Kecelakaan besar yang disengaja, membuat Yura Afseen meninggal dunia. Akan tetapi, Yura mendapat kesempatan kedua untuk hidup kembali dan membalas dendam atas perbuatan ibu tiri beserta adik tirinya.
Yura hidup kembali pada 10 tahun yang lalu. Dia pun berencana untuk mengubah semua tragedi memilukan selama 10 tahun ke belakang.
Akankah misinya berhasil? Lalu, bagaimana Yura membalas dendam atas semua penindasan yang ia terima selama ini? Yuk, ikuti kisahnya hanya di noveltoon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sensen_se., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 35 : AYAH?
Calvin yang bertugas mengurus pernikahan sang bos, membutuhkan tanda tangan Rehan untuk salah satu persyaratannya. Sengaja datang pagi-pagi sekali agar bisa bertemu dengan pria paruh baya itu. Akan tetapi, ia justru disuguhi drama oleh ibu tiri Yura. Tidak ingin gegabah, ia segera melaporkan kejanggalan pada bosnya.
“Sepertinya terjadi sesuatu dengan Tuan Rehan,” ucap Calvin masih menatap rumah tersebut.
“Katakan!” titah Zefon tegas di seberang sana.
“Saya mendengar ada suara seseorang yang dibekap. Dan istrinya memaksa untuk tanda tangan pengalihan aset-aset Tuan Cullen atas namanya. Saya curiga ....”
“Tetap disitu, Cal! Hentikan jika ada seseorang yang datang. Aku segera ke sana!” tukas Zefon memotong ucapan sang asisten.
“Ba....” Calvin mendesaah kasar ketika sambungan telepon terputus begitu saja.
...\=\=\=\=000\=\=\=\=...
Zefon masih tenang usai menerima telepon itu, meskipun sebenarnya panik. Tetapi, ia tidak ingin menunjukkannya pada Yura ataupun sang mama yang kini sedang menikmati sarapan mereka sambil bersenda gurau. Ia kembali bergabung dengan dua wanita itu.
“Ma, pilih gaunnya kita tunda besok ya. Aku mau ajak Yura ke suatu tempat,” ucap Zefon memotong ucapan ibunya.
“Ke mana, Ze?” Cheryl memicingkan mata penuh curiga.
“Rahasia.” Zefon kembali melanjutkan sarapannya yang sempat terjeda.
Cheryl hanya mendecak kesal, anaknya satu itu memang penuh rahasia. Sudah tidak terkejut lagi seharusnya. “Baiklah, jangan macam-macam!” ancam wanita itu dengan sorot mata yang tajam.
Zefon hanya menjawab dengan senyum tipis. Ia tidak ingin banyak bicara. Sedangkan Yura sangat penasaran, mencari jawaban dengan menatap lekat lelaki itu. Tapi percuma, karena sama sekali tidak mendapat petunjuk. Ia masih belajar membaca mimik muka pria itu. Sayangnya Zefon terlalu datar untuk ditebak.
...\=\=\=\=000\=\=\=\=...
“Kita mau ke mana?” tanya Yura ketika mobil mewah yang ia tumpangi mulai melaju dengan kecepatan tinggi.
“Rumah ayah kamu. Kita harus menyelamatkannya,” ucap Zefon dengan nada serius.
Manik Yura membeliak dengan sempurna. Mulutnya menganga, dadanya berdegup dengan sangat kuat. “A ... apa yang terjadi dengan ayah?” tanya gadis itu, wajahnya mulai pias. Kekhawatiran akan mimpinya semakin menyergap hatinya.
“Belum pasti. Makanya kita harus memastikan. Ibumu berencana mengalihkan semua aset-aset atas namanya," papar Zefon sesuai laporan yang ia terima.
“Ya, itu memang rencananya dari dulu,” lirih gadis itu menundukkan kepala.
Suara lirih itu masih tertangkap di telinga Zefon. Menoleh sekilas, meraih jemari Yura dan menggenggamnya. Seolah memberi isyarat bahwa semua akan baik-baik saja. Tangan lainnya mengendalikan setir mobil dengan lihai sembari menambah laju kecepatan.
Hanya butuh lima belas menit, Zefon berhasil menghentikan mobilnya tepat di depan mobil Calvin. Melihat sang bos sudah tiba, Calvin bergegas menghampiri.
“Tuan,” sapanya setelah membukakan pintu untuk Zefon.
“Tunjukkan di mana ruangan yang kamu curigai, Cal!” titah Zefon yang segera diiyakan oleh sang asisten.
Yura sendiri langsung berlari dengan kaki jenjangnya, tanpa menunggu calon suami beserta calon asistennya. Gadis itu menekan bel dan mengetuk dengan tak sabar.
“Bi! Buka pintunya!” teriak Yura mengetuk pintu dengan brutal.
“Minggir!” Zefon menarik lengan Yura dan sedikit memundurkan dari pintu utama. Saling bersitatap dengan Calvin yang mengangguk serentak.
Dua pria itu segera mendobrak pintu dengan kompak. Dalam dua kali tendang, pintu yang sempat terkunci itu berhasil terbuka.
“Ayah! Ayah di mana?” teriak Yura.
“Nona! Sebelah sini!” tunjuk Calvin pada sebuah ruangan tak jauh dari ruang tamu.
Tora yang mendengar lengkingan suara Yura dan dobrakan pintu hendak menghampiri. Akan tetapi, saat melihat dua lelaki tampan yang begitu gagah, ia segera bersembunyi di balik dinding sembari mengintip. Matanya mendelik, detak jantungnya semakin tak terkendali.
Calvin langsung menendang pintu tersebut dengan sekuat tenaga, tidak begitu sulit baginya. Pemandangan menyayat hati langsung menyapa mereka bertiga.
“Ayah!” pekik Yura segera berlari menghampiri. Air matanya terburai dari kedua netra indahnya.
Bersambung~
Mampir juga di sini ygy. Cocok nih yang suka ngeri-ngeri sedep 😘
The Las Vampir Hunter by Lady Mermad