Tragedi Dimalam Pertama

Azra membuang pandangannya kearah lain karna tak bisa menyembunyikan wajahnya yang Semerah tomat.

" Za kamu kenapa?" Tanya Natan dengan santainya seolah ia tak melakukan apapun yang membuat istrinya tersipu.

" Em itu bang,Abang pake baju dulu." ucap Azra masih memalingkan wajahnya.

" Oh,iya maaf za Abang lupa bawa baju ganti." Ucap Natan.

Natan berjalan melewati Azra yang memang berdiri didepan pintu.Bau harum dari tubuh Natan tercium hingga keindra penciuman Azra membuat Azra hampir hilang kesadaran.

" Za boleh Abang minta tolong?" Tanya Natan saat Azra hendak keluar kamar karena tak ingin melihat suaminya berganti pakaian.

" Em,iya bang apa?"

" Sepertinya ada semut dipunggung Abang,ini sangat tidak enak sekali." Ucap Natan yang memang tak bisa menjangkau punggungnya.

Dengan langkah pelan Azra mendekati suaminya,berada dibelakang Natan semakin membuat Azra merasakan tak nyaman dengan detak jantungnya.

Harum dari tubuh Natan kian terasa,Azra mematung sejenak entah bagaimana dia akan mengambil semut yang memang berada dipunggung Natan.Entah dari mana datangnya semut itu kenapa sampai berada dipunggung suaminya.

" Za ko diem,ambil!" tita Natan.

" Em,iya bang." Ucap Azra.Dengan ragu tangannya terulur kepunggung suaminya dan ia mengambil serangga kecil yang ada dipunggung suaminya.

" Awh" Jerit Azra kala serangga kecil itu menggigit jarinya.Bukan karna rasa sakitnya namun karena kaget akan gigitan tersebut.

" Nah tuh mulai dah tuh si Abang ganteng sama Azra." Ucap Jamilah yang tak sengaja mendengar karna dinding kamar Azra bersebalahan tepat dengan kamar Jamilah.

Jamilah yang biasanya asik dengan earphone ditelinga kini tak lagi tertarik dengan benda itu,ia lebih tertarik ingin mendengarkan kegiatan yang terjadi dirumah sebelahnya.

" Ini yang gue tunggu,penasaran banget sama suara desahan mba Azra.Kira-kira gaya katak kencing yang dibilang Abang ganteng dipraktekkan tiap malem gak ya.Aduh aku si terlalu sibuk dengan lagu-lagu ambyar dari bunda Happy semara." cicit Jamilah.

Janda berambut pirang itu kini mulai mendekat kearah tembok dan berusaha mendengarkan pergerakan apa yang terjadi dikamar sebelah.

" Yah ko hening sih!" Ucapnya lagi.

Sementara yang terjadi dikamar sebelah tak seprti yang Jamilah harapkan.

" Kenapa za!" Natan membalik tubuhnya dan sialnya handuknya justru melorot tepat didepan Azra membuat Azra kembali berteriak.

" Aaah,be-besar sekali!" Teriak Azra spontan karna melihat benda panjang yang tampak gagah perkasa dengan mode on.

Natan secepat kilat menyambar handuknya yang sudah dilantai.

" Tahan za!" Ucap Natan yang menyuruh Azra tetap menutup matanya dengan kedua telapak tangannya.

Dikamar sebelah Jamilah sampai menempelkan telinganya ketembok karna rasa penasarannya dengan kegiatan dikamar sebelah.

" Hah ko suruh ditahan si,apa mereka baru mau malam pertama?Tadi Azra bilang besar,waah sudah kuduga.Bang ganteng itu pasti miliknya sangat besar,uuh enak banget jadi MB Azra.Duh ko aku jadi ser ser gini sih!" Kikik Jamilah seorang diri.

Berbeda dengan jamilah,Natan justru kini tampak malu karena benda pusakanya terlihat oleh sang istri yang sebenarnya sangat halal jika melihatnya.

" Maafkan Abang za,oh ya apa itu sakit?" Tanya Natan setelah memakai celana dan juga kaosnya.Ia meraih tangan Azra yang sedikit bentol karna gigitan semut yang ia ambil dari punggung Natan.

" Sedikit bang." Ucap Azra malu-malu karna teringat sesuatu yang baru saja dia lihat.

" Za,tadi apanya yang besar?" goda Natan membuat Azra semakin tersipu.

