NovelToon NovelToon
Sweet Like Sugar

Sweet Like Sugar

Status: tamat
Genre:Tamat / nikahmuda / Nikah Kontrak / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:11.4k
Nilai: 5
Nama Author: Dayu Mang

Cerita ini hanya karanganku saja, jika ada kesamaan nama tokoh, tempat, atau semacamnya, mohon permaklumkannya🙏.


Kehidupanku berubah saat ku lulus SMA, orang tuaku tiba-tiba memaksaku untuk menikah dengan laki-laki yang lebih tua 10 tahun dariku yang sekarang sudah menjadi suamiku. Pernikahan ini merupakan sebuah pernikahan bisnis yang digunakan sebagai simbol kesepakatan merger antara kedua pihak keluarga. Suamiku selalu bersikap dingin kepadaku dan itu sudah berlalu selama 2 tahun setelah menikah. Tapi sikapnya tiba-tiba berubah hangat setelah melihatku jatuh menabrak meja! Sebenarnya apa yang ada di pikirannya?




Makasih bagi yang udah mau mampir🙌, aku masih baru jadi mohon bimbingannya.... Jangan lupa like kalau suka, beri kritik dan saran juga ya guys ❤️ love buat kalian

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dayu Mang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 35 Trauma

Gio tiba-tiba menarik tanganku dan menahannya di bawah. Cengkraman tangan kanan nya sangat erat dan dia menekan tubuhku ke tembok.

Aku berontak tapi Gio tidak bergeming, kekuatan nya tidak sebanding denganku. Tenagaku sia-sia saja jika terus melakukan berontak.

"Yona, aku merindukanmu" bisiknya

Gio menciumku, aku terkejut. Aku tidak tau apa yang ada di dalam pikiran nya. Dari dulu dia sudah gila, tapi ku tidak menyangka jika sekarang sifat gilanya masih belum berubah sama sekali.

"Tu-tunggu! Uhmm..."

Lidahnya Gio menari-nari di dalam mulutku. Aku tidak bisa bernafas, rahangku sakit. Aku harus bisa menghentikannya.

Gio mengangkat tubuhku dan mendorongnya ke atas kasur. Dia melonggarkan dasinya dan membuka kancing atas bajunya.

Dia seperti sedang kerasukan setan, tatapan matanya kosong dan terlihat menyeramkan. Dia tidak mau berhenti, ini bahaya, aku berusaha melarikan diri.

Dengan sigap dia kembali menahan kedua tanganku dan menindih tubuhku agar tidak bisa berkutik. Dengan lihai dia menjilati leherku, menciumku, saat tangannya mulai meraba bagian yang terlarang, aku berteriak.

"GIO!!!"

Dia langsung terdiam begitu ku berteriak menyebut namanya.

PLAK!

Aku menamparnya dengan keras, dia terbengong.

"Apa yang kau lakukan bodoh?! Karena sikap burukmu ini lah aku tidak bisa terus berbaik hati kepadamu! Pergi!" Begitu bentakku menyuruhnya pergi.

Saat terbengong seperti nya kesadarannya kembali. Dia memegang kepala nya, dia melihatku yang ketakutan di atas kasur bersamanya.

"Apa yang sudah ku lakukan?" Tanyanya, dia melihat bekas merah di leherku, dia terkejut.

Aku tidak tau apa yang terjadi dengannya, tapi dia sudah keterlaluan. Aku tidak sanggup terus berlama-lama bersamanya, aku takut akan terjadi sesuatu yang lebih berbahaya lagi.

"Lupakan dan pergilah" kataku yang kemudian berdiri dan berjalan menuju pintu kamar.

Aku membuka pintu dan menyuruh Gio untuk keluar dari rumahku sekarang juga. Gio meminta maaf kepadaku atas apa yang telah ia lakukan.

Aku hanya diam dan terus menyuruhnya pergi walau dia sudah memohon-mohon untuk di maafkan.

Gio akhirnya pergi, aku berterimakasih karena dia telah mengantarku pulang.

Setelah Gio pergi, aku bingung karena sudah larut, apakah aku pergi ke rumah sakit atau pergi tidur saja?

