Dikira Pembantu, Ternyata Istri Mafia

Seperti biasa, Amran tidak bisa fokus pada sesuatu jika miliknya belum disenangi sama istrinya. Padahal sehari itu mereka sudah melakukannya tiga ronde, namun pria tampan ini masih ingin diberikan amunisi cinta dari istrinya.

Karena tubuhnya sakit, Nabilla yang lebih banyak berkiprah untuk memuaskan suaminya sementara Amran hanya bersandar pada dasboard tempat tidur. Iring-iringan suara erotis menggema di dalam sana, apa lagi suara Nabilla yang sangat mendominasi di kamar itu makin meniupkan gairah percintaan mereka malam itu.

Liukan gerakan binal dengan ekspresi wajah menggoda disertai suara erotis yang tercipta, membuat Amran merasa istrinya seperti pelacur kelas atas yang sudah memiliki jam terbang tinggi melayani bos-bos konglomerat.

"Apakah ini istriku? kenapa dia terlihat sangat nakal sekali? kenapa dia sangat pintar menyimpan talentanya. Memiliki otak jenius di bidang ilmu tapi ilmu ranjang pun sangat ia kuasai dengan mudah. Ia pintar mempelajari apa yang disukai para suami.

Apakah ini salah satu triknya untuk mempertahankan aku, miliknya? ah, tanpa kamu bisa memuaskan aku di ranjang, cinta ku yang aku punya untukmu tanpa ada syarat, baby," batin Amran yang langsung menangkap salah satu gundukan dengan bibirnya yang ikut terlonjak seiring tubuh istrinya menggempur miliknya di bawah sana.

Hisapan yang cukup kuat pada puncak squishy miliknya, membuat Nabilla makin melenguh manja sambil menekan sedikit kepalanya Amran agar lebih dalam menyedot boba miliknya itu.

"Kamu sangat nakal, baby," Racau Nabilla di tengah pemainannya.

"Kau terlihat liar sayang. Kau sangat menggemaskan dan membuat aku makin bergairah," ucap Amran.

"Aku akan membuatmu kenyang dan mungkin akan membuatmu terus menagih hanya kepadaku bukan wanita manapun," ucap Nabilla sambil mempercepat gerakannya karena miliknya sudah mengalami kontraksi otot dinding pada pusar gairahnya.

"Akhh...Nabilla! kau sangat sempurna sayang. Kau memiliki semuanya yang aku inginkan," ungkap Amran yang terus memberikan semangat untuk Nabilla memanjakan miliknya hingga keduanya sepakat untuk melepaskan cairan kehangatan cinta mereka bersama.

Intuisi mereka memberi perintah untuk kompak menyatukan benih mereka sambil mendoakan agar ikatan cinta mereka menyatu dalam benih itu untuk tumbuh menjadi calon pewaris mereka.

"Baby. Aku lelah," keluh Nabilla usai memuaskan birahi suaminya.

"Istirahatlah sayang! terimakasih sudah memuaskan aku," ucap Amran sambil membelai lembut pipi istrinya.

Tubuh Nabilla yang masih polos dibiarkan Amran tanpa ingin menarik selimut untuk menutupinya. Ia ingin menikmati keindahan tubuh istrinya. Amran mengambil ponselnya lalu menghubungi Revo untuk menanyakan keadaan saat ini.

"Apakah polisi masih mencari keberadaanku?" tanya Amran.

"Sepertinya Arland sudah menyelesaikan urusan kita Tuan. Anda punya alibi yang dijadikan Reno untuk menipu polisi. Dua mengatakan kalau tuan bersamanya di Denpasar saat ada penyerangan itu," ucap Arland.

"Bagaimana dia membuktikannya kalau aku bersamanya saat penyerangan tadi siang? lalu siapa yang membocorkan pertemuan kita dengan tuan Alfredo?" tanya Amran.

"Sepertinya ada yang sudah mengetahui pertemuan kita Tuan, tapi bukan dari anak buah kita. Nanti aku. akan selidiki lagi dari pihak tuan Alfredo karena kita dan dua saja yang tahu saat melakukan transaksi tadi," ucap Arland.

"Bagaimana dengan koper uang itu?" tanya Amran.

"Uangnya sudah diamankan di brangkas. Besok saya akan ke bank untuk melakukan penyetoran," tutur Arland.

"Cari tahu siapa orang yang telah menjebakku! Dan uang itu lakukan seperti biasa," ucap Amran.

"Baik Tuan." Arland mengakhiri pembicaraannya dengan Amran. Pria tampan itu sudah berada di apartemennya saat ini.

Ia tidak bisa istirahat karena harus mencaritahu siapa dalang orang yang menjebak mereka hari ini.

Keesokan paginya, Amran mengajak Nabilla untuk sarapan bersama dan berjanji untuk melihat keadaan di sekitar villa. Saat Nabilla ingin mengenakan pakaian syar'i miliknya, Amran mencegahnya untuk mengenakan dress yang hanya selutut dengan lengan pendek.

"Berdandanlah secantik mungkin dan kenakan perhiasan itu!" pinta Amran pada istrinya agar Nabilla tidak panas dingin menghadapi beberapa pelayan dan pengawal di sini semuanya hampir cantik walaupun Nabilla sendiri ratu kecantikan.

"Iya sayang," ucap Nabilla menuruti kemauan suaminya dan sesaat kemudian penampilannya sudah seperti bintang Hollywood dengan wajah khas timur tengah.