" Burungnya." Celetuk Azra namun Azra cepat-cepat membekap mulutnya dengan punggung tangannya sendiri.

" Burung? Burung yang mana?" Goda Natan sembari menarik turunkan alisnya.

" Ish apaan si bang,maksud aku semutnya tadi besar banget sampe gigitannya bikin aku sakit." dusta Azra sembari menyembunyikan wajahnya yang sudah semerah tomat.

Berbeda dengan yang terjadi dikamar itu Jamilah yang mendengar hanya samar-samar salah mengartikan ucapan Azra.

" Oh,jadi mereka baru malam pertama.Hi hii pasty si Azra lagi ngerasain sakit gurih-gurih nyoy. Aduuh jadi inget waktu malam pertama sama bang Boim." Kekeh Jamilah kala mengingat malam pertamanya dengan mendiang suaminya.

...****************...

Hilman masih terus mengulang rekaman cctv dirumahnya.Ia terus memperhatikan bagian yang mengarah kerumah Abrar.

Ia terus memperhatikan gerak-gerik ketiga orang yang berpakaian serba hitam itu.Memang sangat jelas terlihat ketiga orang itu masuk dengan melakukan sesuatu pada pintu rumah Abrar dan terlihat keluar dengan tergesa-gesa setelah beberapa saat.

" Pah,apa papah yakin kalau saudara Abrar meninggal karena pembunuhan?" tanya Gisel.

" Mungkin saja ma,banyak kejanggalan yang terlihat disini.Yang membuat papah tak habis fikir kenapa mereka tidak mengust kasus ini dan malah menutup rapat kasus pembunuhan seprti ini.Apa ini ada unsur kesengajaan atau ada motif lainnya?" Gumam Hilman seorang diri.

Ia terus mengawasi rekaman cctv tersebut,ia bahkan mengcopy bagian yang memperlihatkan dengan jelas mobil jip dan Hilman mengirim copyan tersebut pada salah seorang anak buahnya.

" Mah ambilkan ponsel papah!" Titah Hilman.

Gisel bangkit dari duduknya dan ia berjalan menuju kenakas tempat suaminya mencharger ponselnya.

" Ini pah!"

Hilman meraih ponselnya dan tampak berselancar sejenak dikontak pencarian nama sebelum akhirnya berhenti pada satu nama.

" Hallo,tolong cari siapa pemilik mobil yang ada direkam vidio yang sudah saya kirim.Saya tunggu secepatnya karna itu sangat penting." Ucap Hilman saat panggilannya sudah tersambung.

Tak terdengar jawaban apa yang diucapkan oleh seseorang disebrang telfon namun kini Hilman sudah mematikan sambungan telfonnya secara sepihak.

" Pah,apa kita tidak masalah jika kita terlalu ikut campur dengan maslah mereka.Keluarga saja menutup rapat kasus ini tapi kenapa papah seprtinya begitu tertarik dengan kasus ini?" tanya Gisel tampak penasaran,ia juga takut suaminya terlibat masalah karna kasus tersebut.

" Mah,dengar papah baik-baik.Ini bukan hanya tentang kematian seseorang.Tapi ini menyangkut sebuah masalah besar yang perlu diungkap.Mamah tau,beberapa orang sering mengalami menjadi korban perampokan kala rumah mereka kosong dan perampoknya selalu lolos karna kecerdikan mereka yang sama sekali tak meninggalkan jejak.Mereka juga tak terlacak dalam rekaman cctv.Entah bagaimana cara kerja neraka sampai tak terendus sama sekali,Papah harus bisa mengungkap kasus ini karna mungkin mereka adalah pelaku yang selama ini menjadi incaran polisi." Jelas Hilman membuat Gisel mengangguk faham.

...****************...

Pagi-pagi sekali Azra dan Natan sudah bangun.Setelah melaksanakan kewajiban sebagai umat beragama Islam Azra kini tampak berkuat didapurnya untuk membuat sarapan untuknya dan Natan.

Sementara Natan terlihat asik menikmati secangkir teh chamomile favoritnya.Natan memang lebih suka meminum teh dipagi hari,kopi adalah minuman andalannya saat ia tengah pusing dan banyak masalah.Natan dan kedua sahabatnya memang sangat anti dengan minuman beralkohol dan minuman bersoda.Jadi saat mereka pusing menghadapi masalah atau galau mereka minum kopi sampai kenyang dan itu yang sering mereka sebut dengan mabok kopi.