NovelToon NovelToon
Rahasia Istri CEO

Rahasia Istri CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / CEO / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Kehidupan di Kantor
Popularitas:22.9k
Nilai: 5
Nama Author: secrednaomi

Keyla terkejut ketika melihat Agam, suaminya selingkuh dengan wanita lain. Rasa sakit hati karena merasa dikhianati membuat Keyla memilih pergi dan meninggalkan suaminya begitu saja.

Tiga tahun kemudian, Keyla yang telah berkuliah dan mendapatkan pekerjaan baru di sebuah perusahaan tiba-tiba bertemu Agam kembali, suaminya itu ternyata adalah CEO dari tempat perusahaannya bekerja.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon secrednaomi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps. 24 — Untaian Takdir

Keyla terdiam, pikirannya berkecamuk kemana-mana, ia membayangkan senyuman Zahra, tawanya, ketenangannya. Keyla tidak menduga dibalik semua ekspresi itu Zahra mempunyai masa lalu yang menurut Keyla berat.

Dari Agam, Keyla mengetahui bagaimana Zahra mengandung bayinya seorang diri, tanpa ada yang menemani seperti kerabat, keluarga, atau suami.

Zahra tidak kembali pada pamannya saat melahirkan, ia terlalu malu karena punya anak sebelum nikah, Zahra memilih pergi ke tempat yang jauh dari orang-orang yang mengenalnya.

Satu-satunya yang Zahra syukuri saat itu adalah dirinya sudah bekerja dan memiliki penghasilan yang tetap ketika mempunyai anak.

Berkat bantuan Agam, Zahra diperbolehkan bekerja di perusahaannya, Zahra meminta agar Agam tidak memberitahu keberadaannya khususnya pada Devan.

"Ini sangat menyedihkan..." Keyla mengusap air matanya yang keluar.

Agam terkejut Keyla sampai menitikkan air mata, ia bangkit dari pangkuan gadis itu sebelum menarik tubuh Keyla ke dalam pelukannya.

"Aku tidak bisa membayangkan jika hal itu terjadi padaku, Agam..." Keyla terisak, sebagai seorang wanita, ia lebih memahami perasaan Zahra.

"Kau tidak akan seperti itu, Key..." Agam mengelus punggung Keyla lembut. "Aku akan tetap bersamamu, apapun yang terjadi."

Pada akhirnya, Keyla menangis dalam pelukan Agam, laki-laki itu bisa merasakan bahu Keyla yang terus berguncang, untuk pertama kalinya Keyla terlihat begitu lemah di depannya.

Disisi sudut gedung yang lain.

Devan sedang berada di dalam lift dan tengah menuju lantai pertama, beberapa pegawai kantor mulai ikut memasuki lift bersamanya seiring liftnya bergerak.

Ting!

Pintu lift kembali terbuka ke sekian kalinya, kali ini di lantai lima belas, di saat yang sama ada seorang perempuan memasuki lift itu.

Devan yang berdiri di dekat tombol lift sedikit bereaksi saat melihat Zahra, disisi yang sama Zahra juga terkejut ketika melihat Devan.

Tubuh Zahra sedikit menegang beberapa detik, ia tidak menyangka akan bertemu Devan di tempat bekerjanya. Zahra awalnya enggan menaiki lift itu namun karena ada karyawan lain dibelakangnya membuat ia terpaksa harus maju dan memasukinya.

Lift itu tampak sesak, Devan memilih tidak melihat ke arah Zahra begitu juga sebaliknya.

Seiring lift mereka turun, satu persatu karyawan yang berada di lift itu terus berkurang saat sampai di lantai tujuannya masing-masing hingga pada akhirnya hanya menyisakan Keyla dan Devan berdua.

Suasana canggung sangat mencekam di lift itu, Devan memilih diam karena khawatir akan membuat Zahra seperti kemarin sementara Zahra, ia memilih mengabaikan keberadaan Devan meski hal tersebut dirasa mustahil.

Meski Devan berniat ingin diam namun kata hatinya berucap sebaliknya, sejak kemarin ada hal yang ingin ia bicarakan dengan Zahra yaitu soal ayahnya.

Devan memberanikan diri melirik Zahra terlebih dahulu dari sudut matanya, gadis itu tengah menunduk menatap ke arah sepatunya.

"Ayah sudah meninggal..." Ucap Devan setelah berpikir keras sejenak.

Zahra tetap diam namun Devan mengetahui gadis itu cukup bereaksi dengan perkataannya barusan.

Devan sebenarnya ingin menjelaskannya lebih jauh namun untuk saat ini, ia lebih baik berkata seperti itu dulu.

Suasana hening kembali terasa, lift yang turun seolah melambat. Devan melihat Zahra di dinding lift yang seperti kaca, ia tersenyum saat gadis itu telah benar-benar berubah sekarang.

Devan masih mengingat Zahra dulu sebelum mengenakan hijab, bagaimana rambut panjang hitam gadis itu yang terurai panjang sampai sepinggang, senyumannya yang manis, serta tawanya yang membuat ia jadi ikutan tertawa ketika melihatnya.

Ketika kepala Zahra terangkat, Devan segera mengalihkan pandangannya ke arah lain. Tanpa Devan tahu, saat itu Zahra juga sedang mencoba melirik Devan, dengan tatapan hati-hati ia melihat Devan di dinding lift secara sekilas sebelum kembali menunduk lagi.

