Novel ini bercerita tentang seorang siswa biasa bernama Reza yang secara mendadak mendapatkan teman-teman baru yang merupakan sekumpulan group Idol kesukannya.
Apa itu idol? idol adalah seseorang atau sekelompok orang yang dicintai dan diidolakan oleh para fansnya karena suatu hal.
Singkat cerita, Reza ingin melindungi senyuman para idol itu dan tidak ingin melihat mereka menangis.
Namun Impiannya punah, dia hanyalah pecundang yang tidak bisa melakukan apapun disaat idolanya membutuhkannya. Alhasil Reza menangis dengan kencang dan tanpa sadar iapun pingsan.
Saat bangun ia terkejut karena waktu terulang kembali ke saat dimana pertama kalinya idol yang ia cintai datang kesekolahnya, dan secara tiba-tiba juga sebuah sistem muncul di hadapannya.
"Sistem Perlindungan Idol"
Akhirnya kisah Seorang Reza sang pemeran utama pun dimulai...
P : Apakah hidup dengan mengidolakan seseorang adalah hal yang salah?
J : Tidak, itu tidak salah, malahan itu hal yang bagus
P : Alasannya?
J : ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rikazum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3 : Meskipun Keberadaanku Tidak Ada -3-
..."Aku pun menarik tirai di jendela hatiku. Perlahan menarik nafas di sudut dunia ini "...
^^^-R^^^
Reza tidak mau repot-repot menjelaskan maksud perbuatannya, baik kepada Aikalin maupun kepada Nikaila, ia memutuskan memendamnya sendiri.
Dia sekarang benar-benar tenggelam dalam kegembiraan, ia sangat bahagia karena mendapatkan kemampuan Absolute Shield yang ia dapat dari Sistem Perlindungan Idol. Ia bahkan bisa membuat orang-orang yang menculik Idol-idolnya terdiam seperti batu pada saat di Koridor sebelumnya. Dia sekarang telah benar-benar yakin akan keberadaan sistem yang sangat nyata. Ini bukanlah halusinasi yang ia dapatkan setelah mengalami kematian untuk yang pertama kalinya.
“ Aku tiba-tiba teringat sebuah pepatah, ‘Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian’. sepertinya perkataan nenek moyangku masih Relevan hingga saat ini yah, hahaha...”
Reza tidak bisa menahan diri dan tertawa terbahak-bahak. Dia merasa seolah-olah dia bisa menjadi Dewa yang bisa mengendalikan kehidupan manusia, namun sesaat kemudian suara tawanya terhenti karena mengingat kembali tujuan awalnya, "Melindungi Idol group yang ia kagumi" itulah tujuan utama Reza.
“Hei hei...woy! Reza, kau kenapa? apa kau setres?. kenapa kau tertawa seperti orang gila yang berkelana dipinggir jalanan? ” Aikalin melambai-lambaikan telapak tangannya di depan mata Reza, dan juga sedikit takut melihat tampilan Reza yang terkadang tertawa dan terkadang juga bersedih. Aikalin telah menghabiskan makanannya, namun Reza belum menyentuh makanannya sedikitpun karena sedang melamun.
Reza lalu membuka matanya dan lalu melihat teman yang sama-sama menyukai hal berbau novel, game, komik, dan sebagainya. dia benar-benar ingin memberitahunya tentang Sistem Perlindungan Idol yang telah menyelamatkan hidupnya, atau lebih tepatnya menghidupkannya kembali.
Tapi dia berpikir lebih baik untuk menjadikan hal itu sebagai rahasia. Lebih baik menyimpan rahasia itu untuk dirinya sendiri. Jika dia mengatakannya, dia hanya akan diperlakukan seperti orang gila oleh Aikalin, dan mungkin bisa melibatkannya dalam bahaya dimasa depan. kalau dipikir-pikir lagi, itu terlalu konyol, Lagipula siapa juga yang mau percaya kalau dia memberitahu mereka kalau dia baru saja mendapat Sistem Perlindungan Idol, pasti tidak ada yang percaya malahan mereka akan menganggapnya gila jika berani mengatakan hal yang terdengar sangat konyol seperti itu.
