Tragedi Dimalam Pertama
" Sempurna,kamu terlihat sangat cantik malam ini sayang." ucap Abrar Malik kala melihat istrinya keluar dari dalam kamar mandi dengan memakai lingerie berwarna hitam yang memperlihatkan lekuk tubuhnya yang indah.
" Kemarilah sayang,duduklah dipangkuan suamimu." Ucapnya lagi sembari menepuk kedua pahanya.
Azra yang merasa gugup dan malu menyilangkan kedua tangannya untuk menutupi bagian dadanya yang menjulang.
" Aku malu mas!"Lirih Azra.
" Kenapa harus malu sayang,aku ini suamiku.Aku berhak melihatnya itu halal untukku za." Mendengar ucapan suaminya Azra yang tadinya terlihat tegang lantas mendekat dan duduk dipangkuan suaminya sesuai dengan yang diinginkan suaminya.
Abrar menyingkap rambut panjang Azra yang menutupi leher jenjangnya.
Ahhhhh
Suara itu lolos dari mulut Azra kala Abrar mengendus dan mnghujami lehernya dengan ciuman.Tak hanya itu tangan nakalnya sudah menyibak bagian bawah kain yang menutupi area sensitif istrinya.
Greeep
Buruk
Abrar menarik pinggang sang istri hingga istrinya itu jatuh tepat diatas tubuhnya.Bagian dada yang cukup besar dan padat itu terlihat sangat menggoda saat menekan dada suaminya.
" Terimakasih sayang,aku sungguh tidak menyangka akhirnya kamu menjadi milikku seutuhnya.Aku sangat bersyukur karna sampai detik ini kamu masih setia bersamaku.Tiga tahun bukan waktu yang sebentar untuk kamu menungguku pulang bertugas."
Cup cup cup
Abrar tiada hentinya mengecup dan mencium wajah sang istri membuat Azra merasa sangat dicintai suaminya.
" Sudahlahmas,sudah berapa kali kamu mengatakan hal ini.Yang terpenting sekarang aku sudah bersamamu dan aku akan selalu mendampingimu, menemanimu sampai maut memisahkan kita."
Euuhhhhh
Tangan nakal Abrar yang sudah bergerilya membuat desahan Azra lolos kembali.
" Aku sangat sangat mencintaimu sayang,bila Tuhan mengambil nyawaku malam inipun aku sangat ikhlas karna aku sudah bisa memilikimu."
Cup
Azra mengecup bibir Abrar dan menahannya sedikit lama disana.
" Jangan katakan apapun lagi,jangan ulangi kata-katamu lagi.Kita akan hidup 1000 tahun lagi dalam bahtera rumah tangga yang bahagia."
Greep
Azra memeluk suaminya dengan erat,sesaat hatinya berdesir dengan apa yang suaminya katakan.
Sementara dibelahan bumi yang lain Natan dan ketiga temannya baru saja sampai kemarkas tempat biasa mereka berkumpul dan menyusun strategi untuk setiap misi yang mereka akan jalankan.
" Apa informasi yang kamu dapatkan dari kompleks yang ada di blok d26 tentang rumah baru itu?" Tanya Natan pada Fandi seseorang sekaligus sahabat yang ditugaskan mengintai setiap target baru mereka.
" Rumah baru itu kemungkinan kosong karena pemiliknya baru saja melangsungkan pernikahan.Mungkin mereka baru akan kembali dua sampai tiga hari lagi karna sudah jelas pengantin baru itu melakukan bulan madu belah durian.Pfttttt!"
" Memangnya pengantin baru harus belah durian? Kalau saya mah ogah,mending mesra-mesraan sama istri dan menikmati apem istri.Hahahaaa!" Kelekar Ardi.
" Ck,kita ini sedang bicara serius untuk misi kita malam ini.Jangan becanda,ingat kapan kita harus becanda dan kita harus serius.Jangan sampai kita salah informasi,darimana kalian tau jika mereka pergi berbulan madu.Bagaimana jika mereka melakukan malam pertama dirumah mereka yang baru." Ucap Natan.
Mereka bertiga lantas pergi meninggalkan marakas dengan mengendarai mobil jib.
Natan mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi lantaran ia tidak mau melewatkan kesempatan yang sudah lama mereka tunggu.
Mobil berhenti tepat didepan sebuah rumah mewah dengan pagar menjulang tinggi.
