Naima yang dipaksa menjadi penanggung jawab acara mewah yang diselenggarakan oleh keluarga suaminya, Padahal selama ini dia yang telah membiayai seluruh kebutuhan keluarga suami, Tapi suaminya diam saja ketika keluarganya memperlakukan nya layaknya pembantu dan bukan menantu.
Saatnya Naima bangkit Dari kebodohan yang dia lakukan selama ini, kisahnya penuh drama dan menguras emosi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 34
Nayma menghela nafas, kenapa dia selalu berurusan dengan orang-orang menyebalkan dan selalu mengganggunya, dia sangat kesal sekarang.
"Kami tidak tahu, kenapa kau mencarinya disini??, saya sudah tidak ada urusan dengannya, kalian itu hobby sekali mengganggu orang". Sungut nayma dengan kesal.
Dia menatap tajam perempuan yang ada di hadapannya ini, perempuan yang menjadi selingkuhan mantan suaminya ini sama saja dengan mereka.
"Kau bohong kan, kau bersekongkol dengan Tyo untuk melarikan diri dariku kan?? ". Ucapnya dengan kesal.
Dahinya mengkerut dan tangannya mengepal karena ketakutan akan nasibnya dan anaknya.
" Astaga, siapa juga yang kurang kerjaan yang mau mengurusi manusia benalu macam Tyo, kurang kerjaan benar". Nayma mendelik tidak suka kepadanya.
"Kasih tahu saya dia dimana, dia harus bertanggungjawab atas kehamilan saya". Hardiknya pada Nayma dengan putus asa.
Keduanya menatap Nadira dengan tatapan terkejut, bagaimana bisa Tyo menghamili orang dan lari dari tanggung jawab.
"Dia ada di Bandung, cari saja dia di sana, dia dipindahkan di cabang perusahaan, jangan mengganggu Nayma, pergilah, itu yang sejak tadi kamu inginkan kan, saya sudah memberitahu". Ucap Bram dengan dingin.
Tangannya mengepal dengan penuh emosi melihat orang yang ada di hadapannya, dia tidak menyangka manusia seperti itu Tyo memang tidak tahu diri.
"Berikan aku alamat lengkapnya, aku mohon, aku tidak mau anakku lahir tanpa ayah, dia harus bertanggungjawab kepada anaknya". Ucap Nadira menangis.
Dia kini menjatuhkan badannya bersimpuh, dia tidak menyangka orang seperti Tyo adalah manusia pecundang.
"Nanti saya minta pada Hrd untuk mencarinya, duduklah dulu, jangan seperti itu, kasihani bayimu". Ucap Bram dengan dingin tapi penuh perhatian.
Dia tidak tega dengan perempuan hamil dan tersakiti seperti ini, karena dia tahu sang ibu membesarkannya seorang diri sejak dia didalam kandungan seorang diri.
"Iya duduk lah disini, jangan seperti itu, bicarakan baik-baik, kami akan membantumu". Ucap Nayma berdiri dari kursinya menuntun Nadira duduk di kursi.
Nadira yang mendapatkan perlakuan seperti itu menundukkan kepalanya, dia tidak menyangka orang dia sakiti malah memperlakukannya dengan sangat baik.
"Apa kamu sudah menemui Tyo untuk mengatakan hal ini?? Tanyanya pelan tapi penuh penekanan.
"Aku sudah kerumahnya kemaren bahkan sempat bertengkar dengan ibunya, dia bilang aku pulang dulu ambil berkas-berkas dan sorenya kami akan menikah tapi ternyata semalam dia sudah pindah bersama ibunya dan dia menyewakan rumah ibunya pada orang lain dan sekarang aku tidak tahu dimana dia". Nadira menunduk karena merasakan sesak di dadanya.
"Kamu baru sadari kan jika manusia seperti Tyo itu seperti apa, dia hanya pecundang yang selalu bersembunyi pada ketiak ibunya, kamu tahu jika pun kamu bertemu dengannya dan akhirnya menikah, aku yakin kamu tidak akan bahagia". Nayma memandang ibah perempuan di hadapannya ini.
"Yang dikatakan Nayma benar, kamu tidak akan bahagia dengan lelaki yang hanya selalu menurut pada ibunya, kamu bisa mencontoh bagaimana kehidupan Nayma saat bersama Tyo, dia bahkan dijadikan sapi perah, kau mau nasibmu sama dengannya, apalagi dengan anakmu??
