NovelToon NovelToon
Tuhan, Apa Salahku?

Tuhan, Apa Salahku?

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Penyesalan Suami / Ibu Mertua Kejam / Pihak Ketiga / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga)
Popularitas:25.5k
Nilai: 5
Nama Author: Siti H

Anna, seorang wanita yang berjuang dari penderitaannya karena mendapatkan suami pemalas dan juga mertua yang membencinya serta istri dari ipar-iparnya yang selalu menghasut sang mertua untuk menciptakan kebencian padanya. siapakah Ana sebenarnya, bagaimana kisah masa lalunya, sehingga membuat ibu mertuanya begitu membencinya dan siapa dalang dari semua kebencian tersebut?

Bagaimana kelanjutannya, ikuti kisahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode-23

Aku dan bang Johan saling pandang melihat sikap ibunya yang berada diluar dugaan. "Bu," panggil bang Johan, mencegah langkah ibunya masuk ke dalam kamar.

"Ya, ada apa?" sahutnya tanpa menoleh, sepertinya ia sangat mengantuk dan ingin beristirahat.

"Aku mau menjemput pakaian Anna dicafe," ucapnya.

"Ya, bawa sekalian semua pakaiannya, dan ia akan tinggal disini," ucapnya, lalu masuk ke dalam kamar.

Aku dan bang Johan saling pandang, lalu kami bergegas keluar dari rumah dan menuju cafe untuk menjemput pakaianku dan juga berpamitan pada Mami Uji.

Hatiku seolah mendapatkan angin surga melihat sikap dan sambutan ibu dari pria yang berjanji akan membawaku keluar dari dunia hitam yang ku jalani.

Setibanya di cafe, aku mencari Mami Uji, lalu aku mengatakan padanya untuk berhenti bekerja.

Ia menatapku dengan penuh makna, antara sedih dan juga bahagia. Sebab aku memberikan kontribusi yang cukup besar untuk usahanya. Tetapi, aku tidak mungkin selamanya terus berada dalam zona nyaman dikubangan dosa.

 "Jika itu yang menjadi keputusanmu, maka aku tidak dapat menghalanginya, semoga itu yang terbaik untukmu. Andaikan suatu saat membutuhkan bantuan Mami, maka tanganku selalu terbuka untuk menyambutmu," ucapnya dengan senyum yang dipaksakan. Lalu ia mengecup keningku. "Selamat menjemput bahagiamu," doanya padaku.

Aku tak mampu membendung air mataku, ku akui Mami Uji sangat baik padaku, apalagi diantara mereka aku yang paling rajin untuk membersihkan cafe dan juga menyenangkan pelanggan.

Ku langkahkan kakiku pergi meninggalkan tempat yang penuh kenangan yang seharusnya tidak aku ingat. Dimana ditempat itu aku mengingat bagaiamana aku melayani pelanggan, bahkan harus menghindari bahaya dan maut jika ada pelanggan yang mabuk dan membuat keributan, lalu saling tikam, dan pernah salah satu temanku tewas karena terkena tikaman benda tajam akibat melerai pertikaian sesama pemabuk.

Sejak kejadian itu, aku memilih menghindar jika sudah terlihat kejadian yang tidak mengenakan. Lalu aku melintasi kamar yang menjadi saksi awal kehancuranku dan disana aku sering melihat Indah membawa teman kencannya untuk bercinta didalam kamar, bahkan saat aku berada didalam kamar, ia tak segan untuk berkuda-kudaan.

Tetapi malam ini, aku seolah bermimpi saat bang Johan begitu berani membawaku keluar dari tempat ini dan bahkan ia menerima aku drngan segala masa laluku.

Aku keluar dengan perasaan yang begitu lapang. Ku rasakan beban dihatiku sedikit berkurang, meskipun aku harus berfikir keras tentang nasib perekonomian ibuku dan juga kakak iparku nantinya.