Amran tersenyum melihat penampilan istrinya yang begitu memukau." Sempurna." Kata itu yang selalu diungkapkan Amran setiap kali melihat kecantikan istrinya. Sekarang Amran dapat melihat betis mulus dari kaki jenjang istrinya nampak menopang bokong bulat dan padat disertai lingkaran pinggang ramping dengan bukit kembar nan padat disanggah oleh bera menampakkan kemolekan tubuh Nabilla yang membuat tatapan Amran tak beralih karena rasa bangganya tak berkesudahan. Jika ia ingin berkata, tidak perlu ada wanita di bumi ini karena satu istrinya sudah memuaskan hasratnya.

Keduanya melangkah keluar berjalan menuju meja makan di mana dua orang wanita cantik sudah duduk lebih dulu di meja itu menunggu pasangan itu.

Awalnya dokter Viola sedang bicara serius dengan Bianca yang merupakan asistennya Amran yang menggantikan Arland sementara waktu. Keduanya mengerutkan dahi mereka menatap Nabilla dari ujung kaki hingga ujung rambut. Saat keduanya mendekat, Viola langsung menyemburkan kata-kata pedasnya pada Amran.

"Apakah tuan sudah berubah pikiran untuk menyingkirkan istri tuan dengan penampilan aneh itu?" tanya Viola menggunakan bahasa Jerman agar tidak diketahui Nabilla.

Amran melirik Nabilla yang sudah duduk di kursinya seakan tak mengetahui apa yang sedang Viola sampaikan kepada suaminya.

"Emangnya kenapa Viola? apakah kamu tidak menyukai kehadiran Istriku?" pancing Amran yang ingin mengetahui isi kepalanya Viola.

"Karena sekarang anda sedang menggaet lagi gadis cantik dan berkelas ini dari pada perempuan yang berpenampilan aneh itu. Saya kira tuan itu seorang yang pintar memilih istri untuk menjadi pendamping hidup tuan dan memuaskan tuan di ranjang, nggak tahunya tuan seperti pria idiot yang memilih istri Batman itu.

Walaupun aku tidak menyukai gadis yang ini juga mendampingi tuan, tapi saya akui kecantikan dan keseksian tubuhnya melampaui kami berdua. Dapat pelacur dari mana, tuan Amran? apakah semalam dia sudah memuaskanmu hingga banyak sekali kissmark di leher dan dada bidangmu itu?" tanya Viola dengan ucapan sinisnya.

"Apakah kamu ingin mengetahuinya gadis yang paling cantik yang ada di sebelah aku ini, Viola?" tanya Amran seraya menarik tubuh Nabilla untuk duduk di pangkuannya.

Melihat perlakuan Amran pada Nabilla membuat Viola dan Bianca terhenyak. Pasalnya pagi ini mereka berdandan secantik mungkin hingga mengenakan pakaian ketat hanya untuk menjatuhkan Nabilla yang mereka kira akan berada satu meja dengan mengenakan pakaian syar'i-nya.

"Sayang, suapi aku!" pinta Amran pada Nabilla yang terus mengumbar senyum cantiknya.

"Cantik sih, tapi otaknya kosong," sindir Bianca sambil terkekeh mencemooh Nabilla.

"Tuan kita ini masih saja terlihat bloon, Bianca. Sekalinya dapat istri kampungan dan sekarang dapat wanita super cantik otaknya oon," celetuk Viola dan keduanya tertawa terbahak-bahak tanpa mempedulikan perasaan Nabilla apa lagi Amran walaupun keduanya tetap menggunakan bahasa Jerman.

"Suamiku. Apakah kamu masih mempertahankan kedua wanita ini dengan gelar yang mereka miliki untuk membantumu?" tanya Nabilla pada Amran sembari menyuapkan suaminya.

Bahasa yang digunakan Nabilla adalah Jerman membuat tawa Viola dan Bianca terhenti.

"Suami..?" batin keduanya.

"Suamiku. Nona Viola adalah dokter gadungan yang hanya mengenyam pendidikan kedokteran baru dua semester. Ia sebelumnya adalah seorang perawat yang bekerja di klinik kecil membantu seorang dokter hingga ia mahir menolong anggotanmu yang terluka dan juga kamu sendiri dan Bianca adalah sekertaris gadungan yang direkrut oleh Arland berdasarkan rekomendasi dari anak buahnya Kenzie untuk memata-mataimu," ucap Nabilla dengan bahasa Jerman membuat wajah kedua gadis itu pias.

"Bagaimana mungkin dia mengetahui tentang kita?" tanya Bianca.

"Akulah Nabilla istri sah Mohammad Amran Abdullah. Pakaian syar'i yang ku kenakan untuk menyembunyikan tubuhku yang berharga ini untuk suamiku Amran saja bukan untuk konsumsi publik nona Viola dan Bianca. Bagaimana dengan kejutanku? apakah ada bahasa lain lagi yang akan kamu ingin bicarakan dengan suamiku? ketahuilah bahwa otakku sangat jenius dan pendidikan lebih tinggi. Dengan apa yang aku miliki, aku jauh seribu kali lebih pantas menjadi istri tuan Amran dari pada tikus got seperti kalian yang ingin berubah menjadi seorang peri tanpa tongkat sakti," cibir Nabilla membuat Viola dan Bianca nyaris pingsan.

Duaaarrr....

...---------------- ...

Sementara ditempat yang