Presiden Republik Indonesia!
"Puthut! Pak Woto! Sini cepet, ada yang gawat!" teriak Marni, suaranya memecah ketenangan rumah.
Puthut yang sedang di luar sibuk mengurus motor langsung berlari masuk. "Apa sih, yank, ribut-ribut aja. Ada apa?"
Pak Woto, yang baru saja duduk di teras untuk menikmati kopi sore, juga ikut masuk dengan alis mengernyit. "Kamu ini kenapa, nak? Kayak lihat hantu aja."
Marni gemetar, masih syok, sambil menyerahkan ponselnya ke Pak Woto. "Pak... Pak Jokowi komen di video kita! Lihat ini!"
Pak Woto, yang awalnya santai, langsung tersedak kopinya. "Hah?! Jokowi? Presiden Jokowi?! Masa sih?"
Puthut, yang penasaran, segera merebut ponsel dari tangan Pak Woto. Ia membaca komentar itu dengan mulut menganga. "Ya ampun, Pak... ini beneran Pak Jokowi! Lihat nih, ada centang birunya!"
Pak Woto terdiam sejenak, tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. "Ya Allah... sampai Pak Presiden aja nonton kita. Ini sih udah di luar dugaan."
Marni yang masih tidak percaya, mengusap-usap wajahnya. "Aku kira paling juga tetangga atau orang desa. Eh, ternyata Pak Jokowi! Gimana nggak kaget?"
Suasana di rumah berubah menjadi heboh. Semua terkejut tapi juga bangga. Bu Sisur, yang sedang menyiapkan nasi di dapur, mendengar keributan itu dan keluar dengan wajah penasaran. "Eh, ribut-ribut apaan? Kalian ini kok kayak orang ketiban rejeki nomplok."
Pak Woto tertawa geli sambil menjawab, "Bu, kita beneran ketiban rejeki nomplok! Video kita ditonton Pak Jokowi, lho!"
Bu Sisur yang awalnya tenang, tiba-tiba ikut terkejut. "Pak Jokowi? Presiden itu? Kok bisa?"
Marni langsung menjelaskan sambil menunjukkan ponselnya lagi. "Iya, Bu! Nih lihat, dia komen di video panen kita kemarin. Ternyata Pak Jokowi nonton sampai selesai."
Bu Sisur langsung tertawa terbahak-bahak. "Ya ampun! Sampai Pak Presiden aja nonton kita. Wah, makin terkenal dong kita sekarang!"
Puthut yang masih memegang ponsel, tiba-tiba berseru lagi. "Eh, tapi nggak cuma itu. Video kita sekarang trending di YouTube, Bu. Liat nih, views-nya langsung meledak! Gila, ini udah jutaan!"
Pak Woto yang mendengar itu langsung berdiri sambil berkacak pinggang. "Wah, kalo gini sih, kita harus bikin video lebih banyak lagi. Siapa tau besok-besok kita diajak ke Istana buat sharing soal panen padi, hahaha!"
Mereka semua tertawa terbahak-bahak. Puthut yang masih terkejut dengan popularitas mendadak mereka, hanya bisa menggelengkan kepala. "Nggak nyangka, ya, Pak. Dulu kita cuma iseng-iseng bikin video panen, eh, sekarang sampai trending nomor satu."
Pak Woto menepuk bahu Puthut. "Makanya, Nak. Kalo bikin sesuatu dari hati, hasilnya pasti akan bikin orang lain ikut bahagia. Ini buktinya."
Malam itu, keluarga Pak Woto duduk bersama di teras, menikmati momen kebahagiaan yang tak disangka-sangka. Dari sebuah desa kecil di Banjarnegara, mereka kini dikenal banyak orang, bahkan sampai istana negara.
Marni yang masih memegang ponselnya, tersenyum kecil. "Besok-besok kita harus bikin video yang lebih lucu lagi, siapa tau Pak Jokowi ketawa lebih keras."
Puthut mengangguk setuju. "Iya, sayang. Siapa tau nanti Pak Jokowi komen lagi, 'Ajak dong saya panen bareng!'"
Pak Woto tertawa terbahak-bahak. "Wah, kalau sampai gitu, kita pasti viral se-Indonesia!"
Dan begitu, malam itu ditutup dengan tawa dan kebanggaan, mereka siap menghadapi hari-hari ke depan dengan semangat baru sebagai keluarga petani yang... viral sampai ke beranda presiden.