NovelToon NovelToon
SKUAT INDIGO 3

SKUAT INDIGO 3

Status: tamat
Genre:Horor / Action / Fantasi / Tamat / Epik Petualangan / Perperangan / Keluarga
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: David Purnama

Akbar mendapatkan sebuah undangan dari Kerajaan Laut Selatan. Kali ini ia akan berpetualang dalam sebuah misi yang membawanya menjelajahi dalam luasnya lautan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 9 SAMUDRA

Di pagi harinya Akbar bersiap untuk melakukan perjalanan petualangannya yang sebenarnya. Pada malam sebelumnya setelah dari goa ia sudah menyempatkan diri untuk pulang ke rumah dengan raga sukma demi melihat anak-anak beserta istri dan juga ibunya sebelum ia berangkat menjalankan misi yang akan menyita waktu, tenaga dan perhatiannya. Ia merasa tenang dan aman melihat kondisi keluarganya dalam keadaan baik-baik saja. Di rumahnya juga sudah ada Mos yang telah kembali bergabung dengan kawanannya untuk menjaga mereka.

Pasar ikan gaib atau tempat pelelangan ikan yang terdapat di pantai selatan. Kedatangan Akbar ke sana membuat takut para jin-jin penghuni pesisir yang sedang melakukan aktivitasnya. Mereka seakan bisa merasakan kekuatan besar yang dimiliki manusia yang tanpa ada permisi-permisinya langsung menyelonong masuk ke dalam kerumunan pasar itu.

“Aku mencari kapal yang mau berangkat melaut”, tanya Akbar kepada salah satu jin di pasar itu.

“Kau sudah terlambat. Kapal para nelayan sudah berangkat pagi-pagi”, jawab jin itu.

“Kau yakin itu?”, tanya Akbar yang hendak pergi.

Jin itu kemudian tampak berpikir sebentar kemudian kembali berkata,

“Tunggu. Ada satu kapal yang selalu berangkat terlambat. Bahkan terkadang pemiliknya malas-malasan untuk melaut”, kata jin itu membuka harapan.

“Pergilah ke galangan kapal lalu cari jin yang bernama Yak”, ungkap jin itu.

“Terimakasih banyak atas informasinya”, jawab Akbar pergi.

“Beri dia upah maka ia akan menurutimu”, ucapan jin itu mengiringi Akbar yang sudah berjalan.

Tempat galangan kapal tidaklah jauh dari pasar ikan. Dan benar saja seperti informasi yang diperolehnya di lokasi itu hanya ada satu kapal yang masih tertidur belum juga berangkat. Akbar pun naik ke atas kapal berukuran sedang yang sudah tampak usang dan tidak terurus itu.

Di dalam kabin kapal Akbar menemukan sosok jin berbadan tambun berkepala plontos yang masih tertidur dengan didampingi dua jin wanita yang menemaninya. Akbar menyuruh dua jin panggilan itu untuk segera pergi meninggalkan kapal.

“Tapi kami belum dibayar”, keluh mereka.

“Ambil ini”, Akbar memberikan masing-masing satu keping koin emas kepada perempuan penghibur itu yang membuat mereka bersedia lekas pergi.

Darimana Akbar mendapatkan koin emas itu? Ia mengambilnya dari tempat Nyi Rongrong saat pertemuan di dalam goa dengan jin yang membuka praktek pesugihan itu.

“Siapa kamu?”, Yak terbangun.

Jin gendut pemalas itu bangun dari tidurnya setelah dilempar oleh Akbar menggunakan dua keping koin emas.

“Antarkan aku ke tengah lautan. Aku akan memberikanmu emas lebih banyak lagi”, kata Akbar.

Mendapatkan tawaran menggiurkan di depan mata Yak pun langsung bersedia menyanggupinya. Terlebih lagi karena sudah lama juga ia tidak berlayar. Ia juga sudah rindu dengan badai dan ombak yang sering membuat dirinya bersama kapal kesayangannya terombang-ambing di tengah lautan.

“Kau datang kepada jin dan kapal yang tepat”, Yak antusias.

Yak dengan kapal tuanya berangkat mengantarkan Akbar ke tempat tujuannya tengah samudra. Memang dipersyaratkan bagi dirinya untuk pertama kali memasuki lautan gaib di wilayah pantai selatan haruslah dari tengah lautan. Tidak seperti yang terlihat di alam manusia berupa lautan yang terbilang tenang dengan ombak yang sedang, di alam lain ombak besar langsung menghadang mencumbu bibir-bibir pantai.

