NovelToon NovelToon
Suami Pilihan Ayah

Suami Pilihan Ayah

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:10.7k
Nilai: 5
Nama Author: Inisial EY

Karena begitu dimanja oleh Ayah dan kedua Kakaknya, Rara--Clara Pramudita tidak mau membuka diri untuk melihat ke arah laki-laki yang akan menjadi pasangannya yang ia yakini belum tentu sesayang Ayah dan kedua Kakaknya padanya.

Sang Ayah pun akhirnya turun tangan, memilihkan suami untuknya, yang kebetulan Rara pun memilih sosok yang sama. Riko Rahardian.

Bagaimana pernikahan Rara dan Riko nantinya?



Dibaca ya guys.

#dramapernikahan #nikahpaksa #stratasosia

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Inisial EY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26

Pilihan Ayah 26

"Kamu udah mulai sholat apa belum ya, Ra?" gumam Riko bermonolog saat ia selesai melaksanakan sholat subuh.

"Dari kemarin kita belum pernah bisa sholat berjamaah bersama, dan semoga nanti saat bisa, hubungan kita juga lebih dekat dari biasanya." gumam Riko lagi sembari berganti baju stelan kerjanya, lalu mengambil hape sebentar dan menimbang ingin menelpon istrinya apa tidak.

Jika semalam Rara tidak menjawab telponnya, apakah pagi ini juga sama?

Riko terlihat kembali menimbang sebentar, lalu akhirnya mendial nomor istrinya.

Tuuut~ tuuut~

Dua kali panggilan kembali tidak dijawab oleh Rara memaksa Riko agar paham bahwa istrinya belum menganggapnya ada sebagai pasangan.

Bukankah disaat terpisah jarak jauh, dengan hapelah mereka bisa dekat bukan?

Lalu, jika dari semalam saja Rara tidak mau membalas pesannya bahkan belum mau sama sekali menjawab telpon darinya, haruskah Riko harus selalu optimis dengan pernikahannya?

Bukankah pernikahan mereka baru jalan seminggu kan?

Lalu, jika selama sebulan dia di Surabaya, jauh dari istrinya, apakah hubungannya dengan Rara harus dimulai dari awal lagi atau istrinya sudah mulai menaruh rasa dengan seorang pria dan pada akhirnya pernikahan yang memang semula ide dari Ayah Burhan ini harus kandas di awal perjalanan?

Riko menghela napasnya sembari menaruh tangan di pinggang guna menghela segala prasangka buruk yang tiba-tiba hinggap di pikirannya.

"Semoga prasangkaku salah." gumamnya demi membesarkan hatinya lalu duduk di sofa seraya mengambil laptopnya untuk menyiapkan apa yang akan ia bahas nanti di perusahaan sang mertua.

**

"Udah cantik aja anak Ayah." sapa Ayah Burhan ketika melihat wajah lesu yang ditampilkan Rara.

"Tumben banget bilang gitu. Kayaknya udah beberapa hari ini Ayah enggak pernah bilang kayak gitu deh ke Rara." balas Rara yang tidak menyadari handsfree yang terpasang di telinga Ayahnya.

"Masa? Kayaknya Ayah selalu bilang kalau kamu cantik loh, Baby."

"Mana Yah? Ayah diem aja kok. Ngaku aja lah, Yah."

"Gimana Ayah mau ngaku--"

"Ayah!" tegur Bunda Citra yang tau jika putrinya sedang tidak baik-baik saja.

"Kenapa, Bun? Ayah kan emang enggak pernah bilang kalau putri kita jelek kan?" tanya Ayah Burhan dengan kode mata pada istrinya.

"Ayah pagi-pagi enggak usah ngerusak mood Rara deh. Rara masih kesel tau." ungkap Rara akhirnya sembari menggigit kasar roti yang sudah dioles selai kacang di dalamnya.

"Hm? Kesel kenapa, Ra?" Bunda Citra yang bertanya.

"Enggak tau, Bun. Bawaannya dari kemarin sore tuh Rara bete aja gitu. Enggak tau kenapa!" jawab Rara lesu.

"Lagi kangen sama suami mungkin? Enggak rela ditinggal di Surabaya?" Bunda Citra menimpali yang membuat Rara berhenti mengunyah rotinya.

"Bunda jangan ngaco deh. Enggak mungkin kali Rara kayak gitu." bantahnya.

