NovelToon NovelToon
Pembalasan Alena

Pembalasan Alena

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Identitas Tersembunyi
Popularitas:277.4k
Nilai: 4.9
Nama Author: Nurul Senggrong

Alena merupakan putri dari pasangan Abimanyu dan Zahra. Abimanyu merupakan pengusaha yang sangat sukses. Kekayaannya tidak main-main. Mungkin sampai tujuh turunan kekayaan itu tidak akan habis.

Alena merupakan anak tunggal. Dia selalu dimanja dan dilimpahi kasih sayang yang berlimpah. Meski begitu tidak membuat Alena menjadi sombong.

Kehidupan Alena berubah seratus delapan puluh derajat semenjak tragedi yang menimpah keluarganya.

Kedua orang tua Alena terbunuh saat mereka sedang merayakan ulang tahun Alena yang ke tujuh belas tahun. Keduanya di tembak di depan matanya.

Alena sendiri berhasil selamat dari kejaran pembunuh, karena loncat kedalam jurang. Beruntung nyawanya masih bisa terselamatkan.

Bagaiamana Alena melanjutkan hidupnya?

Akankah ia berhasil membalas orang yang sudah membunuh kedua orang tuanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurul Senggrong, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Makan malam bersama

Alena merendam tubuhnya di dalam Bath up yang sudah di beri aroma terapi. Tubuhnya merasa kembali rileks setelah bekerja selama seharian.

Selama bekerja tadi keduanya bersikap profesional. Sebenarnya banyak yang ingin Arka tanyakan pada Alena. Tapi karena gengsinya terlalu tinggi membuatnya menahan keinginan itu.

Selesai berendam Alena membilas tubuhnya di bawah shower. Kemudian membalut tubuhnya menggunakan handuk kering yang sudah tersedia di kamar mandi. Setelah tubuhnya kering, barulah Alena memakai baju yang sudah ia persiapkan sebelumnya.

Alena sudah terbiasa mengganti pakaian di dalam kabar mandi. Padahal sebelum tragedi itu terjadi ia memiliki ruang ganti sendiri.

Alena keluar dari kamar mandi dengan pakaian yang sudah lengkap. Ia mengambil mukena dari dalam lemari dan menggelar sajadah. Tadi sepulang bekerja ia belum sempat menunaikan ibadah sholat ashar.

Alena berusaha untuk menunaikan sholat meski terlambat. Dia merasa hatinya merasa lebih tenang setelah beribadah.

Ting tong ting tong

Bunyi bel menghentikan langkah Alena yang hendak pergi ke dapur. Dia bertanya-tanya siapa yang datang mengunjungi nya. Tidak mungkin Daffa karena Daffa dan istrinya telah kembali ke Bandung. Selain Daffa dan sang istri tidak ada yang mengetahui jika ia tinggal di apartement itu.

Alena bergegas pergi ke depan untuk mengetahui siapa tamu yang sedang berkunjung. Wajah Alena langsung shock begitu mengetahui tamu yang sedang berkunjung.

"Kok Tuan bisa ada di sini? " tanya Alena heran. Ia menatap Arka yang berdiri di depannya dengan bingung. Kenapa Arka bisa mengetahui apartemennya?

"Setidaknya biarkan aku masuk lebih dulu. Bukannya malah bengong di tengah jalan," ucap Arka tanpa menjawab pertanyaan Alena.

Arka masih menggunakan pakaian yang ia kenakan tadi. Penampilannya nampak kusut dan acak-acakan. Meski begitu tak mengurangi kadar ketampanannya.

Alena tidak berniat untuk memasukkan Arka ke dalam apartemen. Selain tidak pantas, Alena juga merasa takut dengan apa yang akan dilakukannya.

"Maaf Tuan, tapi saya sedang tidak menerima tamu, " tolak Alena tanpa pikir panjang.

"Sebentar saja, " pinta Arka dengan sendu.

"Tuan bisa mengatakan apa yang ingin anda katakan disini, " ucap Alena yang tetep kekeh tidak membiarkan Arka masuk kedalam apartemen. Namun Arka juga tidak menyerah begitu saja. Dia memikirkan ide yang cocok agar tidak disuruh pulang.

