Terpaksa Menikah Adik Angkat (My Love Wahyudi)

Lely sengaja tidak mengunci pintu. Ia masuk ke dalam untuk menonton TV. Mungkin menunggu sambil menonton mengurangi rasa kejenuhannya. Ia menyalakan tv tersebut dan mencari channel yang menurutnya paling menarik walaupun Ia sangat tidak minat untuk menonton saat ini.

mungkin karena sangat lelah setelah acara pesta pernikahan nya. Semalaman Ia juga tidak tidur sehingga badannya terasa amat lemas Ia tertidur di atas sofa tersebut.

Lely bangun saat dilihatnya sudah gelap lampu di dalam rumahnya semuanya masih padam. Ia melihat pintu rumahnya yang tidak dikunci nya masih terbuka. Lely bersyukur tidak ada orang yang masuk kedalam Ia mengaku ia sangat ceroboh.

Leli menghidupkan lampu-lampu tersebut. Ia masih belum makan sama sekali. Ia masih menunggu Wahyudi pulang. Dilihatnya Ternyata memang sudah jam 8 malam. Ia

tidak tahu ke mana suaminya pergi, suaminya pergi tanpa berbicara kepadanya memberitahu.

Leli memandang nomor ponsel suaminya yang ada di hp nya ia mencoba menghubungi nomor tersebut.

panggilannya tidak dijawab oleh Wahyudi.

bahkan nomornya diblokir

Lely duduk di meja makan yang sudah penuh dengan hidangan.

Rasa laparnya kini sudah hilang, Ia begitu memikirkan suaminya yang tidak kunjung pulang.

Lely melipat tangannya di atas meja kemudian menjadi bantal. Ia mulai menangis saat merasa suaminya memang sengaja menghindar dari nya. setelah puas menagis Lely kemudian masuk ke dalam kamarnya. Ia mulai mandi setidaknya dengan mandi Ia merasa tubuhnya lebih segar.

Lely yang berada di kamarnya duduk di depan jendela dia melihat keluar menunggu mobil Wahyudi pulang. Lely melihat jam di dinding kamarnya yang sudah menunjukkan jam 11 malam. Lely tidak tenang bila suaminya belum juga pulang berulang kali Ia melihat keluar dan juga memandang jam di dinding.

Lely melihat cahaya dari luar, Ia begitu senang dan juga lega saat di lihat nya mobil suaminya pulang. Lely langsung berlari keluar dari kamarnya dan menuruni anak tangga ia kemudian membuka pintu rumahnya.

Wahyudi berjalan mendekati pintu rumahnya dan kemudian masuk ke dalam rumah.

tanpa menyapa istrinya yang berdiri di depan pintu.

" Mas mau makan, Ly tadi masak," ucapnya saat Wahyudi masuk ke dalam rumah.

" Aku sudah makan ," Jawab Wahyudi.

" Mas mau mandi?

Ly siapkan air mandi,"

" Aku sudah mandi," jawab Wahyudi.

Leli tahu bahwa suaminya itu sudah mandi melihat pakaian yang dipakai suaminya itu sudah berganti, namun Ia merasa sedikit senang saat Ia mencium aroma parfum suaminya tidak ada bercampur dengan aroma parfum wanita.

" Mas mau minum dibuatin?" ucapnya.

" Gak usah," jawab Wahyudi dan kemudian pergi naik ke atas masuk ke dalam kamar.

Lely hanya berdiri mematung di depan pintu air matanya mulai bercucuran.

Ia tidak tahu Sampai kapan sikap suaminya akan seperti ini Namun Ia percaya bahwa ia pasti akan terbiasa.

Lely berjalan menuju pintu rumahnya Ia menutup pintu rumah. Ia kemudian pergi ke ruang makan. Lely melihat hidangan yang tadi di siapkan nya masih tertar rapi di meja, tanpa tersentuh.

Leli menyimpan sambal-sambal tersebut masuk ke dalam lemari pendinginnya agar besok ya bisa dipanasi nya dan bila besok suaminya tidak pulang atau pun pergi Ia tidak perlu repot-repot untuk masak.

Ingin rasanya Leli marah kepada Wahyudi Ia ingin bertanya Wahyudi kemana namun semuanya itu tidak mungkin dilakukannya.

setelah menyelesaikan urusannya di dapur lebih naik ke atas dan masuk ke dalam kamar dia melihat suaminya yang sudah tidur.

Ia kemudian merangkak ke atas tempat tidur dengan sangat pelan, Ia tidak ingin membangunkan suaminya. Ia hanya memandang punggung lebar suaminya dari belakang sambil mengusap air matanya.

Namun setidaknya Ia lebih bersyukur karena suaminya tidak menolak untuk tidur bersamanya walaupun tidak ingin memandangnya.

Lely berusaha untuk memejamkan matanya hingga Ia benar-benar terlelap.