Aku disambut oleh bang Johan dan kami kembali pulang. Aku tak dapat melukiskan perasaanku saat ini, apakah aku sebahagia ini? Entahlah, yang jelas aku tak ingin lagi kembali ke lokasi yang menjijikkan itu.

Akhirnya kami tiba dirumah orangtua bang Johan. Aku memasuki kamar yang disebut ibunya milik Wita yang juga menantu dirumah ini. Sedangkan bang Johan tidur dikamarnya, ibunya mewanti-wanti agar kami tidak berbuat aneh sebelum memutuskan untuk menikah.

Ku buka kamar tersebut. Sebuah kamar yang cukup luas dengan satu tempat tidur springbed yang luas, ku duga itu milik si empunya. Lalu sebuah foto keluarga kecil dengan satu anak lelaki yang masih bayi dengan frame yang sederhana.

"Mungkin ini si Wita," gumamku, lalu memandangi wajahnya.

Aku sebenarnya tak berani menyentuh barang-barang milik mereka, dan ku putuskan untuk tidur dilantai beralaskan tikar. Lalu aku menginap dirumah seorang pria yang menerimaku apa adanya untuk pertama kalinya.

*****

Dreeeeng... Dreeeeng...

Aku terbangun dari tidurku saat kudengar suara mesin blender penghalus bumbu yang sangat nyaring berasal dari dapur.

Ku lirik jam diponselku yang menunjukkan pukul 5 pagi. Akupun tersentak. Mengapa begitu pagi sudah memasak.

Ku dengar suara bu Rumi dan juga seseorang lainnya. Aku yang penasaran beranjak bangkit dan merapikan rambutku, lalu menuju dapur, dan ternyata sudah banyak berbagai bahan bumbu dan juga bahan lauk lainnya.

"Eh, sudah bangun, Ann," sapa bu Rumi sembari menuang bumbu yang sudah halus.

"Iya, bu," sahutku sembari menatap semua bahan yang ada. "Mau ada acara apa, Bu?" tanyaku penasaran.

"Oh, ibu berjualan dikantin perusahaan, jadi setiap jam 4 pagi sudah bangun," sahutnya dengan begitu manis.

Aku tercengang, namun aku yang memiliki sikap tidak bisa diam saat melihat banyak kerjaan, ku coba membantunya.

"Mana lagi bumbu yang mau diblender, Bu," aku menawarkan diri untuk membantunya.

"Kamu masih capek, istirahat saja dulu," tolaknya dengan sungkan.

"Tak apa, Bu. Aku biasa bantu ibuku memasak," jawabku.

"Ya, sudah, itu yang sudah ibu asingkan bisa kamu haluskan, dan pisahkan tempatnya, ya," titahnya padaku.

Aku mengangguk cepat dan segera ku kerjakan semua yang diucapkannya, dan ia memperhatikanku secara diam-diam.

"Siapa ini, Kak?" tanya seorang wanita yang membantu pekerjaan ibu Rumi. Ternyata ia tetangga depan rumah ibuku, dan sudah lama bekerja dirumah keluarga bang Johan.

"Oh, ini anak perempuanku paling kecil, calonnya Johan," ucapnya dengan lancar.

Sontak aku terkejut mendengarnya. Seketika aku merasa duniaku begitu indah. Bagaimana tidak, saat ia menyebutku seorang anak, dan itu begitu indah ditelingaku. Rasanya aku seolah melayang, apakah ini kebahagiaan yang akan ku jemput. Aku hanya bisa menahan bulir bening yang hampir jatuh disudut mataku.

Tak berselang lama, datang seorang pria tambun dengan berbagai belanjaan yang sangat banyak. Ia merasa terkejut dengan kehadiranku yang tiba-tiba saja berada dirumah itu.

"Siapa ini, Rum?" tanyanya pada ibu bang Johan sembari meletakkan semua barang belanjaan yang dibelinya dengan sepagi ini.

"Oh, anak perempuanmu yang baru, calonnya Johan," jawabnya dengan begitu bangga memperkenalkanku pada pria yang baru ku tahu jika itu adalah ayahnya bang Johan yang ternyata menginap dirumah istri mudanya.

