Terpaksa Menikah Adik Angkat (My Love Wahyudi)
Marlina duduk di meja praktek nya. Ia seorang Dokter yang berusia 35 tahun. Belum lama ia membantu korban kecelakaan lalu lintas, dengan kondisi kritis. Pasangan suami istri dan seorang gadis kecil berusia 5 tahun. Setelah melakukan berbagai macam usaha pertolongan akhirnya Marlina meninggalkan kamar di mana pasien itu di rawat. Kesempatan hidup pasien itu hanya 20 %.
dan sebagai seorang Dokter, ia sudah melakukan hal yang terbaik untuk menyelamatkan pasien tersebut.
"Ibu, pasien kecelakaan yang baru masuk tadi kritis buk". ucap perawat tersebut dengan nafas yang tersengal-sengal
Marlina berdiri dari tempat duduknya dan berlari ke ruang pasien. Pasien laki-laki yang terbaring dengan berbagai alat yang menempel di tubuhnya itu menyemburkan darah segar dari mulutnya. Darah yang sangat banyak keluar dari dalam mulutnya. Berdasarkan hasil ronsen organ dalam pria tersebut mengalami rusak parah karena benturan yang sangat keras menghantam dadanya. Marlina berusaha untuk menghentikan muntah darah tersebut. Namun semua usaha yang dilakukan nya tidak membantu memperpanjang usia pria muda yang sekitar 30 tahun itu. Pria itu menghembuskan nafas terakhir nya tepat jam 9 malam 2 jam setelah kecelakaan.
Pria itu berstatus mengontak di lingkungan tempat tinggal nya. Mereka tergolong sangat ramah. Namun warga yang ada di lingkungan tersebut belum terlalu mengenal keluarga muda satu anak tersebut. Pria itu bernama Dani Sunardi, istri yang bernama Lela Salita. dan anak nya bernama Lely Asmira. Bersyukur warga menerima jenazah Deni dan berencana untuk menguburkan kan jenazah tersebut besok.
Marlina duduk di kursi nya. Sambil memijat-mijat kepalanya. Pasien kecelakaan itu di ketahui tidak memiliki sanak keluarga yang bisa di hubungi. Pihak rumah sakit juga menghubungi tempat kerja Deni. dari informasi yang di dapat Deni bekerja di kantor tersebut sekitar 3 bulan dan sanak keluarga nya berada di luar pulau Jawa. Deni dan juga Laila berasal dari Pekanbaru, Riau.
Dari hasil laporan polisi, kecelakaan itu terjadi jam 20.45 menit. Kecelakaan terjadi saat hujan lebat dan motor yang dikendarai nya mengelengkan mobil yang melaju cukup kencang di saat jalan dalam konsisi sepi.
Marlina merasa sangat lelah. Hari ini begitu banyak kecelakaan yang terjadi. Namun kondisi yang paling parah Deni dan juga Lela.
Marlina melipatkan tangan nya ke atas meja. Ia merasa sangat lelah dan juga pusing. Marlina melipatgandakan tangannya diatas meja dan menjadikan tangannya sebagai bantal. Marlina memejamkan mata dan tertidur dengan posisi duduk. Tubuhnya terasa di guncang-guncang seseorang sambil terus memanggil-mangilnya. Marlina membuka matanya dan melihat perawat yang berdiri di depan sampainya.
"Buk dokter, pasien yang bernama Lela kejang-kejang dok," ucap perawat rumah sakit tersebut.
Marlina langsung berdiri saat mendengar ucapan perawat nya. Kepalanya terasa pusing namun tidak di hiraukan nya. Ia berusaha untuk berjuang memberi pertolongan secepat mungkin, berharap masih ada keajaiban tuhan. Marlina masuk ke dalam ruangan tersebut. Kondisi pasien sudah semakin kritis, berbagai cara yang di lakukannya sia-sia. Nyawa Lela sudah tidak dapat di tolong, Lela menghembuskan nafasnya jam 11 malam, selisih dua jam dari suaminya. Marlina mencatat tangga meninggal meninggal pasien.
Setelah 2 jam, jenazah Deni dibawa ke rumah sewanya. Beberapa orang warga datan menjemput jenazah tersebut dan di susul jenazah istrinya 2 jam kemudian.
