NovelToon NovelToon
Kakak Atau Suami?

Kakak Atau Suami?

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Romantis / nikahmuda / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua / trauma masa lalu
Popularitas:9.9k
Nilai: 5
Nama Author: Your Aunty

Kendati Romeo lebih tua belasan tahun, dengan segudang latar belakang militer, dia masih bersedia menikahi Ansela, yang kala itu masih duduk di bangku SMA.

Tapi tentunya, ini diikuti dengan beberapa kesepakatan. Berpikir bahwa hubungan mereka tidak mungkin bertahan lama, mengingat perbedaan usia mereka. Alih-alih suami dan istri, mereka sepakat untuk seperti kakak-adik saja.

Setidaknya, itulah yang dipikirkan Romeo! hingga ketika tahun berlalu, dunianya berahkir jungkir balik.

••

Dia mendapati, bahwa Ansela adalah seseorang yang paling dia inginkan, dan paling tidak bisa dia gapai, meski gadis itu disisinya.

Dengan tambahan persaingan cinta, yang datang dari sahabatnya sendiri, yang kepada dia Romeo telah berhutang nyawa, ini hampir membuatnya kehilangan akal.

“AKU BUKAN KAKAKMU! AKU SUAMIMU.”


••

Baca perjuangan sang Kapten, di tengah sikap acuh tak acuh sang Istri. ✨

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Your Aunty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 12

"Terimakasih sekali lagi."

"Bukan masalah Pak." Jawab sang pramugari dengan senyuman terbaik.

Romeo sudah sangat malu sebenarnya. Sedari tadi Ansela memiliki banyak permintaan, sehingga membuat para pramugari harus bolak-balik. Dan sebagai yang lebih tua, sekaligus suami, ini semua jelas tanggung jawabnya.

Sementara kini, Ansela sebagai yang bersangkutan, sedang menyenderkan punggungnya, puas. Ansela benar-benar puas, setelah mencicipi kue-kue di pesawat.

"Sela, kenapa tidak memakan nasinya?"

Ansela menggeleng malas. "Sudah kukatakan tidak Kak. Aku tidak ingin." Sesimpel itu Ansela mengatakan kehendak hatinya, membuat Romeo hanya bisa menyapu dada.

Tapi sayang, sesuatu yang berlebihan tidak baik. Setelah memakan banyak kue, tidak lama kemudian, Ansela merasakan nyeri di dadanya.

"Auh ...." Ansela bergumam pelan.

Tapi rasa sakit ini bekerja lebih ekstra dari yang dikira. Ansela bisa merasakan, bahwa perasaan nyeri itu berubah menjadi terbakar. Ingatannya kembali pada pada jus lemon dengan keasaman tingkat tinggi yang diberi Jordan, serta penolakannya terhadap suruhan Romeo untuk makan nasi.

Ansela menengok kesamping melihat wajah Romeo, takut-takut untuk menyampaikan keluhannya. Dengan ini, dia memilih diam saja, menahan rasa sakit.

Romeo yang sedang menutup mata, tiba-tiba merasa aneh ketika tidak mendengar suara Ansela lagi. Dia membuka matanya untuk melihat Ansela, hanya untuk menemukan ketidaknyamanan diwajah gadis itu.

Romeo sedikit tersentak. Lintasan kejadian di bandara tadi teringat lagi. Membuat Romeo mengira, Ansela sedang memikirkan hal tadi.

"Sela, kenapa kau diam saja?"

Ansela menatap Romeo sedikit gugup, "Tidak apa-apa, aku hanya ingin diam."

Sesungguhnya, dada Ansela semakin sesak. Romeo sudah memperingatkannya sejak sebelum meminum jus lemon itu, dan sampai kegiatan memakan kuenya. Tapi mengingat dia telah menolak semua nasihat pria itu, maka Ansela yakin, jika dia mengeluh soal ini, maka pria didepannya ini, pasti akan mengomel.