Tapi aku ingat akan kata-kata nya Sapta, dia mempercayakan Yuden kepadaku, aku sudah meninggalkannya begitu saja.

Aku bersiap untuk kembali pergi ke rumah sakit. Aku berjalan keluar untuk mencari taxi.

Lama-lama aku capek jika terus berpergian menggunakan taxi, aku memang tidak bisa mengendarai mobil, tapi aku bisa membawa motor.

Aku berencana untuk membelinya di lain hari. Itu akan memudahkan ku untuk berpergian. Dulu aku tidak pernah membawa kendaraan sendiri, karena ada Renji dan pak supir yang selalu mengantarku kemanapun aku pergi.

Sekarang Renji sudah tidak ada lagi, aku sudah menganggapnya menghilang. Namun masih ada perasaan berharap akan kepulangannya.

......................

Singkat cerita, kini aku sudah berada di rumah sakit. Aku berjalan menuju kamarnya Yuden dengan membawa buah yang baru saja ku beli di supermarket.

Rumah sakit sudah mulai sepi karena sudah larut malam. Ku lihat dari balik pintu kaca, Yuden terbaring tidur.

Aku masuk ke dalam, tasku masih berada di kursi yang tadi ku tinggalkan. Aku mengupas apel sambil menunggu Yuden bangun, tapi ternyata dia hanya pura-pura tidur saja untuk mengelabuhi ku.

"Kenapa kau datang malam-malam begini?" Tanya Yuden tiba-tiba yang membuatku terkejut.

Aku mengatur kembali nafasku, jantungku rasanya mau copot, aku begitu takut jika tiba-tiba dikejutkan saat berada di dalam keheningan.

"Tentu saja aku akan menemanimu, Sapta yang menyuruhku untuk selalu menjaga mu" jawabku sambil memberikan apel yang sudah ku kupas pada Yuden.

"Jika Sapta tidak menyuruhmu untuk menjagaku, apakah kau tidak akan datang sekarang?" Tanyanya sambil mengunyah apel dengan baik.

"Entahlah, mungkin aku akan menjengukmu di siang hari saja" jawabku sambil melirik Yuden yang tersenyum-senyum.

Malam semakin larut, aku sudah sangat mengantuk. Aku terus menguap hingga mengeluarkan air mata. Tak sadar aku tertidur sambil duduk di kursi.

..

Di pagi harinya aku terbangun, ku terkejut mendapati diriku tidur di kasur pasien bersama Yuden.

"Eh sejak kapan aku naik ke kasur?" Gumamku

Begitu aku berdiri, Yuden menghentikanku dengan menggenggam erat tanganku. Aku berbalik, dan menatap Yuden dengan mata yang masih sipit.

"Ada apa?" Tanyaku

"Jangan pergi..." Sahut Yuden. Matanya tiba-tiba meneteskan air mata, aku panik ada apa dengannya?

"Hei ada apa denganmu? Aku akan memanggil dokter segera-"

Tanganku kembali di tarik dengan erat, dia berkali-kali mengatakan,

"Jangan pergi..."

Aku merasa sangat khawatir dengan kondisi Yuden sekarang, aku mendekatinya, duduk di sampingnya kemudian mengusap air matanya.

"Apa kau habis bermimpi buruk?" Tanyaku.

Aku memeriksa dahinya, tubuhnya begitu panas. Demamnya naik, aku memeluknya sembari menepuk-nepuk pundaknya.

Yuden memelukku balik dengan erat, entah hal berat apa yang selama ini ia pendam. Yuden tampak tak bisa menahan kesedihannya.

"Y-yuden... Pak? A-aku tidak bisa bernapas..." Kataku sambil mencoba untuk mendorong tubuh Yuden yang begitu berat dan erat.

"Tidak mau.... Ijinkan aku seperti ini sebentar saja...." Katanya

Aku tidak tega melihatnya seperti itu, aku membiarkannya terus memelukku dan aku mengelus-elus rambutnya yang acak-acakan.

Tak lama kemudian dokter datang, akhirnya Yuden mau melepaskan ku, aku langsung ngos-ngosan karena kekurangan oksigen.

