Kenangan Lama Dan Baru Mora

Jaksen yang bersebelahan dengan Mora kamar mendengar suara ketikan membuat dia berjalan ke arah pintu dan mengetuknya. Mora saat itu belum tidur karena sedang main games mendengar ketukan. Mora berjalan menuju pintu tampak Jaksen didepan pintu.”Apa kamu belum tidur,”ucap Jaksen melihat dibalik tubuh Mora. Dimana laptop Mora masih menyalah, Mora yang juga menoleh langsung tersenyum kepada Jaksen.

“Aku sedang main games, apa kamu mau bergabung. Jika kamu tidak terlalu sibuk,”kata Mora menawarkan kepada Jaksen.

“Games apa yang kamu mainkan,”kata Jaksen.

“Aku bermain tembakan untuk saat ini namanya  FireGranet,”kata Mora.

“Baiklah aku akan membuka akun gemesku dulu temui aku di depan toko antik,”ucap Jaksen pergi masuk ke kamarnya. Mora melihat dia masuk segera menutup pintunya dimana Mora tidak percaya kalau Jaksen juga main games. Mora mulai menuggu di toko antik yang disebutkan oleh Jaksen. Beberapa menit kemudian muncul satu karekter pria dengan satu senjata tipe panjang dan satu pedang pajang datang menghampiri karakter Mora.

Di sana Jaksen memberitahu kalau itu adalah dirinya. Mereka berdua mulai menjalankan  misi bersama dan bertarung satu lawan satu untuk melihat satu sama lain. Waktu terus berjalan hingga jam sudah menunjukan pukul 11 malam Mora memberitahukan Jaksen kalau dia ingin tidur. Jaksen yang juga merasa lelah juga ingin tidur.

Keduanya menutup laptopnya dan tertidur untuk pagi yang akan datang karena mereka berdua akan sibuk untuk dirias.Karena sudah kebasaan Mora dia pagi hari dia sudah bangun dan hendak memberishkan dirinya setelah dia sadar kalau dia tinggal di rumah nenek Ira. Mora melihat para pekerja yang sudah mulai membersihkan setiap ruangan yang ada di rumah besar itu. Mora berjalan menuju taman untuk menghirup udara segera. Dimana taman yang masih segera setelah pagi datang membuat pikirkan Mora merasa sejuk dan nyaman.

Disamping itu Jaksen yang juga sudah bangun membuka jendela terasnya melihat Mora yang ada di taman dibawah kamarnya. Jaksen melihat Mora dengan tatapan biasa dan penuh kehatian.”Apa dia bisa membantuku dengan Laila. Aku harap dia tidak menyukaiku jika iya itu akan menjadi penghalang diriku untuk berpisah dengan dia nanti,”guman Mora.

Tapi saat Jaksen berkata seperti itu Mora merasa ada tekanan yang membuat dia sakit hati.”kenapa perasaanku tidak enaknya. Kalau dipikir-pikir aku belum menghubungi kakak setelah aku sampai disini,”kata Mora yang tidak membawa ponselnya. Mora kembali ke kamarnya dan mulai menghubungi kakeknya yang ada didesa. Dimana Mora memberitahukan kepada kakeknya kalau dia baik-baik saja Mora juga menanyakan kabar tentang kakekny.

Kakeknya memberitahukan kabar baik kalau usaha dia berjalan lancar sayuran yang baru saja ditanam sudah akan dipanen. Mora mendengarnya juga sangat senang sampai Mora didatangi oleh pelayan kalau sarapan pagi sudah siap. Mora segera mengakhiri teleponnya dan berjalan turun di ikuti oleh Jaksen dari belakang.

“Apa tidur kamu nyenyak Mora,”ucap Nenek Ira. Mora menganggu dengan wajah tersenyumnya. Setelah makan malam selesai mereka berdua akan melakukan perawatan tubuh untuk nanti malam. Dimana Mora di pijat sampai perawatan kulit akan bisa santai dan terlihat cantik. Sementara Jaksen yang menolak karena dia tidak ingin melakukan hal yang sangat rumit.

Tapi disisi lain Mora yang sedang melakukan perawatan sedang berpikir jika dia terlihat cantik bukan akan menjadi masalah nanti. Tapi dalam pikiran yang lain juga pasti mereka berpikir kalau dia cantik itu bukan alami tapi karena perawatan. Mora yang tidak ingin ambil pusing hanya bisa mengikuti alur saja sampai dia telah selesai mulai di rias wajahnya.

