Bad Girl Transmigrasi

Anggota inti antraksi yang baru sampai di markas yang ada di Bandung.lantas ke empat pemuda itu langsung masuk dan di sambut hangat oleh pengawal yang berjaga di luar,dan juga ada sebagian anggota yang ikut menyambut kedatangan mereka.

"Kumpulkan semua anggota,ada mau gue bicarakan" ujar Adit serius pada sandi.

"Emang kenapa sih,baru juga Sampai Lo pada" sarkas sandi yang heran.

"Udah,Lo kumpulkan dulu aja,nanti juga Lo tau ko" timpal putra yang sudah lesehan di atas karpet.

Sandi hanya menganggk dan bergegas dari sana untuk mengumpulkan anggota yang lain,menurutnya  ini sangat aneh.baru juga para temanya itu baru Sampai.

***

Semua anggota antraksi yang sudah berkumpul di aula,dan juga para anggota inti.mereka semua bertanya² dalam benaknya,untuk apa mereka di kumpulkan.sebagian dari antara mereka,menerka² jika ada pengangkatan ketua yang baru.mengingat sudah 2 bulan lebih almahrum ketua mereka sudah berpulang,dan saatnya mereka akan menentukan siapa yang akan jadi ketua.

Adit pun menatap seluruh anggota yang sudah di kumpulkan.wajah pemuda itu sangat terlihat serius,serta sorot mata tajam.

"Ok,gue to the point aja" ujar Adit terdengar datar.

" Gue ngumpulin kalian semua disini,karena gue ingin memberitahu sesuatu, mungkin ini terdengar mengejutkan".

Adit terdiam sebentar dan menatap seluruh anggota yang nampak kebingungan.  "Gue dan yang lainnya,memutuskan untuk tinggl  di Jakarta,dan kita akan menetap disana, karena kita ada misi. untuk kalian semua tolong pengertian nya". "Dan gue minta tolong,buat Lo semua yang ada disini.  Kalian hurus kompak dan saling jaga satu sama lain, dan untuk sementara gue serahkan markas ini untuk Lo  semua,kalian semua harus bertanggung jawab untuk menjaga markas ini, selama gue dan yang lainya tidak berada di sini. Mengerti!" ujar Adit menjelaskan.

Dan semua anggota terlihat terkejut dan ada juga yang merasa kecewa,karena para inti akan pergi dan entah kapan baliknya.

"Maaf, saya izin bertanya?" Ujar seorang anggota yang masih terlihat mudah.

"silahkan" sahut Adit menatap pada pemuda itu.

"Apa tujuan kalian mau kejarkata,dan benar kalian akan menetap di sana?" Lanjut Anggota itu yang terlihat kecewa.

"Huffh..... YNg pasti tujuan gue dan yang lainnya untuk mencari pelaku yang udah membunuh queen" jawab Adit.

"Bukankah kami seharusnya ikut dngn kalian?". "Kami juga ingin mencari si pelaku dan kami juga tidak tinggl diam,jika mmng benar ketua di bunuh!".

Adit pun hanya bisa terdiam,dia ingin sekali memberitahu pada anggotanya.bahwa queen mereka masih hidup dalam raga yang berbeda, itu bukanlah ranahnya,karena yang berhak atas itu adalah ketua mereka.

Assan pun maju dan berdiri di depan seluruh anggota,pemuda hanya menampilkan wajah datarnya Serta ttpn mata dingin,dan jangan lupakan kedua tangan yang masukkan ke dalam saku celana.

"Dengar semuanya! Gue minta perhatian kalian.  Kita di sini semua saudara,jadi jika ada salah satu yang terluka maka semuanya ikut terluka.  Dan gue minta, untuk itu kalian harus menerima seperti apapun keputusan dari wakil ketua kita, nanti juga akan sebagian akan ikut dngn kita dan sebagainya tinggal disini,untuk menjaga markas, paham!" Ujarnya dengn serius, dan semua anggota mengangguk patuh.

Tidak ada seorang pun yang berani menatap lama pada pemuda itu,karena pemuda datar tersebut sangat menakutkan,apalagi dgn ttpn yang Selalu terlihat datar dan seperti tidak ada kehidupan.yaps,seluruh anggota antraksi tidak ada yang berani pada pemuda itu,karena pemuda itu adalah panglima perang di nobatkan oleh queen mereka. Cuman anggota inti yang berani pada pemuda satu itu,lainnya tidak ada,melihat ttpn saja mereka sudah ciut.

