NovelToon NovelToon
COLD WORDS

COLD WORDS

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Trauma masa lalu / Office Romance
Popularitas:8k
Nilai: 5
Nama Author: YoshuaSatrio

Kisah seorang pria yang tidak lagi mau mengenal cinta, karena bayang masa lalu yang terlalu menyakitinya. Begitu banyak cinta yang datang dan mencoba mengetuk.
akankah ada sosok perempuan yang mampu mengubah kehendaknya?
adakah perempuan yang akan mampu mencuri perhatiannya?
ikuti kisahnya dalam cerita author "COLD WORD"
kisah ini hanya berdasarkan imajinasi author saja. jika ada kesamaan nama tokoh, ataupun latar, merupakan suatu kebetulan yang dibetul-betulkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YoshuaSatrio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

COLD WORD ---13

Billy tampak tersenyum dan ceria menyapa beberapa orang yang dikenalnya. Namun menghela nafas kembali beberapa saat kemudian.

"Sambil nunggu pesenan jadi, coba spill mau ngomong apa, sampe harus bawa kakak ke sini." ucap Tyas begitu hafal dengan perangai adiknya.

"Ck!" Billy mendecak, lalu menghela nafas. "Aku dapet tawaran kerjaan sambilan."

"Hahahahaa... Cuma mau ngomong itu saja?" Tyas tak mampu menahan tawa melihat betapa serius ekspresi adiknya.

"Kakak ih, serius aku." protes Billy seraya mengerucutkan bibirnya.

"Lah, cuma ngomong gitu aja, kenapa ribet amat. Kan tinggal bilang aja." Tyas masih terkekeh.

"Sumpah, deg-degan bgt mau ngomong gitu doang. Aku takut kalian marah." Billy ikut terkekeh.

"Selama kamu bisa bagi waktu dengan baik, kenapa harus marah." jawaban ringan Tyas, membuat Billy tersenyum lebar.

"Jadi beneran boleh sambil kerja?" Billy memastikan pendapat kakaknya.

"Memang kerja apa?" Tyas mulai bertanya dengan serius.

"Di kafe, nggak jauh dari sini. Jam kerjaku jam 17-23 doang." jawab Billy.

"Terus kapan kamu bisa belajar sama ngerjain tugas?" raut wajah Tyas semakin serius.

"Bisa disambi di kafe." sahut Billy.

"Kalau kafe rame? Bekerja itu nggak boleh maen-maen. Harus tanggung jawab. Begitu juga kuliah. Nggk boleh ngasal." Nasihat seorang kakak.

"Aku yakin bisa, kak. Boleh ya, aku mencoba. Nanti kalau ternyata keteter, aku resign lah." ucap Billy berusaha meyakinkan kakaknya.

"Kamu udah gede. Kakak cuma mengingatkan, keputusan selanjutkan dipikir sendiri. Toh kamu juga yang jalanin."ujar Tyas.

"Ya tapi dikasih ijin nggak??" Billy merayu kakaknya tanpa malu bersikap manja.

"Memangnya uang saku dari kakak kurang ya?" ucap Tyas menyelidik.

"Enggak. Uang saku selalu cukup. Bisa nyisa malahan." tukas Billy cepat-cepat.

"Terus kenapa tiba-tiba pengen kerja?" Tyas mengamati wajah Billy yang setengah salah tingkah.

"Kakak, jangan mikir kejauhan. Aku cuma pengen punya uang lebih aja." ucap Billy sambil melihat ke arah lain.

"Bohong. Pasti punya pacar. Bener kan?" lirikan maut Tyas membuat Billy semakin salah tingkah.

"apaan sih, kakak. Bukan itu beneran." Billy masih tak mau berucap jujur.

"Terus apa? Nggak mungkin tiba-tiba pengen kerja, tiba-tiba pengen punya uang sendiri." Tyas semakin berusaha memojokkan Billy.

"Kakak bener-bener deh, pantang menyerah." wajah Billy semakin mengecut.

"Ya makanya jujur dulu sama kakak." Tyas semakin memaksa.

"Aku lihat dapur, banyak perabotan ibu yang sudah usang. Terus di kamar ayah sama ibu, lemari mereka sudah tak layak pakai. Aku cuma mau bantu itu." ucap Billy menunduk di depan kakaknya.

"Semiskin itu ya ternyata kita." Tyas pun menunduk mengikuti adiknya.

Billy menghela nafas, lalu terdiam sibuk dengan pikirannya sendiri. Hal yang sama juga dilakukan Tyas.

"Baiklah, mari kita berjuang bersama, membantu orang tua kita. Kakak akan mendukung apapun keputusanmu. Tapi janji...."

"Janji apa?" tukas Billy memotong kalimat kakaknya.

"Kalau kuliah keteter, terus nilai mata kuliah jeblok, harus berhenti kerja." ucap Tyas tegas.

"Siap!! Kakak tercinta!!"

Senyum cerah merekah di wajah Billy. Dia tampak girang mendengar kakaknya menyetujui keinginannya.

"Tapi bantu aku ngomong sama ayah ya kak." pinta Billy.

"Hmmm.... Upahnya apa kira-kira." kelakar Tyas.

"Traktir jajan pas gaji pertama. Setuju??!"

"Oke. Setuju."

Disaat yang tepat, pesanan datang. Tyas dan Billy menikmati menu yang mereka pesan.

.

.

.

Ditempat lain, Tama masih menyelesaikan beberapa pekerjaannya. Raut mukanya semakin serius, saat ia menatap layar di depannya. Hanya bola matanya yang hilir-mudik bolak-balik memeriksa setiap detail kata, angka dan garis.