"Maaf soal kemarin..." Entah kenapa, Devan ingin lebih banyak berbicara.

Zahra masih memilih diam, bagi gadis berjilbab itu, pikiran dan hatinya sedang berkecamuk kemana-mana.

"Ayah sudah meninggal, dia meminta maaf kepadamu di ujung hayatnya, dia sering memanggilmu ketika sakit."

Tubuh Zahra sedikit bergetar saat mendengar hal tersebut, Devan tersenyum tipis, ia tidak berharap banyak kalau Zahra akan meresponsnya.

Ting!

Suara lift berbunyi ketika berada di lantai satu diikuti pintunya yang ikut terbuka, Devan memilih diam dan menunggu Zahra terlebih dahulu melangkah keluar namun disisi lain Zahra juga berpikiran hal yang sama.

Setelah lima detik berlalu, tidak ada dari keduanya yang melangkah, Devan merasa Zahra pasti memiliki pikiran yang sama jadi dia mengalah dan ingin melangkah terlebih dahulu, sayangnya diwaktu yang sama Zahra juga ikut bergerak.

Zahra dan Devan reflek saling pandang, untuk pertama kalinya Devan bisa melihat wajah Zahra lebih baik dibandingkan kemarin.

Devan batuk pelan dengan canggung, pada akhirnya ia memilih keluar terlebih dahulu.

Zahra melirik perlahan menatap punggung pria itu yang kini perlahan menjauh, perasaannya campur aduk. Pikiran Zahra teringat dengan perkataan Devan tentang kasus ayahnya yang sudah meninggal, apa tadi dia bilang ayahnya memanggil namanya?

***

Keyla melepaskan pelukannya setelah beberapa menit menangis, ia kemudian tersadar sudah menangis di pelukan Agam cukup lama.

Keyla batuk pelan, "Maaf, pakaianmu jadi basah?" Keyla melirik bagian jas kerja Agam yang basah karena air matanya.

"Tidak apa, kau bisa menangis selama yang kau mau." Goda Agam.

"Aku tidak akan menangis lagi." Keyla memutar matanya malas. "Itu pertama dan terakhir kali."

"Benarkah..." Agam menangkup pipi Keyla, "Kau terlihat lucu ketika menangis tadi."

Keyla merona. "Kau sedang mengejekku?"

Agam terkekeh. "Aku tidak mengejek, lebih tepatnya hanya sedikit menggodamu."

"Itu sama saja..." Keyla mendengus pelan. "Aku mau pergi, sudah terlalu lama aku disini."

"Bayarannya mana? Aku sudah menceritakan kisah Zahra padamu tanpa mendapatkan apapun?" Agam menuntut.

"Kan sudah tadi tiduran di paha."

"Itu belum cukup," Agam merekahkan senyumannya, memangku dagunya. "Tapi aku akan menagihnya nanti, kau harus menurutinya."

Keyla memutar matanya malas, ia hendak pergi melewati pintu saat tiba-tiba Agam memeluknya dari belakang, tangannya melingkar di perutnya.

"Kau tau kenapa aku menceritakan kisah Zahra kepadamu, Key?" Bisik Agam di telinga Keyla, ia menaruh dagunya di pundak isterinya tersebut. "Karena aku berharap kau bisa membantu mereka bersama lagi."

"Apa Zahra masih mencintai Devan?" Keyla meletakkan tangannya di atas tangan Agam yang memeluk perutnya.

"Aku tidak tahu, tapi yang pasti Devan masih mempunyai perasaan pada Zahra."

Keyla menghela nafas panjang, "Aku pikir aku juga ingin mereka bersama lagi." Lirih Keyla.

Agam tersenyum lalu mengecup pipi Keyla beberapa kali, sudah lama ia merasa gemas pada pipi Keyla yang terlihat chubby.

"Agam, lepaskan... Aku mau kerja." Keyla mulai risih dengan kecupan Agam.

"Rambutmu lebih wangi dari biasanya, apa kau menggunakan sampo yang berbeda..." Agam mengendus rambut Keyla.

Wajah Keyla merona, ia tidak menyangka Agam bisa membedakannya. "Bagaimana kau mengetahuinya?"

"Dari dulu harum tubuhmu sangat khas, Key. Aku bisa mengetahuinya."

"Kau terdengar mesum, Agam."

"Aku berbicara jujur..." Agam terkekeh, "Apa kau lupa aku pernah mencicip semua bagian tubuhmu, Key."

Wajah Keyla semakin merona apalagi Agam mengatakan itu di dekat telinganya.

1
Eemlaspanohan Ohan
mampir
Buang Sengketa
siapa gimana ini 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Anita Jenius
Salam kenal thor.
5 like mendarat buatmu ya. semangat.
Tarmi Widodo
suka
Tarmi Widodo
NYImak
Gunawan Wibisono
kalau bikin ccerita rata2 pada di gantung jadi nggak seru ujung2 males
Buang Sengketa
gak pake cincin ruang ini kan 🤭😁
Buang Sengketa: /Drool//Drool//Drool//Drool//Drool//Drool//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Secrednaomi: enggak, ini lebih spesial malah, cincin pernikahan:)
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!