Bram menghela nafas berat, dia sebenarnya ingin memberhentikan Tyo tapi pekerjaannya selama ini baik dan memuaskan perusahaan.
"Lebih baik cari hidup sendiri, tidak usah mencari lelaki dia sialan itu untuk bertanggung jawab, kamu akn rugi hidup bersama nya, tapi terserah padamu, itu hak mu". Nayma mengelus tangan Nadira dengan senyuman tulus.
"Tapi apa aku bisa, aku harus mengurus anakku, tapi bagaimana caranya kalau aku bekerja". Nadira mengelus perutnya yang masih rata.
Hatinya kini bimbang, dia mencintai Tyo tapi mengingat bagaimana laki-laki pengecut itu meninggalkannya seperti ini, dia menajdi ragu, apalagi benar Tyo selalu di setir oelh ibunya.
"Sewa kan saja pengasuh, aku yakin kamu perempuan yang pintar, jangan mau diperbudak dengan perasaan cinta karena cinta satu arah saja tidak cukup". Bram menatap Dengan penuh dukungan.
"Benar yang dikatakan Bram, tapi terserah padamu, jika kamu masih mau tetap kembali bersamanya itu terserah kamu, tapi kamu harus bisa tahan mental dan fisikmu jika kamu menikah dengannya, aku sudah merasakannya dan yah itulah bisa aku sampaikan".
"Iya, aku tidak akan meminta pertanggungjawabannya, aku tak mau hidup dengan laki-laki yang tidak bisa mengambil keputusan dan selalu disetir oleh ibunya, aku akan bangkit dan mengurus semuanya sendiri, terima kasih karena telah menyadarkan aku, aku terlalu bodoh karena menyerahkan diri kepada lelaki bajingan seperti itu".
air matanya tidak berhenti menetes karena menyesali segalanya, dia tidak menyangka jika hidupnya akan seperti ini.
"Kamu bisa bekerja di perusahaan ku, jika boleh tahu kamu kuliah atau lulusan apa?? Tanya Bram memalingkan muka karena tidak sanggup melihat betapa kasihannya perempuan ini.
"Aku lulusan ekonomi pak, aku akan melamar pekerjaan nanti setelah ini".
"Kebetulan, di kantor ku ada lowongan, kamu bisa masuk kesana nanti, kamu datang saja besok, katakan saja bilang kamu disuruh pak Bram, aku akan memberitahu Hrd dan Resepsionis".
"Terima kasih, maafkan aku karena pernah merusak rumah tangga mu". Ucapnya penuh penyesalan menatap Nayma dengan tatapan bersalah.
"Sudahlah, itu sudah berlalu, lagian jika tidak seperti ini, aku tidak akan pernah lepas dari keluarga gila dan mata duitan seperti mereka". Ucap Nayma dengan sungguh-sungguh.
"Kamu tenang saja, Tyo akan mendapatkan Karmanya nanti setelah ini, lihat saja". Bram menatap mereka berdua dengan tatapan misteriusnya
walau nikah anak itu lahir akta nya ttp ibunya tdk ada nm bpk nya.
susah kl wanita terlalu murah sprti nadira, hamil di luar nikah. saat hub diam diam trus slh hamil koar koar. smp sgitunya. walau dinikahi pun gk dpt status bpknya.
🤣🤣🤣
sebaiknya pelajari dulu ttg ini ya wahai penulis.
anak di luar nikah tdk bisa mnuntut nafkah, kl tyo ngasih uang itu disebut sedekah bkn nafkah.
akta lahir ttp nm ibunya tdk bisa nm ayahnya jd walau nikah percuma saja sih, anaknya ttp gk bisa pake bin atau binti bpk nya
rumah tangga tidak akan bener kalau kepala keluarga disetir terus oleh ibunya...
bahkan semuanya dilakukan hidup rumahtangga anaknya jadi berantakan....
sampai anknya sendiri sudah lelah hidup dengan ibunya selalu saja diatur...
apakah tyo masih berlanjut kerja diperusahaan pak bram ?
Wow keren Naima ...
mereka hanya tau sifat mu sekarang tapi menutup mata ketika dirimu diperlakukan seperti mesin atm dan pembantu bagi mereka.....