"Pak Tama, mau lembur sampai jam berapa?" salah satu staffnya memberanikan diri bertanya.

"Sebentar lagi." jawab singkat Tama tanpa memalingkan wajah dari layar laptopnya.

"Oh, baiklah." sahut lesu staff itu.

"Jika kalian sudah selesai, boleh pulang dahulu." ucap tama lagi masih fokus pada layar.

"Baik, pak. Terimakasih, kami duluan." sahut Mala si staf dengan semangat kembali membara.

Seperti itulah keseharian dikantor. Para staf, tak ada yang berani meninggalkan kantor, sebelum ada kalimat dari Tama yang mengijinkan mereka untuk pulang.

Selain karena takut, juga karena segan. Tama sebenarnya buka ketua tim yang mengeksploitasi staff dibawahnya, namun entah kenapa staf yang bekerja dengannya tak pernah ada yang berani melakukan pelanggaran. Semua bekerja sepenuh hati, dan mengikuti semua yang diarahkan Tama.

"Ah, tunggu 10 menit bisa???" seru Tama kemudian, yang tentunya membuat semua staff yang sudah berjalan sampai di depan pintu ruangan itu, menghentikan langkah mereka.

"Ya, pak. Ada yang bisa kami kerjakan?" sahut Mala.

"Duduk saja dulu kalian. 10 menit. Kuusahakan cepat." seru Tama semakin fokus pada laptopnya.

"Kira-kira mau apa ya?" bisik Ban pada rekannya.

"Entah." sahut yang lainnya sambil mengangkat bahu mereka.

"Ssst, kita tunggu saja." Mala memberikan isyarat sambil berbisik.

Sepuluh menit berlalu. Tama sudah menyelesaikan keseluruhan pekerjaannya hari ini. Mulutnya tetap terkatup, tangannya dengan cekatan membereskan meja kerjanya, disaksikan beberapa pasang mata para staff yang menanti kalimatnya dengan sabar yang terpaksa.

"Kita makan bersama." ujar Tama beranjak berjalan menuju keluar.

Para staf bernafas lega. Kebanyakan mengelus dada sebagai ungkapan bersyukur ternyata bukan diminta lembur.

"Syukurlah... Aku deg-degan,kupikir ada yang salah dengan pekerjaanku." ucap Ban sambil berjalan mengikuti rekan-rekannya.

"Sama, kukira akan disuruh lembur lagi. Wkwkwkw" sahut Mala.

"Ternyata dikasih surprise mau ditraktir makan." Yuli pun menyahut, diikuti tawa rekan lainnya. Tawa yang tertahan karena tak berani bersuara.

"Kalian putuskan mau makan dimana." ujar Tama lagi. "Aku bonceng siapa saja yang bawa kendaraan."

"Pak Tama tidak ada rekomendasi?" tanya Ban.

"Kalian saja rundingkan dengan cepat. Aku sudah lapar." sahut Tama datar.

beberapa saat 7 orang staff itu berunding. Memilih dan memilah tempat makan yang tak terlalu berat, tapi lumayan enak. Mengingat selera atasan mereka yang sedikit nyentrik, mereka tak bisa asal memilih tempat untuk makan.

"Kita ke kedai Batagor aja ya pak. Ada siomay kesukaan bapak. Kedai baru, yang lumayan enak masakannya, juga enak tempatnya untuk ngumpul." kata Mala.

"Terserah kalian saja." jawab singkat Tama.

"Pak Tama bareng saya bisa." ujar Ban lalu mengambil motornya.

Meskipun tak banyak bicara, namun Tama bukan ketua tim yang pelit. Dia selalu menghargai kerja keras semua timnya dengan mentraktir mereka makan. Atau sekedar ngopi bersama.

Dan disaat berkumpul diluar seperti itu, Tama akan mempersilahkan timnya untuk mengeluarkan unek-unek dan keluh kesahnya. Meskipun Tama tak bentak merespon, namun ia cukup bisa menjadi pendengar yang baik.

Meski tidak segera, namun Tama akan selalu merealisasi hampir semua usul timnya, untuk menciptakan suasana kerja yang kondusif dan efektif, sehingga semua bisa bekerja dengan an dan nyaman.

Itulah sebabnya para staf pun sangat menghargai dan menghormati Tama

...........

...****************...

To be continue...

1
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
akhirnya manusia batu berubah jadi manusia romantis 💃💃
𝒀𝑶𝑺𝑯𝓊𝒶: 😏🤭🤭😊tamat juga akhirnya😁
total 1 replies
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
🤣🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
akhirnya mereka bertemu kembali 💞😍
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
untunglah Tama selamat 🥺
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
waduh 😣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Begitu rupanya tapi ga usah terlalu mengekang lah
HARTINMARLIN
udah tamat ya
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Waduh jangan" dikasih obat perangsang😣
HARTINMARLIN
apa yang akan di lakukan kakek Tama
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
waduh kakeknya Tama dateng nih,tambah kacau 😣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Hadeuh Tama,,,
kasihan Tyas 🥺
𝕻𝖔𝖈𝖎𝕻𝖆𝖓
kasian sendiri
mau ak temenin haha
𝕻𝖔𝖈𝖎𝕻𝖆𝖓
feedback ya kak, thank you..
mampir jg ya guys di The golden umbrella dan follow thx
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Serem juga tuh kakeknya Tama 😣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
lengan Arwan
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Ternyata kakeknya Tama yang ingin memisahkan mereka 😣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
apa Tyas mengenal Hana🤔
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
😱😍😍
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
dih Tyas jadi tahu kejelekanmu 🤣🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
tepukan kecil adalah obat yg luar biasa 👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!