Sinopsis :
Kyara Azura disiksa sampai mati oleh Juan dan Mulan. Kyara sangat menyesal karena percaya penuh pada mereka sebelumnya. Terlebih karena Kyara sudah membantu mereka membunuh suaminya sendiri, Miko Aditama, karena Kyara pikir suaminya lah yang membunuh ibunya.
Penyesalan Kyara membawa Kyara kembali ke masa lalu, ke 3 tahun yang lalu. Saat dirinya kabur di malam pengantin.
Kyara sadar dan harus merubah masa depan. Dia pun menyayangi suaminya, memberi perhitungan pada Juan dan Mulan, dan mencari pembunuh ibunya yang sesungguhnya.
Apakah Kyara berhasil mengubah takdirnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wanita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 33 : Jebakan
Malam harinya tiba. Miko kembali membubuhkan obat tidur di minuman untuk Kyara. Namun, perbuatan Miko tidak sengaja dilihat oleh Kyara.
"Maaf, Sayang, Kamu harus tidur malam ini. Ada hal yang harus ku selesaikan," ucap Miko, setelah selesai membubuhi obat tidur. Mendengar ucapan suaminya, Kyara langsung melangkah kembali ke ranjang diam-diam, hingga Miko tidak tau kalau perbuatannya di ruang ganti pakaian tadi di lihat olehnya.
Miko memberikan minuman itu pada Kyara. Tanpa membuat Miko curiga, Kyara meminumnya sedikit namun tidak menelannya. Kyara pun berakting seolah mengantuk. Dia pun pura-pura memejamkan matanya.
"Manjur sekali obat ini. Baru di minum sedikit, Kyara langsung tidur," kata Miko.
"Suamiku, apa yang Kamu lakukan saat ku tinggal tidur?" tanya Kyara dalam hati.
Miko pun menyelimuti Kyara, kemudian mengecup keningnya sesaat. Setelah itu, Miko pun pergi keluar.
Saat Miko selesai menutup pintu, Kyara langsung membuka matanya. Dia memuntahkan air yang dia tahan tadi dimulutnya. Kemudian Kyara diam-diam keluar, mencari tau apa yang dilakukan Miko.
"Kemana suamiku tadi pergi?" tanya Kyara bergumam sendiri, saat membuka pintu menyusul suaminya, dia kehilangan jejak.
***
Miko memerintahkan dua anak buahnya menculik Soni. Membawa Soni ketempat Leon kemaren dihabisi.
"Bos, Miko sudah bertindak. Dia memerintahkan dua anak buahnya menculik Anda," lapor anak buah Soni yang mengawasi Miko diam-diam. Dia melaporkan pergerakan Miko dengan sambungan telepon.
"Biarkan saja dia menculik ku. Kumpulkan semua anak buah kalian di kota ini. Pertunjukan akan dimulai," kata Soni, tertawa terbahak-bahak. Soni tidak sabar menanti pertunjukan meriah ini. Sambungan telepon diakhiri.
Tidak lama kemudian, bel kamar Soni dibunyikan. Dengan santai Soni keluar membuka pintu. Rupanya, anak buah Miko yang datang. Saat pintu dibuka, anak buah Miko langsung membungkam mulut Soni dengan sapu tangan yang sudah dibaluri obat bius. Soni pun pingsan. Mereka membawa Soni lewat tangga darurat, menuju mobil Miko di parkiran bawah tanah, agar tidak ada orang yang melihat.
Sesampai diparkiran, mereka memasukan tubuh Soni dibagasi mobil Miko. Keduanya kemudian masuk ke kursi belakang. Miko yang menyetir mobil.
"Soni, akan ku kirim Kau ke akhirat," ucap Miko. Tanpa Miko ketahui, dia sudah terjebak dalam rencana Soni. Miko tidak tau kalau anak buah Soni yang sejak tadi siang memata-matainya diam-diam, mengikuti mobil mereka dari belakang.
Berselang satu jam, mereka tiba di lokasi. Tempat itu adalah pabrik tak terpakai Aditama group, di mana ibunya Kyara di tembak oleh Soni.
"Ikat orang itu ditiang!" titah Miko. Dua anak buahnya kemudian menggotong tubuh Soni. Mengikat Soni di tiang dengan posisi berdiri.
"Bangunkan dia!" titah Miko lagi.
Mereka kemudian menyiram Soni dengan seember air yang sudah disediakan.
Byur
Soni terbangun.
"Sudah bangun?" ucap Miko.
"Adikku?" kata Soni.
"Adik? Aku bukan adikmu!"
"Benar juga."
"Kenapa wajahmu santai sekali? Kamu tidak takut ku bunuh?" Miko sedikit curiga.
"Memangnya Kamu mampu membunuhku? Aku tidak sama dengan Leon, yang dengan gampangnya kalian bunuh."
"Kamu sudah tau kalau Leon ku bunuh?"
"Aku tidak bodoh seperti kalian," jawab Soni, tersenyum meremehkan.
"Kamu terlalu meremehkan Aku. Aku akan membunuhmu."
"Wah ... tapi sayang sekali, Aku tidak takut sama sekali dengan ancaman itu."
"Psikopat seperti Kamu benar-benar jahat. Kamu membunuh Mama dan ibunya Kyara."
"Rinto Aditama juga Aku yang meracuninya."
"Apa?" Miko mengepalkan tangannya, menahan segala amarah dihatinya. Miko terkejut mendengar pernyataan Soni.
"Kamu tidak pantas hidup!" teriak Miko, tidak kuat lagi menahan amarah.
Buk
Tinju Miko diwajah Soni. Sudut bibir Soni sampai berdarah.
"Apa Kita bisa mulai permainannya?" ucap Soni.
"Maksud Kamu?" Miko tidak mengerti.
"Aku memang datang sendirian ke kota ini, tapi bukan berarti Aku tidak memiliki persiapan apapun. Kamu salah besar menganggap dirimu yang paling berkuasa, Miko!"
Benar saja, puluhan anak buah Soni langsung menerobos masuk ke dalam, mengepung tempat itu, termasuk mengepung Miko dan dua anak buahnya. Soni tertawa karena hari ini kembali menang. Miko dan dua anak buahnya sangat terkejut dan cemas.
"Kurang ajar Kau, Soni!" hardik Miko.
Lima anak buah Soni maju menghajar dua anak buah Miko. Satunya lagi melepas ikatan Soni. Miko kemudian maju mencegah ikatan Soni di lepas, namun dia langsung ditahan oleh tiga anak buah Soni lainnya.
"Sialan," teriak Miko, marah.
"Teriaklah sepuasnya, Miko. Itu tidak akan mengubah keadaan," ucap Soni.
"Sialan, ternyata Aku dijebak!"
"Baru tau?" Soni lagi-lagi tersenyum mengerikan. Tanpa basa-basi, Soni mengeluarkan pistol miliknya, mengarahkan pistol itu di dada Miko.
"Pistol inilah yang membunuh mertua Kamu. Kamu ingat? Sekarang, peluru pistol ini juga akan menembus dada Kamu. Susulah dia. Kau akan bertemu dengan Rani dan Rinto."
semoga sehat selalu dan semangat membuat karya baru lagi..