"Ada yang harus kamu kerjakan. Sebenarnya bisa saja aku langsung mengirimkannya melalui emai. Berhubung tadi aku berada di gedung ini, sekalian aku mampir ke sini."

Arka mengeluarkan berkas yang ada didalam tas kerjanya. Untung tadi membawanya.

"Kok Tuan bisa tahu jika Aku tinggal disini? "

"Sepertinya kamu lupa siapa yang sudah membawamu tinggal disini, " sindir Arka.

"Jadi Tuan Daffa yang memberi tahu tempatku tinggal? "

"Siapa lagi."

Mau tidak mau Alena pun mengijinkan Arka masuk kedalam apartemennya. Dia mempersilahkan Arka untuk duduk di sofa. Kemudian Alena pergi kedapur untuk membuatkan secangkir kopi.

Alena membuat kopi sesuai selera Arka. Arka memberitahu secara langsung takaran kopi kesukaannya. Untungnya kemarin saat berbelanja Alena membeli persedian kopi bubuk.

"Silahkan Tuan, " ucap Alena dengan sopan. Kemudian ia duduk di sofa yang ada dihadapan Arka.

"Terimakasih, tapi bolehkan Aku meminta makanan? " pinta Arka menebalkan mukanya. Perutnya meronta-ronta ingin segera diisi. Selain itu ia ingin menghabiskan waktu lebih lama lagi bersama Alena.

Sebenarnya Arka merasa mimpi bisa bertemu Alena kembali setelah delapan tahun berlalu. Apalagi Arka hadir dalam pemakaman Alena palsu.

"Tuan Arka tidak sedang bercanda kan? " tanya Alena heran.

"Kenapa harus bercanda. Kamu itu asisten ku. Pasti kamu tahu kan apa yang harus dilakukan oleh seorang asisten? Aku juga sudah bilang di awal, jika kapanpun aku butuh kamu harus sudah siap, " ucap Arka mengingatkan percakapannya tadi pagi. Wajah Alena nampak memerah menahan emosi. Andai Arka bukan atasannya, ingin rasanya Alena menonjok wajah tampannya.

"Akan Saya usahakan Tuan. Kalau begitu saya tinggal ke dapur sebentar. Anda bisa tunggu disini sebentar. "

"Oke! "

Alena pergi kedapur. Berhubung ia kedatangan Arka , maka Alena menambah porsi masaknya.

Alena memilih masakan yang simple. Dia mengambil seikat sayur kangkung untuk di tumis. Dia juga mengambil tempe dan juga tahu yang ada di dalam kulkas untuk di goreng. Telur balado yang tadi pagi ia masak juga masih tersedia. Untungnya masih ada nasi yang tersisa .

Alena memasak dengan cepat. Arka yang diam-diam mengikutinya dari belakang merasa terpukau. Dia tidak menyangka jika gadis yang terkenal manja dahulu bisa mandiri.

Melihat hasil masakan Alena, perut Arka yang sebelumya sudah lapar kini tambah keroncongan. Namun ia harus sabar sampai pemilik rumah mempersilahkan.

Arka kembali ke depan takut kepergok oleh Alena. Padahal Alena sejak tadi mengetahui keberadaannya. Hanya saja Alena bersikap seolah-olah tidak menyadarinya.

Arka kembali duduk di sofa yang tadi ia duduki. Ia mengambil ponsel dari dalam sakunya untuk mengirim pesan pada sang Mama. Namun ponselnya lebih dulu berdering. Nama sang Mama tertera di layar ponsel. Arka pun menerima panggilan tersebut.

"Halo Ma, " sapa Arka dengan lembut.

"Kamu ada dimana, kok sampai jam segini belum ada di rumah? " tanya Nyonya Nadin khawatir.

Arka memang setiap hari pulang selalu tepat waktu. Seandainya ada keperluan pun Arka akan pulang terlebih dahulu. Namun jika tidak sempat pulang ia akan menghubungi orang rumah.

"Maaf. Arka masih ada urusan sebentar. Ada berkas yang masih harus Arka kerjakan. Maaf belum sempat memberi kabar. "

"Sudah makan? "

"Baru saja. "

"Baiklah.Jangan lupa ibadahnya di sempatkan. Jangan hanya kerjaannya saja, " pesan Nyonya Nadin.

