Menceritakan tentang Raya seorang perempuan yang memiliki kelebihan yaitu Indra keenam. Raya adalah seorang vokalis bend nya yang berada KapRal. Raya juga merangkap sebagai pencipta lagu yang dia ambil dari kisah-kisah arwah penasaran.
Suatu hari Genk KapRal didatangkan beberapa musibah dan malapetaka, pertama Raya nyaris terbunuh, kedua bend KapRal mendapati sebuah fitnah bahwa bend mereka melakukan plagiat atas lagu-lagu yang diciptakan Raya.
Saat merasa frustasi Raya tiba-tiba mendapat ide untuk datang ke villa milik kakeknya.
Di Sana dia yang ditemani sagara menemukan beberapa hal ganjil serta berhasil menemukan sebuah syair atau mantra yang akan di ubah oleh Raya menjadi sebuah lagu.
Dari sanalah malapetaka besar itu akan muncul. Setelah Raya memperkenalkan lagi ciptaanya kepada teman-teman bend nya.
Satu persatu teman-teman bend mati dengan cara yang mengenaskan, pembunuh nya hanya meninggalkan jejak yang sama yaitu kedua bola mata korban lenyap tiada bekas.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kuireputih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 26 Kisah Kirana
Ketika kesadaran Raya kembali, Karin sedang memijit kepala Raya sambil menangis sesenggukan.
Pandangan Raya memicing, kali ini menatap Sagara yang terduduk dengan pandangan hampa. Gurat lelah tampak di wajah tampannya, hingga sedikit memudarkan pesona.
"Gara, karin, terima kasih!" desah Raya sambil tersenyum.
Karin langsung memeluk Raya, "Ray, kumohon. Kamu jangan seperti ini lagi, ya? Kami semua menyayangimu. Lagipula, semua ini bukan salahmu!" ucap karin panjang lebar.
"Aku hanya tertekan dengan masalah ini, kar. Sepertinya keputusan ini memang tepat. Aku akan keluar dari KapRal sebelum produser meminta lagu Irama Kematian." putus Raya.
"Ray, bukankah sudah kukatakan, Irama Kematian tak ada hubungannya dengan semua ini. Buktinya aku masih baik-baik saja." bantah Sagara.
Raya tak menjawab. Ia ingin mempercayai ucapan Sagara dan yakin seratus persen jika lagu itu bukan sebuah mesin pembunuh.
Namun, rasanya tak tahan juga melihat deretan kematian yang meneror kapan saja. Ditatapnya wajah Sagara dan Karin bergantian. Oh, dua orang ini begitu baik. Raya tak ingin mereka sampai terluka, apalagi dibunuh.
Sagara segera mengambil segelas air putih yang sengaja disiapkan di meja kecil samping ranjang dan meminumkannya pada Raya.
Sementara Karin masih memijat Raya dengan lembut. Bekas air mata masih tampak di wajah gadis itu. Raya terharu. Mungkinkah Karin menangis karenanya?
"Kamu habis menangis?" tanya Raya hati-hati.
Karin tersenyum kecut, "Bagaimana aku tidak menangis? Aku menyaksikan sahabatku hendak bunuh diri di depan mataku. Ray, aku sangat sedih dengan kepergian Bemby dan Reno. Aku tidak ingin kehilangan lagi." Air mata Karin kembali menetes.
Raya bangkit dan duduk, lalu memeluk Karin dengan erat.
"Maafkan aku, kar. Maaf!" ucap Raya penuh sesal.
Karin menyeka air mata, "Kau tahu? Aku jadi teringat kakakku. Kak kirana. Aku tak ingin kamu mengakhiri hidup seperti dia, Ray!" imbuhnya.
Sagara dan Raya terdiam, menggambarkan sosok yang namanya disebut Karin. Kirana. Sebelum Raya, posisi vocalist diisi oleh kakak perempuan karin itu. Sebagai anggota terdahulu, Sagara jelas mengenali nya.
Kirana adalah wanita pendiam, tapi memiliki bakat emas dalam meracik lirik lagu beraroma kematian. Dia juga yang mengusulkan agar KapRal menambah satu anggota lagi sebagai biolist. Akhirnya, Karin masuk.
Semenjak itu, KapRal diisi dengan lima anggota. Vocal, Guitarist, Bassist, Violinist, dan Drummer. Waktu itu Raya masih hijau di industri musik. Bahkan Reno dan Bemby masih belum bergabung.
Jika takdir telah tergaris, tidak ada satu pun kekuatan manusia yang bisa menghalangi. Hal ini pula yang dialami KapRal kala itu. Kirana terjerat kasus serius yang menyebabkan nama baiknya dan KapRal tercemar.
Pil tanpa nama dan serbuk obat seberat satu kilogram ditemukan di dalam tasnya. Meski Kirana bersumpah jika barang itu bukan miliknya, siapa yang percaya? Bukti telah terpampang di depan mata.
Detik itu juga, Kirana dikeluarkan secara tidak hormat dari KapRal. Bahkan polisi langsung menciduknya di studio.
Malang tak dapat ditolak. Kedatangan polisi membuat Kirana histeris, mengamuk, dan mengeluarkan semburan kalimat ketakutan yang tak jelas.
Siapa pun yang mendekatinya, akan dilukai dengan pisau yang entah didapat dari mana. Akhirnya, Kirana berlari menghampiri jendela dan menjatuhkan diri dari sana.
Kirana tewas seketika dengan kepala remuk, lantaran terjun dari gedung lantai tujuh. KapRal sangat berduka, terlebih ketika tahu Kirana tak bersalah. Obat-obatan itu bukan narkoba, melainkan suplemen vitamin yang bisa dengan mudah didapat dari apotek.
Entah siapa yang sengaja memasukkan semua itu ke dalam tas Kirana. Hingga kini, pelakunya belum ditemukan. Management pun seakan tutup mulut dan tak ingin mengungkit masalah itu lagi.
Namun, tidak ada yang tahu. Di antara mereka, Karin yang paling merasa sedih dan kehilangan. Meski bukan kakak kandung, tapi Kirana adalah satu-satunya keluarga yang dimiliki.
Dulu, dua gadis itu diadopsi saat masih kecil oleh sepasang suami istri yang lama tak memiliki keturunan.
Namun, mereka telah meninggal ketika Kirana menginjak bangku SMA dan karin masih duduk di kelas dua SMP.
tapi kerennnnn 👍👍👍👍