Karena Mora menggunakan kaca mata diminta menggunakan lensa tapi Mora menolak karena takut matanya sakit. Jadi nenek dan Naila tidak bisa menolak sehingga mengizinkan Mora menggunakan kaca mata itu. Di sisi lain Naila yang sedikit suka dicampur benci ingin membuat Mora terlihat tidak cantik agar Jaksen tidak melirik dia.

Malam tiba dimana Mora yang mengenakan dres sampai menutup lututnya dengan warna biru dengan motif bunga besar. Lengan dan leher terdapat renda dengan warna kecoklatan. Walaupun pakaianya tidak terlalu banyak kilauan mata para tamu melihat ke arah Mora yang bergandeng dengan Jaksen.

Keluagranya yang juga datang bersama dengan Taizan sebagai pendamping Bela melihat Mora. Tapi keduanya sama sekali tidak ada tatapan saling suka Mora kembali melihat ke arah nenek Ira yang melihatnya. Saat itu rambut Mora yang tergerai dan terikat dengan runcingan rambut yang mengikat ke belakang dengan kaca mata besarnya. Setelah sampai di depan tengah pesta nenek hendak ingin mengumumkan pertunangan keduanya.

Tapi tiba-tiba sekertaris Jaksen datang dan bersisik. Tapi wajah dari sekertaris itu sangat pucat membuat Mora ingin tahu ada kabar buruk apa sampai dia datang. Nenek Ira yang masih melanjutkan nama keduanya di ucapkan hingga mereka hendak memasangkan cincin Jaksen tiba-tiba lari keluar.

Membuat para tamu bingung apa yang sedang terjadi Naila dan Morgan yang juga tidak tahu mencoba untuk menenangkan nenek. Tapi nenek yang melihat Jaksen yang langsung berlari sebelum cincin itu masuk ke cari manis Mora. Membuat Nenek syok dan terkejut meminta para pengawal untuk mengejar Jaksen. Mora yang ada disampingnya mencoba untuk menenangkan nenek dan membawa ke ruang istirahat.

Morgan yang masih didalam pesta mencoba menenangkan para tamu. Naila yang mencari tahu dari sekertarisnya juga sangat syok kalau Jaksen segera pergi itu karena Laila masuk ke ruang UGD. Setelah tahu penyebabnya Naila masuk dan berbisik meminta Mora untuk menenangkan nenek agar dia tidak marah dengan Jaksen saat dia pulang nanti. Mora hanya menganggu dan mulai berbicara dengan nenek dengan hati-hati setelah mulai tenang nenek meminta maaf kepada Mora karena Jaksen yang pergi tiba-tiba.

Mora yang menggelengkan dengan wajah tersenyu kalau dia tidak masalah. Mora berpikir positif mungkin saja Jaksen pergi karena pekerjaannya mengalami krisis.Taoi di tempat lain Bela yang melihat tontonan yang sangat bagus hanya tersenyum bersama dengan Sari.”Kurasa ini akan menjadi berita yang panas untuk besok kalau Jaksen mengabaikan tunangannya,”ucap Bela.

“Itu pasti akan membuat Mora sakit hati bukan dihari penting ini,”kata Taizan yang masih merangkul  Bela.

“Tapi kamu tidak merasa kasihankan dengan dia,”kata Bela melihat ke arah Taizan. Taizan melihat dan mencium kening  Bela sambil berkata,”Mana mungkin yang aku cintai adalah kamu bukan dia, sebentar lagi warisan Mora akan menjadi milik kamu.”

Di dalam ruangan setelah Jaksen kembali melihat semua para tamu telah kembali menuju ke kamar nenek Ira. Didalam sudah ada Mora yang menemani nenek Ira sampai dia tertidur. Mora melihat Jaksen langsung menghampirinya dimana keduanya bicara diluar.”Nenek sedang istirahat sebaiknya jika kamu ingin bicara dengan nenek besok saja agar bisa tenangan sedikit,”ucap Mora memberikan saran.

“Baiklah, terima kasih kamu sudah menjaga nenekku. Maaf sudah meninggalkan kamu sendirian di pesta,”kata Jaksen yang tidak memberitahukan kenapa dia pergi. Mora hanya tersenyum hingga akhirnya pesta berakhir dengan kondisi tidak baik. Tapi awak media yang sudah mulai memberitakan apa yang terjadi di keluarga Jakalata. Tapi apa yang akan terjadi dengan Mora setelah ini?.