My Hot Step Mother

Pria ini yang hanya 2 hari menjadi suaminya lalu menghilang, malah mertuanya mengatakan dia meninggal dalam kecelakaan.

'Bagaimana kalau aku doakan dia beneran mati ya..? Biar dia tahu bagaimana rasanya mati. Berani- beraninya buat alasan mati agar tidak bersamaku. Mengapa dari awal di setujui menikah? Saya 2 tahun mengabdi di rumah orang tuamu dengan atas nama menantu dan istrimu Satya Subroto.' Airin menarik nafas dan melihat mereka dengan dingin.

"Mama, mama, makanannya sudah datang." Seru suara anak kecil dari dalam. Sepertinya umur anak ini sudah dua tahun lebih karena dari cara bicaranya sudah bisa di mengerti.

"Iya, sudah sayang, ini bawa kedalam, biar mama bayar dulu." Ucapnya lembut dengan senyum manisnya menatap anaknya.

'Ck, saat kami nikah, berarti perempuan ini telah hamil.' batin Airin.

Ketika dia mengambil uang pembayaran, dia hanya bisa menatap mereka tanpa berkata apa- apa lagi.

"Aku harus konfirmasi ini dengan mertuaku, apakah dia tahu atau tidak. Kalau dia tahu, mengapa aku yang di jual buat lunasi utang papanya. Sementara anaknya sendiri, asyik - asyik dengan wanita lain. Aku tidak perlu bertanggung jawab atas apa perbuatan mereka.

Walaupun selama 2 tahun aku makan di rumahnya, setidaknya aku juga bekerja di rumah itu. Bukan makan dan tidur saja."

Airin sedikit kesal di hatinya, karena kebohongan mertuanya sudah terkuak.

'Jika aku mengatakan ini kepada Randy, mungkin dia akan menemui mantan mertuaku, atau langsung kerumah mantan suamiku?

Karena aku juga tidak mencintai Randi, kami menikah karena paksaan.' Dia memikirkan masalah itu sambil menjalankan motornya.

Tanpa dia sadari ketika berbelok, sebuah mobil hampir saja dia tabrak.

Aaahh.. Teriaknya.

"Nona, hati - hati..!" Seru supir mobil tersebut.

"Maaf, maaf." Tentu saja Airin gelagapan, karena pikirannya kemana- mana, sampai dia tidak sadari ada mobil melaju dari sampingnya dan hampir dia tabrak.

"Lain kali jangan melamun." Kata supir itu lagi, menunggu Airin membelokkan motornya agar menjauh dari mobil itu.

Sedikit gerah rasanya, dia mengangkat kaca helmnya. Dan dia tidak menyadari seorang pria yang duduk di kursi belakang mobil itu memperhatikan.

Dia menurunkan sedikit kaca pintu mobil tersebut agar lebih jelas melihat wajah Airin yang sedang menarik mundur motornya.

"Hmm, selidiki wanita ini." Pintanya kepada asistennya yang sedang menyupiri mobil tersebut.

"Baik bos." Jawabnya dan menjalankan mobil itu kembali, karena Airin sudah sedikit menjauh daru mobil tersebut.

'Sepertinya, memang dia, yang dia lihat di depan lift apartemennya. Apakah waktu itu dia juga sedang mengantar makanan?' gumam pria itu.

Dia merasa wanita ini sedikit berbeda dengan wanita lainnya, yang biasa jika melihatnya pasti tersenyum malu atau curi- curi pandang.

Dan terkadang wanita- wanita itu membuat trik agar dia bisa menoleh ke arahnya dan bahkan berusaha untuk naik ke ranjangnya.

Makanya dia memilih tinggal di apartemen dari pada perumahan yang di sediakan negara, karena banyak wanita yang bekerja dalam oraganisasi aparat negara akan mengetahuinya dan akan suka mampir ke sana.

Dari pada membuat masalah mending dia menghindar saja.

Tapi wanita ini, malah melihat dia seperti hantu yang perlu di hindari. Atau wanita ini pernah berbuat kesalahan kah?

'Tunggu..! Dia kan tidak tahu pekerjaanku,' Tiba- tiba otaknya di masuki berbagai pertanyaan.

Memang jika tidak bertugas, Reymod tidak pernah memakai pakaian dinas jika keluar rumah atau pulang ke apartemennya.

Dia perlu juga merahasiakan identitasnya sebagai Intelijen negara. Jadi kebanyakan dia memakai pakaian kasual atau pakaian kantoran, karena dia orang yang suka rapi dan kebersihan.

Aahh.. Itu sangat berbeda dengan Airin yang bar- bar dan asalan.