Pelukan Untuk Argezia

Zia mengambil pisau buah di atas meja,yang tak jauh dari dirinya,dan menpatkan pisau itu di pergelangan tangannya.

"A-apa yang ingin kamu lakukan,taruh kembali pisau itu":Ucap papa zia panik,begitu pun yang lain.

Mereka tidak menyangka jika zia akan nekat,bahkan mereka juga baru pertama kali melihat zia yang terlihat begitu frustasi dan berani melawan papa nya.

"KENAPA!!,KENAPA SELALU AKU YANG KALIAN SALAHKAN,KALIAN MENYALAHKAN KU ATAS KEMATIAN ADIKU SENDIRI,YANG BAHKAN TAK ADA ALASAN UNTUK AKU MEMBUNUH ADIK KU,ADIK YANG BEGITU AKU SAYANGI":Bentak zia lagi.

"KALIAN MENYIKSAKU,MENGATAI AKU BODOH,BAHKAN TAK PERNAH MELIHAT USAHA KU SAMA SEKALI,SEHARUNYA DISINI YANG HARUS DI SALAHAKAN KALIAN BERDUA (tunjuk zia ke arah kedua orang tuanya),KALIAN HANYA MEMENTINGAKAN PEKERJAAN,TANPA MENEMANI ANAK-ANAK KALIAN,KALIAN PIKIR DENGAN MENDAPATKAN KEKUASAAN YANG BISA KAPAN SAJA ITU HILANG,BISA DI GANTI KAN DENGAN SEORANG ANAK HA!!":Mata zia begitu tajam dan dingin,menatap mereka.

PLAK

Papa zia menapar zia begitu kencang,sehingga melukai sudut bibirnya,melihat itu zia hanya terkekeh sinis,lihat bukan,jika hanya tamaparan lah yang ia terima.

"PUAS ANDA TUAN,SAYA TAK AKAN LAGI MENURUTI SEMUA KEMAUAN KALIAN,SAYA TAK AKAN LAGI MENGGANGU KALIAN,DAN YANG AKAN MEMBUAT KALIAN MUAK MELIHAT KU,BUKAN BEGITU MAMA,SAYA LEBIH SIAL TERLALHIR DARI RAHIM SEORANG IBU YANG BAHKAN TAK MEMPERCAYAI PUTRINYA SENDIRI, TAK MENCARI TAUH KEBENARAN YANG ADA,UNTUK ITU":Zia menjeda kalimatnya,ia menggoreskan lengannya,dan membuat darah segar mengalir dan terjatuh kelantai.

Mereka yang menyaksikan itu hanya bisa terdiam,dengan tubuh menegang,apa mereka sudah keterlaluan sampai membuat zia begitu frustasi,dan menderita.

"SAYA ARGEZIA ALOVANIA,AKAN MEMUTUSKAN HUBUNGAN ANTARA ANAK DAN ORANG TUA,DARAH INI AKAN MENJADI SAKSI BAHWA,TIDAK ADA LAGI DARAH MILIK KELUARGA PERWIRA,DAN MULAI SEKARANG NAMA SAYA ARGEZIA FIOLITA LAUREN,SAYA TIDAK AKAN MENGINJAKAN,KAKI SAYA DIRUMAH,YANG SUDAH MEMBUAT SAYA MENERIMA LUKA BAIK FISIK DAN BATIN":Teriak zia lantang,bahakan cuaca semakin buruk.

Bibir mereka tersa keluh dan tak bisa membuka suara,perasaan sesak begitu saja keluar darihati mereka masing-masing.

"Untuk itu,tidak akan ada lagi yang mengganggu ketenangan kalian,dan saya berjanji,saya akan membawa bukti bahwa saya tidak bersalah,dan bukan seorang pembunuh.Jangan pernah ikut campur dalam urusan saya,dan urus diri dengan masing-masing,saya akan pergi dari rumah ini,dan jangan mencoba untuk mengganggu saya.Atau mencari saya apapun alasannya,saya tidak akan pernah kembali kerumah neraka ini lagi":Jelas zia panjang lebar,ada perasaan lega dalam hatinya,dan juga kepalanya mulai terasa,pusing akibat darahnya yang keluar begitu banyak.

Setelah mengatakan itu zia pun berlalu mencoba menahan pusing kepalanya,ia berjalan menaiki tangga menuju kamarnya,dan akan memberikan barang-barangnya,tak lupa ia juga mengambil bingkai foto dirinya dan adiknya.

"Maafin kakak dek,ini jalan satu-satunya yang harus kakak ambil,kakak sudah capek,kakak harap kami di atas sana,mendoakan kakak agar hidup kakak bahagia":Gumama zia,sembari mengusap bingkai foto itu,lalu ia pun keluar dari kamar sembari membawa kopernya.