“ woy...kau lihat apa? aku tau kalau wajahku sangan tampan, tapi tidak perlu menatapku terlalu lama seperti itu" Guraunya. Jadi katakan padaku? Siapa yang kau bayangkan sekarang? Apakah Narumi atau Itistira? Atau mungkin..." Ucapnya dengan terhenti lalu menaik-naikkan kedua alisnya sebelum akhirnya Aikalin memukul dada Reza dengan kepalan tangannya, membiarkan tangannya didada reza dan berkata,
“Ah…Apa mungkin...kau masih patah hati!? “ ucap Aikalin.
Reza hanya menghela nafas berat. Dia baru saja mendapatkan ingatan dari kehidupan sebelumnya kalau hari ini sudah genap Satu Bulan sejak dia putus dengan pacarnya. Secara samar Reza mengingat masa lalunya ketika masih berpacaran dengan salah seorang gadis yang amat sangat cantik, ia mengenalnya disaat pertama kali masuk kesekolah ini, tepatnya ketika kegiatan OSPEK diadakan, setelah lama berteman dengannya, Reza mengungkapkan perasaannya kepada gadis itu dan akhirnya mereka berpacaran. Namun setelah bersama selama tahun, sebuah masalah muncul dan menghancurkan hubungan mereka berdua sehingga mereka putus. Setelah itu, Reza menghabiskan sebagian waktunya untuk menyendiri dikamarnya, hingga akhirnya ia menemukan sebuah live show sebuah grup idol yang mempunyai suara yang indah dan lirik yang sesuai dengan masalahnya saat itu, dari situlah ia mulai mengenal nama group idol Kanashī tamashī yang akhirnya menjadi group idol yang paling ia kagumi. Dan nama wanita yang mencampakkan Reza atau tepatnya selingkuh dari reza adalah Narisa.
"Sudahlah, aku tidak ingin membicarakan masa lalu lagi" ucap Reza.
Setelah mendengarkannya, Aikalin menghela nafas, "Dasar! Baru saja sebulan kau putus masa sudah segalau ini, aku yang LDR dengan pacarku selama Dua tahun saja sepertinya tidak segalau dirimu" ujarnya
“Yah...Kau tidak bisa membandingkan dua hal yang berbeda, selain itu bukannya orang yang kau sebut "Pacar" sudah punya pasangan? Kenapa kau dengan percaya diri bodohmu berani-beraninya mengklaimnya sebagai pacarmu? Kenapa tidak menerima kenyataan saja?” Reza memutar matanya dan berkata dengan ekspresi datar.
Aikalin segera memarahinya, “ Itu semua omong kosong. Aku dan dia saling mencintai, dia hanya berpacaran dengan orang lain karena butuh seseorang yang bisa mengantar jemputnya kesekolah, secara teknis ia tetap mencintaiku" Timpalnya dengan berbagai alasan
Aikalin lalu menghela nafas berat lagi, "Aku benar-benar peduli padamu dan aku kesal dengan Narisa, Awalnya aku setuju denganmu saat kau mengatakan kalau dia gadis yang baik dan cantik, namun setelah beberapa lama aku merasa kalau dia akan membawa dampak buruk ke kehidupanmu saat ini. Putus denganmu adalah kehilangannya. Kau tidak salah, dia yang salah. Kau itu luar biasa dan kau jauh lebih baik dariku, salain kau, tidak ada lagi orang yang bisa masuk sekolah ini lewat jalur prestasi. Tahu tidak, dalam sebuah buku aku pernah mendapat sebuah Quote, 'Seseorang yang mampu menahan rasa sakit pasti akan menjadi jenius' Jadi hanya perlu menunggu waktu saja sampai dia menyesal karena meninggalkanmu”
Reza yang mendengarkan Aikalin tidak tahu harus bereaksi seperti apa, apakah harus tertawa atau menangis. Dia hanya menepuk pundak Aikalin, “Baiklah baiklah...Terimakasih atas motivasimu, sekarang ayo balik kedalam kelas, pelajaran selanjutnya sudah mau mulai" ajak Reza sembari berdiri dan menarik tangan Aikalin untuk berdiri dan lalu akan pergi kembali kedalam kelas masing-masing
***
“Aku masuk duluan!” Ucap Aikalin saat sudah sampai di depan kelasnya.