Romeo tidak puas dengan jawaban itu, jadi langsung pada dugaannya. "Apa kau memikirkan yang dikatakan wanita tadi? dengar, ... jangan pikirkan apapun yang dikatakannya. Kakak percaya sepenuhnya kepadamu, dan kau tidak perlu memberikan penjelasan apapun."

Ansela terdiam lama, menatap ke depan sambil mencerna apa yang dikatakan Romeo. Ketika dia teringat kejadian sebelum naik pesawat, barulah dia mengerti dasar ucapan pria itu.

Tapi soal wanita itu? ... oh astaga! aku tidak peduli sama sekali. Pikir Ansela. Namun untuk mengakhiri percakapan dengan Romeo, Ansela mengiyakan saja. "Baiklah. Terimakasih."

Romeo yang sudah serius, menjatuhkan rahang mendengar jawaban itu. "Terimakasih? itu saja Sela?"

Romeo tanpa sadar ingin mengomel. Dia mengatakan sesuatu yang sangat emosional dalam ukuran suatu hubungan, tapi hanya di balas terimakasih? yang itu bahkan tidak di ucapakan Ansela dengan tulus hati.

"Hehehe," Ansela tertawa garing. Benar-benar menolak melanjutkan percakapan.

Romeo menyisir rambutnya kebelakang dengan jari-jari. Dia yang tadinya senang, sekarang mulai kesal dengan pembawaan acuh tak acuh Ansela. Saking kesalnya, Romeo memilih untuk mendiamkan balik gadis itu. Untuk sesaat dia sempat mengira, bahwa Ansela akan berbalik bicara padanya, jika di diamkan tiba-tiba.

Tapi setelah menunggu hampir dua puluh menit, gadis itu malah semakin diam saja. Romeo akhirnya tidak tahan lagi. Dia menegakkan punggungnya, dan menatap Ansela. "Dengar, aku ini suami dan kakakmu. Jadi aku memiliki hak untuk mengetahui apa yang terjadi padamu. Termasuk perasaanmu yang sebenarnya."

Ansela yang menahan sakit di dadanya, merasa akan muntah, jika bicara. Jadi dia memilih diam saja, dengan mata tertutup. Tapi hal ini benar-benar memantik ketidaksabaran Romeo.

"Sela jangan seperti ini. Kakak tahu, kau tidak tidur. Jadi kenapa kau diam saja? apa pelayanan pramugari tidak baik? atau karena tuduhan wanita tadi itu, membuatmu seperti ini? atau ada yang aku lakukan, yang membuatmu tidak senang? katakan!"

Mendengar Romeo yang tidak berhenti mengoceh, Ansela mulai merasa sakit di dadanya sudah naik ke kepala.

Dia menyandarkan seluruh tubuhnya ke kursi, dengan perasaan tak enak. Tapi Romeo hanya ingin bicara. Dia sungguh-sungguh, Ini pertama kalinya dia menjadi begitu banyak bicara, saat sebelum-sebelumnya, dia sering menjadi pihak yang hanya mendengarkan.

Anggapan bahwa usia muda Ansela, membuat gadis itu kesulitan mengekspresikan dirinya dengan baik, membuat Romeo semakin cerewet. Tapi dia hanya tidak tahu saja, betapa Ansela sangat ingin membekap mulutnya.

Romeo memaksa memegang tangan Ansela, berniat bicara dari hati ke hati. Tapi sayang, hal ini malah membuat kesabaran Ansela mencapai puncak.

Ansela tiba-tiba berdiri, dan menarik tangannya.

"Sela, kau mau kemana?" Tanya Romeo kaget.

Ansela yang juga sudah kesal, menatap sekilas, sebelum tanpa sungkan menginjak kaki Romeo. Membuat mata pria itu membulat sempurna, tapi beruntung tak sampai berteriak karena sakit.

"Sela kau ...?"