Dokter memeriksa kondisi tubuh Yuden dengan sangat teliti. Suster menyuntikkan sesuatu kepada Yuden yang membuatnya tenang.

"Apa yang terjadi?" Tanyaku kepada si dokter

"Dia mengingat trauma masa lalunya, dia terlihat begitu ketakutan akan sesuatu. Mungkin ini akibat kepalanya terbentur, dia jadi mengingat kembali hal yang sudah terlupakan di masa lalu" jelas si dokter yang terdengar cukup serius.

"Apa tidak bisa disembuhkan?" Tanyaku

"Tidak ada yang bisa menyembuhkan sebuah trauma selain waktu, tidak ada obat yang lebih efektif dari itu." Kata si dokter terdengar bijak.

"Apa anda keluarganya?" Sambung si dokter menanyaiku

Aku menggelengkan kepalaku "Bukan, saya adalah asisten beliau di kantor. Kini saya ditugaskan untuk merawat beliau semasih beliau sakit" jelasku.

"Hanya sebatas itu? Tidak ada hubungan lain di antara kalian?" Tanya si dokter, entah apa maksudnya dia menanyakan hal pribadi seperti itu.

"Ah tidak dok, saya sudah menikah" jawabku. Si dokter dan si suster terkejut, mereka heran kalau aku yang sudah menikah ini malah merawat atasan laki-laki yang belum menikah, sampai rela menginap disana untuknya.

Setelah mendengar jawaban itu, si dokter tidak ingin bertanya apapun lagi, dia bersama susternya pergi keluar dan menitipkan Yuden kepadaku.

Sebenarnya hal berat apa yang membuat Yuden hingga trauma seperti itu? Aku begitu penasaran dengan apa yang terjadi dengan laki-laki bujang itu. Apakah itu ada hubungannya dengan dia yang belum menikah sampai umur segitu?

Aku kemudian pergi ke toilet untuk membasuh mukaku, aku juga membawa sikat gigi dan odol dari rumah. Dipagi itu aku begitu lapar.

1
🎀
👋👋
🎀
bye bye Yona dan Renji 👋👋
Day
Ini beneran ending? siapa nama anaknya?
OkitaNiken: Iya udah aku ending-in biar cepet
total 1 replies
🎀
walah, pdhal udah suudzon dia sengaja bawa shima 😁
OkitaNiken: Semoga aja, doain dong
🎀: ya kan baru aja, coba nunggu sampai kontrak baru byk pembacanya
total 7 replies
🎀
dih sok tau
🎀
kasian deh lo shima
🎀
bukannya sadar diri malah ngelunjak
🎀: wkwk kalau ga gitu susah sadar 😅
OkitaNiken: Wkwkk nanti bakal di marahi ayahnya, lalu dia pergi kok
total 2 replies
🎀
sayang hubungan mereka kandas
🎀
kok caca malah selingkuh sih? padahal reymon secinta itu sama dia
🎀: biarpun pengangguran kalau uang lancar mah aman aja ya 😂😂
OkitaNiken: Alasannya banyak, karena Reymon itu pengangguran juga
total 4 replies
🎀
knp tuh reymon sama caca
🎀
😅😅
🎀
hehhhh, apanya yg lucu! 🤦🏻‍♀️
🎀
gpp yuden, suaminya ga ada kbar kok
Fitria Ragiel
ah kelihatan nya renji selingkuh..ah semoga saja..biar Yona sama yuden..
OkitaNiken: wkwkk ngga kok, kan Yona cuma mimpi
total 1 replies
🎀
semangat thor, udah aku kirimkan /Rose/ untukmuu
Day
Cih pakek pura-pura kerasukan segala, kalau sang* bilang aja sang*
Tugek Shinta P
Ih jijik, pantes aja Gio ga pernah punya pacar. Orang kelakuannya aja kek setan
🎀
Waduh, Yona dalam bahaya 😲😲
🎀
Renji kalo ngilang gitu entar beneran ada yang ngambil si yona
Day
Sekarang masih belum, siapa tau nanti dia beneran jadi pelakor
OkitaNiken: kamu benar wkwk
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!