Reza melambaikan tangannya kearah Reza dengan senyuman, namun kemudian mendekatkan mulutnya ke telinga Reza dan lalu berkata dengan ekspresi serius, “Ngomong-ngomong, aku cuman mau memperingatimu untuk jangan terlalu mengusik Nikaila, walaupun dia terlihat jutek, ia tetaplah seorang idol yang mempunyai banyak fans, jika kau terlalu mempermainkannya kau akan dalam bahaya loh" ucapnya.
“Apa salahnya memang kalau bicara dengan mereka. Aku kan hanya ingin berteman dengan mereka. Apapun sebutan mereka diluar sana, selama mereka ada disekolah ini maka mereka itulah yang disebut siswa" jawa Reza dengan wajah datar.
“Reza, yang aku katakan ini serius, kau tahu tidak, beberapa siswa berandalan dari kelas 3-D banyak yang suka dengan Saito Nikaila loh, apalagi pemimpin gangnya, Ketua gangster mereka pernah bilang kalau siapapun yang merenggut miliknya atau sesuatu yang disukainya, maka pasti akan mati, jadi karena itulah aku mengingatkanmu, aku takut kau tidak bisa bermain denganku lagi dimasa depan. Kalau hanya untuk biaya operasi tubuhmu mungkin aku bisa meminta ayahku untuk mengeluarkan uang sekitar Lima Ratus hingga Seribu Dollar, tapi kalau kau terbunuh oleh serangan mereka, semuanya menjadi lebih rumit lagi
“Sudahlah, kau terlalu banyak menonton film tentang seorang manusia bercampur laba laba. Kusarankan sebaiknya kau masuk saja sebelum pak guru memukul pantatmu
Reza segera pergi tanpa melihat kebelakang. Meninggalkan Aikalin bersama dengan ribuan ocehannya yang tidak terhenti.
Selama Aikalin mengeluarkan segala ocehannya kepada Reza, Reza hanya diam dan mengangguk-anggukkan kepalanya.
Disisi lain, Aikalin menjadi kesal dengan tingkah Reza yang baru saja menghiraukannya, “Lagi-lagi kau tidak mendengarkanku, Ya ampun, kenapa kau selalu menghindar saat aku akan berbicara tentang hal-hal yang penting?"Ucap Aikalin dengan kesal dan kemudian masuk kedalam kelasnya.
Dia sekarang percaya sepenuhnya dalam hatinya bahwa tidak ada masalah besar dengan Perasaan Reza. Dengan kata lain, Reza sudah Move on dari cinta pertamanya.
“Ding! Selamat ya Anda telah mendapatkan Sepuluh poin. ”
"Basi!" ucapnya datar.
Setelah berpisah dengan Aikalin, Reza dengan segera berjalan menuju kelasnya yang berada dilantai atas.
"Ahm--Mhmm"
"Eh Kamu..."
Saat berada di tangga Ia bertemu dengan Salah satu member kesukaannya, Saijo Narumi. Seorang gadis Introvert yang berawal mengikuti group idol karena terpaksa hingga akhirnya mendedikasikan waktunya untuk menjadi Idol yang bisa menghibur penontonnya. Reza sangat kaget saat melihat Narumi yang sedang menuruni tangga kala itu.
"Maaf, Per--Permisi, aku mau turun kelantai bawah" ucapnya. Reza pun memiringkan tubuhnya agar Narumi bisa lewat.
“Ding! Selamat ya Anda telah mendapatkan Seratus poin. ”
Reza yang sudah sampai dan sedang duduk didalam kelasnya mengabaikan pemberitahuan sistem dan hanya mengingat kembali kejadian di tangga tadi, Reza cukup menyesal karena tidak terlalu banyak berinteraksi dengan Narumi sebelumnya.
Setelah mengingat-ingat kejadian tadi, Reza mengalihkan perhatiannya ke sebuah bangku kosong. Reza menatap ke bangku Narisa dengan perasaan nostalgia. Tiba-tiba ia mengingat kisah cintanya bersama Narisa saat satu tahun yang lalu, seperti pasangan lugu yang masuk ke sekolah elit, membawa bekal kesekolah dan saling menyuapi, seperti itulah rutinitas yang setiap hari mereka lakukan. Namun semuanya berubah ketika salah satu bernama Ferdian mencoba mendekatinya. Ferdian adalah cucu dari seorang walikota dikota itu, ayahnya seorang kepala sekolah Di Sekolah menengah atas itu dan juga ibunya adalah seorang direktur rumah sakit yang terkenal dikota itu, entah Harta maupun tampang yang molek semuanya ia punya, mungkin karena itulah Narisa berpaling dari Reza dan lebih memilih Ferdian.