Aku dengan sungkan menyalimnya, dan pria itu menyambutku dengan ekspresi yang ramah, lalu ia kembali keluar dari dapur, dan ternyata ia membantu menanak nasi untuk kebutuhan kantin.

Entah perasaan apa yang ku rasakan saat ini. Rasanya duniaku begitu berbeda, baru kali ini aku merasakan bahagia yang sesungguhnya.

Aku tak ingin membuat wanita itu kecewa. Aku membantu menyiapkan semua yang diperlukan, hingga perkakas kotor juga selesai dengan sempurna.

Saat pukul 7 pagi. Ku lihat seorang pria dengan seorang anak lelaki yang masih berusia kelas 1 SD datang bersaman. Pria itu terlihat lebih tampan dari bang Johan, namun sikapnya sangat dingin.

Melihatku ikut membantu pekerjaan dirumah, membuatnya sedikit penasaran. "Itu siapa, Bu?" tanyanya sembari mengarahkan pandangan padaku.

"Adik perempuanmu, calonnya Johan," ucapnya lagi, begitulah jawaban bu Rumi saat.orang-orang menanyakan siapa aku.

Ku lihat bang Johan bersikap tak acuh dengan kehadiranku, mungkin ia seseorang yang bersikap tidak perduli dengan masalah orang lain.

1
V3
smg ja Johan benar-benar mau berubah dan mau bekerja keras untuk Anna dan Anak nya
V3
kak Siti ,,, kapan si Anna hidup nya jd Bahagia ❓🤔
V3
bagus Anna , mending kamu lawan ja , jgn mau di injak-injak dan di hina trs ,, semangat Anna 💪💪
we
ayo Johan jemput kebahagiaan mu dgn Anna Alif
Andi Sahri Alam Junaidi
Kasian ya si Anna hidupnya selalu menderita
Meli Anja
lanjut kak
❤Lembayung Jingga❤: besok ya say
total 1 replies
Heri Wibowo
mudah-mudahan Johan mau berubah
❤Lembayung Jingga❤: besok lagi ya
total 1 replies
Heri Wibowo
kelamaan sengsaranya
Heri Wibowo
kapan Ana bahagianya Thor
Mariyatun Mariya
sudah mau ban 40 kok Yo
...peran Ana masih susah dan sengsara aja,kasi Ana pekerjaan yg bisa buat Ana beli motor buat kerja dan bayar kontrakan rumah😭😭😭😭😭
Ai Emy Ningrum: kelamaan sengsara kak /Whimper//Whimper/
❤Lembayung Jingga❤: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
total 4 replies
Rea Ana
thor apa mau sampai akhir protagonis sengsara terus. dari awal episode sampai sekarang blm ada bahagia nya
❤Lembayung Jingga❤: gimana ya, ini kisah nyata si nara sumber, sabar dulu ya🙏🙏
total 1 replies
we
semoga Anna dpt kebahagiaan
❤Lembayung Jingga❤: aamiin...
total 1 replies
yamink oi
👍👍👍👍👍🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩
Ai Emy Ningrum: sepertinya sih bgitu kak Oi
yamink oi: apa iya,,coba tanya kak @❤Lembayung Jingga❤
total 7 replies
Heri Wibowo
lanjut
Heri Wibowo
keluarga tak tahu diri semua
we
alur ceritanya seru penuh emosi
yamink oi
up
Ai Emy Ningrum: enggeh kak Oi
monggo /Good//Good/
yamink oi: mba makan.....
total 12 replies
Tuti Rusnadi
astaghfirullah.... keluarga apa seperti itu....tapi seperti itu masih banyak terjadi di negara Konoha ini....Anna yang luas sabar mu ya /Sob//Sob//Sob/
Wanita Aries
Ada ya keluarga sprti itu. Si juned itu udh gk berguna dibela pula
V3
sllu Sabar dan Sabar yaa , Anna 😔
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!