"Ok,semua boleh bubar,dan lanjut aktivitas kalian" sambungnya dngn datar,lalu bergegas pergi sana,tanpa mengajak yang lainnya,dan hal itu pun mmbuat para inti hanya bisa geleng2 Kepala.

****

Ica yang lagi berada di kelas bersama kdua sahabtnya yang sibuk dngn latihan soal yang di berikan oleh sang guru.

Wulan mengalihkan tatapannya pada Ica,dia mendapati Ica yang sibuk dngn ponselnya,dan entah apa yang di lakukan oleh gadis itu.

"Ca" panggilnya pelan.

Orang yang di panggil pun menoleh  kearahnya dan menaikkan sebelah alisnya,seolah bertanya,. "apa?".

"Ko Lo malah asik sama ponsel lu, emang lu udah siap ngerjain latihannya?".

"Udah, kenapa?" .

" Ha! Engga pa-pa ko" ujar Wulan kaget.

"Oh" sahut Ica yang hanya ber oh saja,ia tahu jika sahabat nya itu gengsi untuk meminta jawaban dari nya,ia pun menyerah buku tulisnya pada gadis itu.

"Salin,bentar lagi bel" sambungnya tanpa menatap pada Wulan. Beda dngn Wulan yang hanya diam dgn mata yang mengerjap lucu.

"Ini serius ca?".

"Hmm, kenapa? Lo ngga mau?".

"Ehh..gue mau ko, hehehe".

" Dasar gengsi!" ujar Ica pelan,tapi masih dapat di dngn oleh sahabatnya itu. Wulan pun diam² terkekeh geli karena apa yang di katakan oleh Ica ada benarnya.

Semntara alim yang tidur di belakang kedua gadis itu,dia tidak begitu bersemangat mengerjakan soal2 tersebut, menurutnya itu sangat merugikan otak kecil.katanya semakin banyak makan soal² yang berkuadrat maka otak mu akan semakin stress,dan lama - kelamaan kamu akan gila,kata pemuda itu.  bukan author bilang ya.tetapi menurut kedua gadis itu,semakin banyak kau mengerjakn soal² maka pengetahuanmu akan bertambah.

Ica yang merasa bosan,ia pun keluar dari sana dan mencari tempat yang LBH nyaman,seperti di rooftop.

"Ca,Lo mau kemana?" Ujar Wulan yang melihat Ica sudah melangkah.

"Rooftop".

"Tapi belum ca".

"5 menit  lagi!" Sahut Ica tanpa menoleh,karena dia memilih melanjutkan langkah.

"Huffhh.....itu bocah makin aneh dehk" gumam alim pelan,ia yang terbangun karena gesekan kursi yang di pakai Ica.

"Kayak bukan Ica yang dulu! Ko gue ngerasa kalo dia bukan Ica?" Batinya di landa kebingungan.

"Lim kantin yok,lapar gue" ujar Wulan menoleh kebelakang dan mengajak pemuda itu.

"Bntar lagi,gue lagi mager!".

" Ihk! Gue lapar anjing!".

"Ahk! Bodoh, Lo aja sana sendiri!".

"Emang teman bangsat lu! Ngga setia kawan ku, awas kalo lu minta gue temanin. Gue ngga bakal mau temanin Lo!" Ujar Wulan ketus serta ttpn sinisnya yang di layangkn pada pemuda itu.ia pun bergegas keluar dari dalam kelas sambil menghentak- hentakkn kakinya.

Alim yang melihat kekesal dari gadis itu,hanya tersenyum dan geleng² kepala.ini lah yang dia suka dari gadis satu itu, munurutnya gadis itu sangat lucu jika dalam keadaan kesal.

"Lucu sih! Tapi sayang galak anjirt!" Gumamnya mengumpat,ia pun ikut keluar dan berniat mengikuti gadis itu.

***

Berbeda dgn Ica yang di sedang di fitnah oleh Jessi.  Jessi mengatakan bahwa dia di dorong oleh Ica,hingga tersungkur dan membuat lutunya terluka berdarah.

"Lo apa- apaan sih anjing! Lo sengaja ya dorong teman gue?" Ujar Nathasya melotot kedua matanya.

"Lo buta apa gimana? Jalan masih luas noh!" Sambungnya.

"Jessi,Lo ngga papa?" Ujar Hanna menatap iba padanya.