Wahyudi membalikkan badannya dan menatap wajah istrinya yang memandang punggungnya.

yang melihat jejak-jejak air mata dipipi istrinya. " Aku yakin Kamu tidak akan mungkin sanggup menjalani hubungan rumah tangga seperti ," ucapnya sambil memandang wajah istrinya. Ia membalikkan tubuhnya membelakangi istrinya.

*****

" Mas bangun udah subuh ucap Lely yang membangunkan suaminya.

namun suaminya tidak bergerak. Leli masih mengingat peristiwa semalam saat Ia membangunkan suaminya. Ia masih merasa takut untuk membangunkan suaminya apalagi harus memegang suaminya tersebut Ia teringat Bagaimana suaminya mendorongnya hingga Ia terjatuh. Lely hanya berdiri di dekat Wahyudi dan kemudian memanggil-manggil suaminya itu meminta agar suaminya segera bangun.

Cukup lama ia berdiri di situ membangunkan suaminya sehingga tubuh pria itu mulai bergerak dan matanya mulai terbuka.

Lely tersenyum memandangnya suaminya. Ia tersenyum begitu manisnya memperlihatkan gigi putih nya yang rata. Mas sudah subuh Sholat," ucapnya yang sudah memakai mukena.

Wahyudi kemudian duduk dan masuk ke kamar mandi untuk berwudhu tidak lama Ia keluar dari kamar mandi.

Leli sudah berdiri di atas sajadahnya Ia menunggu suaminya keluar dari kamar mandi. Ia sudah membentangkan sajadah dan meletakkan peci dan juga kain sarung di atas sajadah tersebut.

Wahyudi keluar dari kamar mandi dan kemudian langsung mengambil kain sarung yang ada di atas sajadahnya dan kemudian memakai nya. Ia memakai peci dan kemudian berdiri di atas sajadah.

"Mas kita sholatnya berjamaah ya," ucap Leli.

pria itu hanya menganggukkan kepalanya dan kemudian Ia menjadi imam sholat.

Setelah selesai sholat Lely mendekat kearah Wahyudi. Ia berniat untuk menyalami tangan suaminya. Namun Wahyudi langsung berdiri dan melihat sajadahnya. Lely hanya diam saat melihat sikap suaminya tersebut.

"Mas mau tidur lagi atau mau sarapan dulu atau mau Ly buatkan minum?" tanya Lily.

" Aku mau tidur lagi," ucap wahyudi yang berjalan ke arah tempat tidur dan Ia merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur tersebut.

Setelah Lely membuka mukenah nya Ia merangkak ke atas tempat tidur dan kemudian berbaring di samping suaminya.

Namun Ia tidak tidur, Ia membuka ponselnya membaca pesan--pesan whatsapp yang dikirimkan oleh sahabatnya Dea.

Lely hanya tersenyum saat saat membaca pesan dari sahabnya itu.

Lely turun ke bawah, Ia melihat bunga-bunga yang sudah tertata rapi di taman depan rumahnya. Ia kemudian menyirami bunga-bunga tersebut sambil bernyanyi.

setengah mengurus tanaman di depan rumahnya. Lely kemudian masuk ke dalam untuk membuat sarapan suaminya. Namun kali ini Ia tidak membuat sarapannya dua porsi yang membuat satu porsi, Ia hanya membuat satu porsi saja. Bila nanti suaminya tidak mau memakan sarapan yang dibuatkannya maka Ia akan memakannya sendiri.

Lely membuat sandwich dan juga teh hangat dan susu yang di letaknya di atas meja. Ia kemudian yang naik ke atas dan melihat suaminya sudah bangun. Ia mengambil kan baju untuk dipakai oleh suaminya. Namun Wahyudi mengambil baju sendiri di dalam lemari. Ia tidak memakai baju yang disiapkan oleh istrinya.

"Mas mau kemana tanya Lely," Saat Ia melihat suaminya yang sudah memakai pakaian rapi.

" Mau ke rumah sakit," jawabnya.

" Apa cutinya sudah habis?" tanya Lely.

Wahyudi menganggukkan kepalanya.

" Ly sudah siapkan sarapan, sarapan dulu ya Mas," ucap lele.

" Aku belum lapar, Aku nanti sarapan di rumah sakit aja," ucap Wahyudi.

Wahyudi pergi tanpa berpamitan dengan istri nya. Lely berdiri di dekat mobilnya yang tidak di hiraukan nya.

Lely melihat mobil suaminya sudah pergi meninggalkan rumahnya. Ia menutup pagar rumahnya dan masuk ke dalam. Ia duduk di meja makan sambil menatap sarapan yang sudah disediakan nya. Ia kemudian minum teh hangat dan juga memakan sarapan yang tadi sudah dibuatnya.

****

like komen serta votenya jangan lupa ya reader.