Klek klek
Tiga orang yang mengenakan pakaian serba hitam lengkap dengan penutup wajah itu berhasil membuka pintu pagar.Setelah dirasa aman mereka lantas masuk menyusup kedalam.
Nasib beruntung memang sangat berpihak kepada mereka,selain rumah baru itu belum memiliki seorang satpam rupanya kamera cctv dirumah tersebut belum selesai terpasang disetiap sudut rumah.
Rumah yang Abrar tempati adalah rumah baru yang dibeli Abrar dari hasil kerja kerasnya.Rumah itu sengaja dibangun untuk ia tinggali bersama istrinya Azra.
Rumah yang belum benar-benar siap ditempati itu rupanya sudah menjadi incaran ketiga Natan dan kedua temannya.
Natan dan kedua temannya tidak pernah kekurangan materi,mereka merampok rumah-rumah mewah dan menggasak sebagian harta mereka untuk dibagikan kepada anak-anak jalanan dan juga orang-orang yang tidak mampu.Bahkan dari hasil rampasan tersebut Natan dan kedua temannya memiliki rumah singgah dan mereka memiliki lebih dari 100 anak asuh.
Klek klek
" Berhasil!"
Ucap Ardi yang sudah berhasil membobol kunci rumah Abrar dalam kurun waktu kurang dari lima menit.
Mereka bertiga saling tatap,detik berikutnya mereka masuk kedalam rumah dan tak lupa menutup pintunya kembali agar tidak mengundang kecurigaan dari luar.
" Kita bagi tugas,kamu dibawah Tan aku dan Ardi akan naik keatas." Ucap Fandi.
Ardi dan Fandi mengendap naik keatas menuju ruangan dilantai atas sementara Natan mulai mencari barang berharga disetiap ruangan yang ada dilantai satu.
Sementara didalam kamar Azra dan Abrar yang hampir melakukan penyatuan mendengar suara langkah kaki yang mendekati kamar mereka.
" Mas,seprtinya ada orang lain dirumah ini.Apa mereka perampok?" Ucap Azra sembari menutup tubuhnya dengan selimut tebal.
" Ssttttt diamlah,pakai bajumu bersembunyi lah didalam kamar mandi biarkan mas yang keluar melihat siapa yang sudah berani menyelusup dan mengusik malam pertama kita." Ucap Abrar sembari menyambar piyama yang terletak tak jauh dari tempat tidurnya.
klek klek
braaak
" Sial! Siapa kalian?" hardik Abrar saat melihat dua orang yang sudah berdiri didepan pintu kamarnya.
" Oh shiiit! Brengsek!" Ardi dan Fandi saling tatap seolah mereka tengah bertelepati lewat tatapan mata.Detik berikutnya Fandi menganggukan kepalanya.
Slaash
Bugh
Satu pukulan mendarat diwajah abrar membuat Abrar sedikit terhuyung kebelakang.
Perkelahian tak dapat dihindari,mereka saling pukul dan saling serang.Sementara Azra hanya berdiri mematung dengan kaki gemetar melihat perkelahian antara suami dan kedua orang yang menyelinap masuk kedalam rumahnya.
Azra mengingat baik pesan suaminya sebelum keluar agar tidak berteriak ataupun mengeluarkan suara apapun karna Abrar tidak ingin Azra juga dalam bahaya.
Natan yang mendengar keributan dilantai atas langsung berlari menaiki tangga namun sayang saat Natan sampai keatas Abrar sudah dalam keadaan bersimbah darah.
Fandi membuang gagang fas bunga yang tak sengaja ia pakai untuk menimpuk kepala Abrar.
Fandi melakukan itu untuk melindungi Ardi yang hendak terkena tusukan senjata tajam yang dibawa oleh Abrar.
" Astaga,apa kamu sudah membuatnya?" Bisik Natan dengan suara yang lirih namun penuh ketegasan.
Fandi dan Ardi yang panik lantas berlarian turun kebawah dan pergi menuju mobilnya.
Natan maju selangkah untuk memastikan Abrar tewas atau masih bisa diselamatkan.Namun langkahnya terhenti kala ia melihat wajah yang sangat ia kenal.
" Di-dia?" Meskipun dalam gelap Natan dapat mengenali wajah sepupunya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
🌟~Emp🌾
wah, seru kayak nya nih
2024-07-24
1
F.T Zira
skip baca gak??? 🫣🫣 tapi nanggung🫣🫣
2024-07-21
1
F.T Zira
batu awal baca udah di suguhin yg begini.....🫣🫣🫣
2024-07-21
1