"Kok enggak mungkin sih sayang? Coba deh diinget-inget, kamu mulai betenya kapan? Bener enggak tebakan Bunda?" Bunda Citra terus mengompori yang membuat Rara terlihat berpikir sejenak.

Memang jawaban itu adalah jawaban yang sangat tidak ingin diakuinya dari kemarin sore, tapi.. Kenapa dia tidak rela? Kenapa dia kesal hanya karena Riko ke Surabaya? Apa karena Riko suaminya? Kan cuma Suami, ya kan? Atau karena perkataan Lisna yang katanya Riko mau menikah lagi? Argh! Rara memukul kepalanya pelan membuyarkan pusing yang menderanya.

"Eh! Kok kepalanya dipukul gitu sih, Baby." sergah Ayah Burhan sembari mengangkat tangan Rara, yang membuat Rara bisa melihat handsfree yang terpasang di telinga Ayahnya.

"Ayah lagi telpon? Kok disini? Enggak di ruang kerja, Yah? Yang telpon sama Ayah denger dong percakapan kita tadi. Ih Ayah!" rajuk Rara yang membuat Ayah tersenyum.

"Ayah silent." Ayah Burhan memperlihatkan hapenya yang baru di silent.

"Oh! Oke!" ungkap Rara yang tiba-tiba kecewa.

"Kenapa? Kok tiba-tiba kayak kecewa gitu, Ra?" Bunda Citra kembali bertanya.

"Enggak kok, Bun. Rara lagi enggak mood aja." Rara tiba-tiba berdiri dari duduknya, "Rara mau ke kamar aja deh, Rara lagi males ke butik." lanjutnya sembari melangkah meninggalkan kedua orang tuanya yang menggelengkan kepalanya melihat kelakuan putrinya.

"Kamu dengar sendiri kan, Riko? Telpon saja langsung ke Rara. Masih ada waktu sepuluh menit sebelum masuk ruang meeting kan?" ujar Ayah Burhan pada menantunya yang sedari tadi hanya mendengar percakapan.

"Iya, Yah. Terimakasih." balas Riko lalu memutus panggilan teleponnya bersama Ayah Burhan.

Pagi ini, sengaja Riko menelpon Ayah Burhan untuk memastikan permasalahan apa saja yang harus diselesaikan olehnya dan meminta pendapat sang mertua sekaligus pemilik perusahaan agar rancangan kedepannya untuk perusahaan mertuanya mendapatkan pengarahan yang baik.

Dan bonus untuk Riko saat bisa mendengar suara istrinya, wanita yang sangat dirindukannya dari semalam, bahkan ia tak sengaja menggumam yang sempat didengar oleh Ayah Burhan, "Akhirnya saya bisa dengar suara kamu, Ra."

Walaupun sangat pelan, tapi Ayah Burhan sangat mendengarnya saat ia meledek putrinya pertama kali bergabung sarapan bersamanya tadi.

Tuuut~

Pada dering pertama Rara langsung menjawab panggilan dari Riko karena kebetulan hapenya sedang dipegangnya.

"Ada apa?" tanyanya ketus.

"Assalamu'alaikum, Istri." sapa Riko tak mengindahkan suara ketus istrinya.

"Waalaikumsalam." jawab Rara singkat, dengan ketusnya.

"Lagi ngapain, Ra?"

"Lagi telponan sama kamu kan?" Rara bertanya balik yang membuat Riko tertawa pelan di kursi kebesarannya.

"Boleh Video Call?" Riko bertanya sembari menggeser ikon berbentuk kamera untuk beralih panggilan video.

"Kok enggak diterima, Ra?" tanya Riko yang kecewa karena Rara tidak mau melakukannya.

"Kan aku tadi belum jawab mau apa enggak."

"Kamu enggak kangen sama saya, Ra? Saya kangen banget sama kamu." sayang. Tentunya satu kata yang terakhir itu diucapkan Riko dalam hati.

"Enggak usah bilang kangen. Baru sehari kan? Masih dua puluh sembilan hari lagi kamu disitu." jawab Rara yang tidak singkron dengan hatinya.

"Kamu menghitungnya?" tanya Riko dengan perasaan senang yang tidak bisa dicegahnya.

Rara gelagapan mendengar pertanyaan Riko tapi tetap berusaha menetralkan suaranya, "Enggak! Enggak usah pede ya. Kebetulan aja tadi aku bilang kayak gitu."

"Hm? Kebetulan?" tanya Riko lagi, yang seakan tidak rela karena Rara tidak mau mengakuinya.