“Lihatlah. Aku akan menunjukkan kehebatan kapalku”, ucap Yak dengan penuh semangat.

Kapal tua yang tadinya hanya terdiam itu seketika bangkit membuka matanya ketika Yak memerintahkannya dari kendali kemudi yang ia kuasai. Kapal itu berjalan mengayun sendiri dari tempat galangan menuju terjangan ombak-ombak lautan yang ganas tanpa rasa takut sedikit pun dalam menghadapinya. Akbar yang menyaksikan itu dari atas kapal yang ditumpanginya berdecak kagum ternyata jin yang berpenampilan lusuh ini benar-benar bisa diandalkan.

“Bagaimana? Aku akan menunjukkannya. Kapal ini sebenarnya bukanlah kapal untuk mencari ikan. Kapal ini adalah kapal perang yang diciptakan untuk mengejar musuh”, ucap Yak yang terlihat sangat menguasai bidangnya.

Kapal hantu itu lantas melaju dengan kecepatan penuh melawan laju badai ombak yang bertubi-tubi menghantamnya. Tapi Yak dan kapal tuanya tidak pernah goyah apalagi patah. Akbar yang adrenalinnya ikut terpacu pun tidak mungkin bisa menghindar dari keseruan yang membuat seluruh badannya basah kuyup.

Setelah cukup lama berkebut-kebutan di awal pemberangkatannya akhirnya Akbar bersama Yak dan kapal tuanya sampai di perairan laut yang tenang. Dan di sanalah juga mereka menjumpai kapal-kapal nelayan lainnya yang tengah sibuk memancing ikan. Di tengah lautan.

“Bagaimana bisa kau mendapatkan emas itu dari Nyi Rongrong sedangkan kau masih bisa berkeliaran bebas seperti ini wahai manusia?”, tanya Yak penasaran.

“Aku mengambilnya secara diam-diam. Atau mungkin dia membiarkan aku begitu saja meski tahu aku mencurinya”, jelas Akbar.

Di titik laut inilah Akbar akan memulai perjalanannya. Ia pun segera memulai melakukan ritual ajian-ajiannya. Akbar mengeluarkan Teratai Emas. Ia katubkan benda pusaka itu di tengah dadanya condong ke kiri tepat di letak organ jantungnya. Dengan sebuah rapalan mantra yang dipersyaratkan yang telah dikuasainya ia menekan Teratai Emas masuk ke dalam tubuhnya hingga tembus bertemu dengan jantungnya. Teratai Emas itu melebur melunak menyelimuti jantung tuannya. Kini Akbar merasakan tubuhnya jauh lebih kuat dan jauh lebih bertenaga. Jantung itu bekerja lebih cepat memompa laju darahnya. Derasnya laju darah itu sangat terasa membuat hangat sekujur tubuhnya.

Kemudian ia keluarkan Jubah Buaya yang diperolehnya dari Buaya Tua. Pakaian pusaka itu kemudian dikenakan oleh Akbar. Dan yang terjadi jubah pusaka berwarna hijau mengkilap itu langsung menyatu dan menyerap masuk ke dalam tubuhnya menyatu dengan kulit luarnya. Akbar merasakan kini mempunyai sebuah tubuh dengan permukaan kulit yang sangat tebal dan kuat. Rasanya seperti buaya purbakala yang telah hidup dari zaman terdahulu. Kesaktian pusaka Jubah Buaya itu akan melindunginya dari berbagai ancaman bahaya serta serangan-serangan yang akan datang kepadanya.

Setelah berhasil menyatu dengan Teratai Emas dan Jubah Buaya Akbar pun bersiap meninggalkan kapal tua Yak. Ia melompat terjun langsung masuk ke dalam laut yang sedang tidak bergeming itu dengan perasaan girang bukan kepalang yang lebih banyak sehingga menutupi sedikit rasa takutnya. Tidak lupa ia juga telah meninggalkan kepingan-kepingan emas dalam jumlah yang cukup untuk Yak yang telah berbaik hati mau mengantarnya. Tanpa sepengetahuan Yak Akbar pun memulai petualangan baru yang belum pernah sama sekali dilakukannya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!