Melihat Ansela yang bertindak aneh seperti itu, Romeo tentunya langsung ikut berdiri. Dia mengikuti gadis itu yang ternyata menuju ke Toilet. Barulah saat Ansela hendak masuk, dia menyadari bahwa wajah Ansela pucat.

"Tunggu, tunggu sebentar." Romeo menggunakan kakinya untuk menahan pintu kamar mandi pesawat.

"Sela? wajahmu pucat sekali, ada apa ini!" Ujar Romeo, yang tak sadar sudah ikut masuk ke dalam toilet. Untungnya ini toilet kelas bisnis, jadi cukup muat untuk mereka.

Mendengar pertanyaan Romeo, yang sesuai dengan situasi. Akhirnya Ansela bersedia untuk berbicara.

Dia menunjuk dadanya perlahan, "Dadaku ...."

Tapi belum selesai mengatakan hal itu, dia sudah berbalik tiba-tiba untuk muntah.

Ueeekkk.

Kepanikan menyapa Romeo "Sela, ada apa ini sebenarnya?"

Uhukk.

Romeo terus menepuk punggung Ansela, sambil menahan rambut gadis itu saat muntah.

Ueekkk. Ansela muntah untuk terahkir kalinya. Rasa terbakar memenuhi dadanya, tapi kini terasa lebih baik dari pada rasa begah sebelumnya.

"Akh, dadaku ...." keluh Ansela dengan mata berkaca-kaca.

"Astaga, anak ini ...."

Ingatan Romeo kembali pada semua yang dikonsumsi gadis itu, dan menemukan sumber masalah. Tapi untungnya, semua tak seperti yang dipikirkan Ansela. Mengingat kondisi gadis itu, Romeo bertindak dewasa dengan tidak menanyakan apapun terlebih dahulu, atau mengomelinya.

"Bisa berdiri?"

Dengan anggukan Ansela, Romeo membawa gadis itu berdiri secara perlahan, sebelum membereskan muntahannya.

"Sini, biarkan Kakak mengelap wajahmu."

Romeo mengeluarkan sapu tangan dan membasahinya di air, sebelum membasuh wajah Ansela dengan sayang. Ya, kondisi Ansela benar-benar sangat menyayangkan untuk dilihatnya saat ini.

Setelah selesai, Romeo membawa Ansela kembali ke tempat duduk. Dia mengatur jenis tempat duduk convertible itu agar bisa di tiduri. Setelahnya dia izin untuk kebelakang.

"Tunggu disini. Kakak akan segera kembali."

Hampir lima menit, hingga Romeo kembali dengan air putih dan teh herbal chamomile.

"Ini minumlah, dan pejamkan matamu. Setelah muntah, biasanya akan terasa lebih baik."

Ansela patuh saja. Setelah itu dia menyandarkan seluruh tubuhnya berusaha rileks. Namun sempat dikejutkan, dengan sentuhan di telapak kakinya. Melihat itu Romeo yang mencoba memijitnya, Ansela tidak bisa menahan satu sudut bibirnya untuk terangkat.

Mari biarkan dia melakukan pelayanannya sebagai suami. Pikir Ansela sedikit picik. Dengan tubuhnya yang sudah mulai rileks, serta karakter pemalasnya yang sudah kembali, Ansela sangat menyukai jenis pelayanan tanpa pamrih seperti ini.

"Ah, yah disitu. Lakukan terus Kak." Dia memberi tanpa malu-malu. Membuat Romeo menggeleng kepalanya.

Tapi siapa sangka, Romeo lebih berdedikasi yang dia kira. Terlalu enak dipijat, Ansela akhirnya jatuh dalam tidur. Tidak tahu bahwa Romeo terus memijat, sampai akhirnya dia terbangun.

~

"Eh!" Ansela menarik kakinya kaget. Untuk sesaat dia lupa apa yang terjadi.

"Sudah bangun?" Romeo membuka tutup telapak tangannya yang keram.