"Siap Ibu Ratu. "

"Kalau begitu Mama tutup dulu telponnya. Assalamualaikum. "

"Waalaikumsalam."

Tak lama kemudian Alena kembali ke depan. Makanan yang ia masak telah matang dan sudah ia siapkan di ruang makan. Dia mengajak Arka untuk makan malam bersama.

"Mari kita makan dulu Tuan, " ajak Alena dengan datar. Namun Arka tidak mempermasalahkannya.

Arka mengikuti Alena dari belakang. Kemudian duduk di salah satu kursi yang masih kosong.

"Silakan Tuan. Maaf jika rasanya tidak sesuai ekspektasi, " ucap Alena.

"Ambilkan! "

"Memangnya kedua tangan Tuan sudah tidak berfungsi lagi? " sindir Alena dengan cemberut. Entah kenapa ia merasa Arka makin cerewet. Padahal Arka yang ia kenal irit bicara.

"Apa gunanya memiliki asisten, " jawab Arka santai.

Mau tidak mau Alena mengambilkan makanan buat Arka dengan muka masam. Arka yang melihat hal itu merasa puas.

"Silahkan, " ucap Alena sambil menaruh makanan yang ia ambil ke depan Arka. Arka dengan senang hati menerimanya.

"Selamat makan, " ucap Arka dengan semangat. Sebelum memasukkan nasi kedalam mulut tidak lupa untuk berdoa terlebih dahulu.

Arka makan dengan lahap. Begitupun dengan Alena. Semua makanan yang dimasak tadi habis tak tersisa. Arka dengan tulus memuji hasil masakan Alena.

"Terima kasih, masakan mu sungguh luar biasa."

"Sama-sama Tuan. Sekarang Tuan bisa kembali ke depan."

1
£rvina
keluarganya kevin mah pada errroorr, ketururan ulet kali.. bikin gatel org.. /Panic/
£rvina
omg... gak sikat gigi dulu... kumur2 ke... dah gak kuku ya, namanya juga cinta n yg pertama lagi hmmmm... /Facepalm//Drool/.. yoo semangat jos !!/Determined/
£rvina
Luar biasa
Adriana Wiriadinata
😅😅😅😅😅
Qimti Sa
good
Susi Sundari
alur crt lumayan, cm terkesan terburu2 buar cot selesai membcnya.. ga papa seh jd ga bertele2.. sukses trs..
Nurul Senggrong: Terima kasih😘💕
total 1 replies
IndraAsya
👣👣👣
Sribundanya Gifran
😍😍😍😍😍❤❤❤❤🌹🌹🌹🌹💪💪💪💪💪🙏🙏
Anonymous
memang setelah semua pelaku terbukti bersalah dan sudah dihukum semua aset gak dikembalikan kepada Abimanyukah?
Intan Carla Hasugian
novelnya singkat.,padat ,,gak bertele_tele
Ayu Septiani
sudah tamat aja nih cerita.
semangat terus berkarya kak author 🙏👍🏻
Elsa Devika
Luar biasa
Grey
👍
Ira Sulastri
Tak terasa cepat banget sudah tamat aja

Tetap semangat kak author dalam berkarya 👍👍♥️
Nurul Senggrong: Terima kasih Kak 🙏🙏🙏🙏
total 1 replies
ayudya
tamat thor, aduh.
han han
ceritanya bagus thor dan gk terlalu berbelit belit jd asik aja bacanya,semangat thor tetap berkarya dan sukses selalu,salam sehat ya thor
Astrid Fera
lo bkin novel gy jgn lp dksh notif certamu sllu seru,,dan sat set aku ska 👍👍
Nurul Senggrong: terimakasih 🥰🥰🥰
total 1 replies
syh 03
sat set sat set lngsung end suka bgt apa lg konfliknya ga berat /Drool//Drool/
Nurul Senggrong: terimakasih kak🙏🙏🙏
total 1 replies
han han
nex thor tetap semangat💪💪💪💪
Ayu Septiani
lanjut lagi kak author, semangat 💪💪♥️♥️♥️♥️♥️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!