******
Marlina pulang ke rumah nya setelah jam praktek nya habis. Ia duduk di atas tempat tidurnya sambil menselonjor kaki nya. tubuhnya terasa amat sangat lelah. Rumah sakit tempat prakteknya bukan lah rumah sakit yang besar. Rumah sakit yang menjadi tempat dinasnya merupakan rumah sakit umum milik daerah yang cukup jauh dari ibu kota. Marlina di tempatkan di kota kecil ini sudah lebih dari 7 tahun. Sudah berulang kali Marlina mengurus kepindahan nya ke ibukota Jakarta, mengingat suaminya yang memiliki perusahaan di Jakarta. Namun pengajuannya berulang kali di tolak Pemda. dengan alasan tidak ada dokter penganti. Suaminya sering datang ke kota kecil tersebut untuk menemuinya dan putra mereka.
"Mama, " suara anak laki-laki memanggil nya.
Marlina memandang ke arah pintu dan melihat putranya yang berusia 10 tahun sudah berdiri di ambang pintu.
"Sini" ucapnya kemudian.
Anak kecil itu berjalan mendekat ke arahnya.
Anak laki-laki itu merangkak naik ke atas tempat tidur dan mengambil posisi berbaring di sebelah nya.
Marlina merubah posisi tidurnya dan menghadap miring ke arah putranya.
" Kenapa belum tidur?" tanya nya. Sambil mengusap-usap punggung putranya.
"Sejak tadi aku menunggu mama pulang. "
jawab putra nya tersebut yang melingkarkan tangan kecilnya di pinggang Marlina. Wanita cantik dengan tubuh tinggi jangkung. Bentuk tubuhnya seperti seorang model, kursus tinggi dan langsing bisa dikatakan seperti Sofia Latjuba.
Marlina mengusap wajah putra nya.
"Sudah ayo kita tidur." ucap Marina saat melihat mata putranya yang masih terbuka lebar.
Wahyudi mulai memejamkan mata nya.
Marlina tersenyuman saat melihat putranya yang benar-benar sudah terlelap. Ia juga mulai mencari posisi yang nyaman untuk berbaring dan mengusap puncak kepala putranya. Marlina sangat bersyukur putranya tidak pernah mempermasalahkan keadaan nya yang berpisah dari suaminya. Dukungan suaminya yang selalu membuatnya kuat.
*******
Marlina mempersiapkan segala kebutuhan sekolah putranya, mulai dari baju seragam, mengecek ulang buku pelajaran, mengecek PR yang di kerjakan putra nya. hingga berapa putra nya sebelum berangkat ke sekolah. semuanya di persiapkan nya sendiri.walauoan ada ART yang bekerja bersama nya. setelah menyelesaikan semua nya termasuk bekal untuk di bawak putranya ke sekolah. Marlina mengantar kan putranya hingga ke depan kelas.
" ma, sudah berapa kali aku katakan. mama tidak perlu mengantar kan aku hingga ke depan kelas". protes Wahyudi yang merasa sikap mamanya yang begitu berlebihan.
" mama hanya ingin melihat kamu benar-benar sudah masuk ke dalam kelas dan sudah duduk di bangku mu."ucap Marlina sambil tersenyum. tangan nya tidak ada henti-hentinya mengusap puncak kepala putranya.
" ma, aku bukan anak kecil lagi. aku sudah kelas 5 SD." Yudi tidak ada henti-hentinya memprotes sikap Marlina.
Marlina hanya tersenyum. dan kemudian ia mencium pipi putranya yang gembul dan mengemaskan tersebut. yang kemudian di hapus oleh anak laki- laki tersebut.
"mama jangan cium aku ketika di tempat ramai"
ucapnya sambil membulatkan pipinya dan memajukan bibirnya.
nanti bik Iyem yang jemput.
ucap Marlina sebelum putranya pergi. ia baru meninggalkan kelas tersebut Tersebut setelah putra nya sudah benar-benar duduk di tempat duduk nya. Marlina melambai-lambaikan tanganya. yang mendapat kan balasan sedikit senyuman dari putranya tersebut. ia kemudian pergi meninggalkan sekolah itu dan langsung menuju rumah sakit tempat ia dinas.
********
hai reader mohon dukungan nya ya untuk karya baru aku. like , komen dan vote nya sangat di harapkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Fajar Ayu Kurniawati
.
2023-12-03
0
Tama!
Hii kakk izin dubbing novelnya ya 😊
2023-02-22
0
NAIM NURBANAH
bagus
2023-02-14
1