“Guru datang...Semua duduk dikursi masing-masing" Ucap ketua kelas.
Pelajaran pun dimulai...
***
"Woy!! Ayo pulang!" Teriak Aikalin dari luar kelas Reza setelah bel pulang berbunyi
“Diam woy!” Reza melempar bolpennya kearah Aikalin
“Awokawok!”
Aikalin berlari dan menghindari tembakan Reza.
Mereka berdua memakan bakmi di sebuah warung sederhana bersama setelah meninggalkan sekolah sore itu. Reza dan Aikalin lalu berjalan menuju rumah mereka yang searah setelah selesai menyantap makan sore mereka.
Namun ditengah jalan langkah mereka tiba-tiba terhenti, karena dipinggir jalan dan tepat dibawa tiang listrik, ada sebuah mobil limosin yang terparkir dengan bannya yang bocor. Sepuluh orang gadis yang ada didalam mobil itu keluar dengan panik dan supir mencoba menelpon temannya untuk meminta bantuan.
"Ayo bantu mereka" Ajakku ke Aikalin dan ia hanya mengangguk dan ikut.
"Hai butuh bantuan!?" Sapa Reza.
"Kau..apa yang kau lakukan disini? Apa kau membuntuti kami!?" ucap Nikaila masih dengan pandangan kesal kearahku.
"Membuntuti? Maaf yah aku tidak serendah itu sampai harus mengikuti kalian, jalur ini searah dengan jalan kerumahku, karena itulah kita bisa bertemu secara tidak sengaja"
"..."
Nikaila terdiam mendengar jawaban Reza.
"Jadi bagaimana? mau dibantu tidak!?"
"Yasudah, bantu saja kalau mau bantu!" Jawabnya dengan ketus.
Mereka berdua, yaitu Reza dan Aikalin membantu sopir mobil limosin itu mendorong mobilnya, setelah setengah jam akhirnya mereka sampai di suatu bengkel.
"Terimakasih yah mas sudah bantu mendorong mobilnya" ucap sang supir sembari memberi dua botol Air mineral ke aku dan Aikalin.
"Sudah, tidak usah dipikirkan...yasudah kami palang ke rumah dulu, Pak." ucap Aikalin dan Reza setelah menghabiskan minumannya dengan cepat .
Langit sudah mulai menampilkan benda langit yang memantulkan cahaya dari matahari, diwaktu senja itu mereka berdua mengobrol dipinggir jalan sembari membicarakan topik-topik mereka minati.
Hingga akhirnya, ketika mereka sampai disebuah Zebra cross yang berada di lampu lalu lintas. Saat lampu lalu lintas menunjukkan warna merah, maka semua kendaraan wajib berhenti dan pejalan kaki menggunakan selang waktu antara merah dan hijau untuk menyebrang. Saat sudah setengah langkah menuju sebrang, secara sekilas mereka berdua melihat kenalan lama mereka.yang sedang berada di sebuah mobil yang berhenti bersama pacarnya. Langkah Reza terhenti, dada Reza sesak, wanita itu sempat menatapnya dengan kaget, namun dengan cepat membuang muka dan berpaling dari Reza.
"Lampu merah sudah akan berubah jadi hijau, jalanlah" Reza yang sedang melamun disadarkan oleh Aikalin yang menepuk dengan ringan, ia mengerti situasinya saat itu, ia sadar akan kesenjangan sosial, namun ia menyadarkan Reza agar masalah tidak menjadi besar.
“ 'Reza, Jangan merasa terbebani dengan itu, dia hanya tertarik dengan mobilnya saja, tepatnya tertarik dengan hartanya, apalah arti sebuah mobil. Kalau suatu saat kau bekerja dengan baik, pasti kau bisa mendapat mobil yang lebih bagus dari mobil si sialan itu, dan wanita yang lebih baik darinya pasti akan dengan sendirinya mendekatimu. ‘Agar bisa mendapatkan yang terbaik, maka harus mengorbankan yang terburuk’. Logika yang sama berlaku untuk pacar. Selama kau punya uang maka semua yang ada didunia ini akan menjadi milikmu , ”Aikalin mencoba menghibur Reza setelah selesai menyebrang.