"Gue ngga papa Han,makasih Lo udah bantuin gue" ujar Jessi tersenyum ramah.

"Heh! Upik abu! Mata Lu taro di mana? Lihat tuh teman gue! Kaki sampai berdarah anjing!" Sambar Hanna yang ikut mnghakimi Ica tanpa dia tahu apa.

"Cantik doang! Tapi sikap kayak Dajjal!".

"Atau jangan² lu sengaja caper ya, biar afan perhatian sama lu!" Timpal nathasya yang sok tahu.

Sedangkan Jessi diam² tersenyum licik,karena dia berhasil menjebak saudara tirinya itu,dan sebentar lagi geng demon akan menuju ke sana.ica yang menyadari jika Kaka tirinya itu sedang tersenyum,ia pun ikut tersenyum miring tetapi terlihat sangat menyeramkan.

"Dasar play victem" batinya yang diam² menyeringai bak iblis.

"WOIIII ..MINGGIR- MINGGIR!" teriak varo yang langsung menerobos kerumunan tersebut.

"JESSI! LO KENAPA?" sambungnya yang mendekat serta ada rasa kaget saat melihat keadaan gadis itu.

Semua anggota geng demon yang melihat keadaan gadis itu,mereka juga ikut terkejut karena melihat lutut gadis itu berdarah.

" Ini kenapa? Siapa yang ngelakuin ini ke lu?" Sarkasnya Kenzo yang marah.

"Si cupu ini ka, dia sengaja dorong Jessi,sampai lututnya berdarah" timpal Hanna yang menjawab sambil menunjuk pada ica yang hanya menampilkan wajah datarnya.

Dan semuanya pun menatap ke arahnya,mereka bepikir untuk apa Ica melakukan hal itu.

"Kenapa Lo ngelakuin itu bangsat!".  "Lo iri ya, karena afan lebih milih dia di banding lu!" Sambar varo mendekat dan melayngkn ttpn tajamnya. Semntara yang di tatap hanya menampilkan wajah datarnya.

"Jawab anjing! Lo pikir dngn perubahan Lo kayak gini, bisa narik perhatian afan! Ngga bangsat! Sadar diri itu penting"timpal Kenzo.

"Ngga nyangka gue,dngn sikap Lo kayak gini,jadi bikin gue makin ngga respect sama lo ca," ujar satria.

"Jijik gue liht Lo!" Ujar doni menatap sinis.entah Kenapa dirinya jadi tidak menyukai gadis itu, ia pun tidak tahu.

" Emang Lo ada bukti?" Ujar Ica terdengr dingin.

"Kalo Lo semua ada bukti,gue akan mnta maaf sama dia, tapi kalo ngga ada, Lo semua harus berlutut di kaki gue" sambungnya yang membuatnya semuanya terdiam bak patung,karena mereka tidak memiliki bukti untuk itu,beda dngn Jessi dan anteknya yang sudah ketar- ketir di tempatnya.

"Gimana? Mau ngga?" Lanjut yang trkekh licik.

Perlahan ia melangkah mendekat pada Jessi,dngn senyumn miringnya lalu membisikkan sesuatu pada gadis licik itu. "Gue udah pernah ingatin, jangan pernah ngusik ketenangan gue. Kali ini gue bebasin lu,tapi jika sekali kali lu bertingkh,dunia Lo akan gue hncurkan! Paham!" Bisiknya penuh penekan serta seringai bak iblis dan jangan lupakan ttpn tajamnya.

Ia pun menatap pada geng demon secara bergantian dan lagi² dia tersenyum miring,ia pun mendekat pada Regan. "Lo siapa? Afan atau Regan? Lu ajari anggota lu,biar pintar dikit jgn kayak Lo yang tolol!" Bisiknya sambil menepuk pundak pemuda itu dngn pelan.

Deg!!

Regan mematung di tempat karena gadis itu mengetahu siapa dirinya yang sebenarnya. Ia bukan mengakui jika gadis itu tidak bersalah karena dia tahu siapa Jessi sebenarnya,makanya dia memilih diam dan tidak ikut campur.

"Gawat! Ternyata dia kenal sama gue?" Batin Regan merasa khawatir.

Ica pun langsung pergi dari sana,meningalkn semuanya yang terdiam dan tidak bisa berkutik untuk melawan dirinya.

"Athena mau di lawan!  Ketus antraksi ni bos, senggol dong!" Batinnya Narsih,sambil terkeh geli.