"Ya. Udah ah, aku mah ke butik dulu. Bye."

"Hm? Katanya enggak ke butik?"

"Kata siapa?" tanya Rara penasaran.

"Kata kamu sendiri tadi."

"Kapan aku bilang kayak gitu ke kamu, Mas? Enggak ada. Aku enggak ada bilang ya tadi."

"Iya, Ra. Bilangnya memang enggak langsung ke Saya tadi, tapi Saya mendengarnya saat kamu bilang ke Ayah dan Bunda."

Rara terlihat berpikir sejenak sebelum menyahut, "Jadi yang telponan sama Ayah tadi kamu?" tanyanya memastikan.

"Iya."

"Kamu mendengar semua percakapan kami?"

"Iya." jawab Riko polos yang membuat Rara malu karena ia ingat pertanyaan dari Bundanya tadi.

"Ya udah. Aku tutup dulu telponnya." ketus Rara lalu menelungkupkan badannya di kasur untuk menutupi rasa malunya.

"Kenapa Riko harus denger kalau ia lagi kesel? Ya kan? Kegeeran enggak tuh nanti itu orang?" gumamnya sembari mengambil bantal.

***

"Lho, Ra--"

perkataan Riko terputus saat Rara memutus sepihak panggilan darinya.

Ah, setelah telpon dan mendengar suara istrinya, kenapa rindu yang semalam bisa ia tahan kini semakin bermekaran?

Akankah Riko sanggup jika sebulan lagi ia baru bisa bertemu dengan istrinya?

Sedangkan mendengar suara ketusnya saja membuat Riko ingin sekali memeluk gadis manja Ayah Burhan itu.

"Rara.. Semoga apa yang sedang saya rasa, kamu juga merasakannya, Sayang." gumam Riko dalam hatinya sebelum kemudian berdiri dan melangkah menuju ruang meeting di mana ia akan memulai menyelesaikan permasalahan perusahaannya.

Bersambung...

1
Cut shaliha
hai baru mampir
Inisial EY: makasih😍
total 1 replies
Noniesal
semangat yahhh/Kiss/
Inisial EY: semangat!!!
total 1 replies
Noniesal
jgn lama2 updatenya yah...sayangku
Noniesal
semngat thor
Inisial EY: siap😍
total 1 replies
Noniesal
sedih kok😢
Inisial EY: kasihan Riko😌
total 1 replies
Noniesal
/Shhh//Shhh/
Inisial EY: 😁😁😁😁😁😁😁😁
total 1 replies
Noniesal
Kok..ayah, bisa ya bocorin rahsia..ku aduin sama bonda/Joyful/
Inisial EY: 🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Jumi
lanjut dong
Inisial EY: okay😁
total 1 replies
Inisial EY
eaaaa... manis banget ya Mas Riko. mana nih like nya kakak-kakak readers? author yang nulis aja baper, masa kalian enggak sih? hehehe
Noniesal: semangat thor..itu JODOH TERBAIK mmg udh ngak update ya thor..keren kok..critanya..masa gntung gitu ajah..kutunggu yah .updatenya..sayangkuuuu/Kiss//Kiss//Kiss//Kiss/
Inisial EY: sudah update kak.
tapi masih nunggu review. ditunggu ya😘
total 4 replies
Noniesal
thor..ooo...thor..
aku suka jln critanya..semangat ya thor..
utk terus berkarya
Inisial EY: siap😍😍😍😍 terimakasih akak
total 1 replies
Noniesal
dalamnya cinta mas riko...setulus itu cintanya..susah mau ketemu lelaki yg menagis..kerana CINTA..Semangat abangnya lisna
Inisial EY: semangat!!!
total 1 replies
Noniesal
mertua yg prihatin amat..segitunya plan mereka ../Facepalm/
Inisial EY: 🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Noniesal
Luar biasa
Noniesal
kasian sama abangnya lisna/Grin/
Inisial EY: iya, kasihan banget ya kak😁 ikuti kelanjutan ceritanya terus ya kak. makasih😍
total 1 replies
Andriani Andriani
up yg byk dong min
Inisial EY: insyaAlloh ya kak.. soalnya 2 yang on going☺
total 1 replies
Inisial EY
Hai guys.. ini novel ketigaku. ya, walaupun yang kedua belum aku lanjutin sih🤣 semoga kalian suka ya. jangan lupa like, subscribe, vote, dan kasih hadiah biar aku semangat ngetik ya😍 love kalian sekebooon
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!