Reza hanya menyunggingkan senyum berat dan tidak berbicara. Didalam pikirannya, ia mengulik kembali apa yang terjadi hari ini, Setelah nyaris lolos dari cengkeraman sang pencabut nyawa, dia telah melupakan banyak hal dalam pikirannya. Keadaan mentalnya jauh lebih tenang dan stabil dari sebelumnya. Mereka lalu melanjutkan perjalanan hingga sampai didepan gerbang rumah Aikalin.
Ukuran rumahnya sangat luas dan mempunyai koleksi mobil yang sangat banyak. Aikalin adalah anak dari seorang dosen bergelar profesor dan seorang pengajar berpangkat Master yang cukup ternama dikota itu. Sayangnya kepintaran mereka tidak menurun kepada anaknya. Karena itulah ia masuk kedalam sekolah menengah atas yang elit itu menggunakan jalur Reguler dan bukan beasiswa.
“Apa kau mau langsung pulang atau kuantar ke rumahmu?” Aikalin membuka pintu gerbang rumahnya dan lalu bertanya pada Reza.
Mungkin terdengar aneh, tapi selama mereka berteman sejak kelas Satu, Reza belum pernah menaiki salah satu mobil milik Aikalin alasannya simpel, dia hanya ingin berteman berdasarkan subjek, bukan objek. Maksudnya, ia ingin berteman dengan Aikalin karena dia Aikalin, bukan berteman karena Aikalin adalah orang kaya.
"Tidak perlu, aku lebih suka berjalan" jawab Reza tersenyum padanya.
"Yasudah, hati-hati" Ucapnya.
"Oh iya, besok sore aku ada urusan, jadi kau pulang duluan saja" celetuk Reza.
"Urusan? Urusan apa"
“Aku mau mengikuti kegiatan klub"
Kegiatan klub, atau lebih sering disebut ekstrakurikuler, adalah sebuah kelas tambahan dimana siswa-siswa yang ingin tambahan nilai belajar dengan lebih giat. Jika mereka mendapatkan nilai yang tinggi, maka mereka akan punya prospek jangka panjang yang menguntungkan dan mereka akan mendapatkan beasiswa untuk masuk ke kampus yang ditentukan.
“What the **ck, Bukannya kau sudah lama berhenti dari klub!? kau baru saja melihatnya berkencan dengan pacarnya dan masih mau masuk kedalam klub itu. Apa kau itu mas***s? Atau kau berubah menjadi bodoh setelah baru saja menonton ilmuan gila yang meledakkan roket buatannya sendiri diangkasa!?"
“Aku bukan mau datang belajar, tapi untuk menghapus namaku dari daftar itu, aku ingin merubah statusku dari seorang penerima beasiswa menjadi siswa yang membayar lewat jalur Reguler!”
Aikalin mengerutkan keningnya, merasa sedikit gelisah, “Tunggu, kau berhenti hanya karena Narisa? Reza sini kubilang kan yah, apa kau tidak berpikir kalau tingkahmu itu seperti pecundang? “
Reza hanya menghela nafas berat, tetapi tidak memberikan penjelasan yang signifikan kepada Aikalin. Dia memutar balik tubuhnya dan melangkah pergi meninggalkan rumah Aikalin.
Sebenarnya, Reza sudah lama berpikir untuk mengundurkan diri dari kegiatan ekstrakurikuler itu, Lingkungan yang buruk, dirinya yang dikucilkan, keluarganya yang sering dihina, itu semua berubah menjadi beban dipikiran Reza yang membuatnya tidak fokus untuk belajar.
Dia tidak pernah merasa senang dengan kelas itu. Jika Narisa tidak berinisiatif untuk mengajaknya mengambil kegiatan ekstrakurikuler mungkin ia tidak akan masuk. Memang benar, dengan mengikuti klub itu pasti akan mendapatkan secercah cahaya dimasa depan. Namun, Reza sudah mempunyai cahayanya sendiri yang ia yakini bisa memperbaiki hidupnya, yaitu Sistem Perlindungan Idol.
Aikalin berhenti melontarkan komentarnya dan hanya melambaikan tangannya kepada Reza saat ia pergi menjauh.
“Reza, Semangatlah. Laki-Laki itu harus kuat . Tidak perlu bersedih dan tertekan karena wanita yang tidak mempedulikanmu, ”Aikalin bermonolog sejenak sebelum akhirnya masuk kedalam rumahnya.