Ansela yang baru teringat, merasa terkejut. "A-apa yang Kakak lakukan? Kakak tidak berhenti sedari tadi?" Romeo tentunya sangat lelah, tapi melihat wajah terkejut Ansela, dia tetiba ingin pamer. "Apalagi? Kakak melakukan yang minta. Katamu kan, lakukan terus!"

Ansela menutup mulutnya tak percaya. Oh astaga, pantas saja pria ini seorang kapten di usia muda. Ternyata dia benar-benar sangat berdedikasi dan bisa diandalkan. Pikirnya.

Tapi begitu, Ansela masih tidak enak hati. Apalagi dilihatnya sudah sejam lebih dia tidur, dan selama itu juga Romeo terus memijitnya. Hingga tidak terasa, sebentar lagi pesawat sudah akan mendarat. Memikirkan hal ini Ansela semakin merasa bersalah, namun tidak berarti dia tidak akan mengkritik.

"Kak, terimakasih banyak. Tapi tolong perhatikan, bahwa bodoh dan dedikasi itu beda-beda tipis. Kalau aku sudah tidur, harusnya Kakak berhenti saja. Bukan membuat susah diri sendiri."

Romeo yang mendengar ini, sedikit terguncang.

"Aa-apanya yang membuat susah? itu sama sekali bukan apa-apa. Hampir tidak mengeluarkan tenaga." Kata Romeo mencoba bertahan dengan sikap sok.

Mendengar ini, Ansela terdiam sebentar. Dia sudah merasa kasihan, tapi Romeo ternyata tidak memerlukan hal itu. Ini membuatnya merasa sia-sia. Dengan pertimbangan ini, Ansela malah berbalik kasihan pada diri sendiri.

Wah tentara memang beda. Ternyata itu bukan apa-apa untuknya. Ck, benar-benar kuat. Ternyata aku yang kasihan disini, karena sakit. Pikirnya, sebelum mengangkat kakinya kembali ke arah Romeo.

"Kakak memiliki kekuatan luar biasa. Ini pijatlah lagi kakiku, supaya nanti saat mendarat tepat dua jam Kakak memijat." Kata Ansela tanpa beban.

Rahang Romeo terjun bebas mendengar hal ini. Dari banyak hal yang menjadi kelebihan Ansela, ternyata hanya butuh satu kekurangan saja, dan dia bisa menjadi sangat fatal.

"Ta-taapi?"

"Jangan sungkan Kak."

Romeo menggeleng, antara ingin menangis dan tertawa. Tak punya pilihan, karena terlanjur menyombong, Romeo menjatuhkan tangannya untuk menyenangkan sang Nyonya Muda. Untung saja, mereka hanya akan bersama sebentar, atau kalau tidak, Romeo sudah bisa membayangkan, bahwa dia akan menjadi tahanan penjajahan Ansela.

1
V'marbe
ceritanya gak pernah mengecewakan
selalu beda dari yang lain
tapi satu yang PASTI ceritanya selalu bagus
Fairuz Nuna
bagus
Umie Irbie
kenapa anselanya penyakitan siiii,.😒😫
Umie Irbie
ngg suka sama sikap sela,. males nya kebangetan,. 😡😡😡😡😡😡 ngg masuk akal malas nya 😒
Umie Irbie
sweeet bngeeeet dialognya 😀
王贝瑞: Mampir juga kak ke My Secret Lover 😄
total 1 replies
Umie Irbie
romeo bodoh,. 😡😡 berarti ini bener2 ngg ada romantisnya donk 😫
Umie Irbie
ngg suka sama sifat malas sela😩😫 ngg suka wanita pemalas,. bisa di rubah ngg yaaaaa jadi mandiri dan punya martabat 🤭
Sweet_Fobia (ᴗ_ ᴗ )
Ngga kecewa sama sekali.
Umie Irbie
awal yg menarik 😀 mudah di fahami ceritanya 👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!