“Aku tahu, karena itulah aku ingin mengakhiri semuanya. ” ucap Reza yang entah mengapa bisa mendengar ucapan Aikalin dari jarak yang jauh.
***
Pagi telah tiba, dengan semangat baru Reza bangun dari tidurnya dan bersiap-siap berangkat kesekolah.
Hati Reza menghangat, “Baiklah, di hari kedua ini aku harus menjadi lebih baik lagi ” ucapnya denga. Percaya diri didepan cermin sebelum akhirnya pergi menuju sekolah.
Sesampainya dikelas, tidak banyak hal yang terjadi, hanya beberapa siswa dari kelas lain saja yang mengerumuni member Group idol Kanashī tamashī, sangat penuh sehingga tidak memberiku waktu sedikitpun untuk berinteraksi dengan mereka. Selain itu, siswa kelas 3-D belum membuat pergerakan sama sekali, tinggal menunggu waktu saja sampai mereka mengusik group member itu.
Setelah bel pulang berbunyi, sekali lagi Aikalin menemui Reza dan memberikan motivasi untuk memperkuat hati Reza. Apapun hasilnya, Aikalin tidak ingin melihat Reza kembali ke dirinya yang dulu. Setelah beberapa kata akhirnya iapun pergi meninggalkan Reza.
Reza mengawasi kepergian Aikalin sampai dia tidak bisa melihat bayangan tubuhnya lagi. Dia mengumpulkan pandangannya dan berbalik, mengambil tas miliknya yang ada dikelas dan lalu berjalan menuju Ruangan Klub.
Pengunduran dirinya akhirnya selesai sebelum malam hari.
Sambil memegang lembaran-lembaran dokumen miliknya, Reza berjalan keluar dari ruangan klub itu dengan tenang. Segala macam perasaan mengalir di hatinya. Ini adalah pertama kalinya ia memilih jalan hidupnya sendiri tanpa diatur oleh orang lain. Dia masih ingat saat pertama kali dia datang ke kelas ini, penuh dengan mimpi dan cita-cita, berharap bisa mendapatkan beasiswa, bisa mendapatkan pekerjaan, bisa mendapatkan uang, dan bisa menikahi orang yang saat itu dicintainya. Setiap adegan melintas di benak Reza layaknya seperti komedi putar atau seperti film.
“Reza!?”
Suara yang akrab terdengar di Muncul didepannya saat ia membuka pintu dan keluar dari ruang klub itu. Suara yang terdengar familiar namun dengan intonasi perasaan kaget.
Reza berhenti dan berbalik untuk menemui wajah cantik dan molek. Itu adalah Narisa, seorang wanita yang mengenakan seragam sekolah dengan penampilan yang manis.
Reza cukup terkejut saat ia secara tidak sengaja bertemu dengan Narisa. Awalnya, ia berniat untuk menyelesaikan pemberhentian dirinya tanpa diketahui siapapun termasuk juga Narisa. Semenjak mereka berdua putus, tidak ada lagi percakapan ataupun interaksi diantara mereka berdua lagi, Pada akhirnya yang tersisa dari hubungan mereka hanyalah..... Kecanggungan.
“Ada apa?” Reza bertanya pada Narisa dengan acuh tak acuh.
Narisa berjalan ke arahnya dengan sepatu Ventela yang dikenakannya. Dia melirik tumpukan kertas yang diangkat oleh kedua tangan Reza dengan tatapan mencemooh, “Kau memang tidak bisa berubah yah, selama sebulan ini kau tidak pernah masuk kegiatan ekstrakurikuler, dan sekarang bukannya melanjutkan study mu, kau malah mundur begitu saja dari beasiswa yang ada didepan matamu. Apa kau benar-benar tindak bisa berubah? kau ini sudah dewasa, jangan campurkan masalah percintaanmu dengan masa depanmu! Hubungan kita berdua telah berakhir, dan itulah kenyataannya. Namun, walau begitu kau tidak harus berhenti hanya karena masalah ini, hal itu hanya akan merusak masa depanmu, Reza. Bahkan walaupun kau tidak ingin memikirkan masa depanmu, kau harus mempertimbangkan keluargamu. kau tidak akan bisa kuliah kalau kau tidak punya beasiswa