Silvya karena kematian saudara kembarnya memutuskan bergabung dalam organisasi mafia saat berumur 17 tahun. kemampuannya dalam ilmu beladiri menjadikannya Ratu Mafia yang disegani. Ia tidak segan-segan menghabisi musuhnya saat itu juga.
karena sebuah penghianat dalam organisasinya menyebabkan dia mengalami kecelakaan tragis yang hampir meregang nyawanya.
Dokter Dika, niatnya menolong malah harus menikahi orang yang ditolongnya karena digrebek warga.
Bagaimana Silvya membongkar penghianatan dalam Wild Eagle dan menemukan dalang dibalik kematian saudaranya?
Bagaimana pernikahan Dokter Dika dan Silvya akan berjalan dan bagaimana reaksi dokter yang terkenal dingin itu saat mengetahui wanita yang dinikahinya itu adalah Ratu Mafia yang disegani?
Ikuti kisahnya, bukan plagiat jika ada kesamaan nama tokoh itu bukan kesengajaan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 28. Hampir Saja
Pagi pagi sekali Silvya sudah bersiap. Dengan ditemani Geoff ia mengecek setiap senjata yang akan dibawa. Meskipun tidak ikut dalam misi Drake dan Ian pun juga tampak berada bersama mereka. Ian akan mengantar Silvya ke landasan pesawat pribadi Linford Air yang sudah dimodifikasi dan dihilangkan namanya.
" Ge… apa saja yang kau siapkan untukku?"
" Kau lihat lah Q, jika ada yang tidak sesuai kau boleh menggantinya atau meninggalkannya saja."
Silvya membuka duffle bag yang ada di meja dan melihat satu satu isinya. Disana ada pistol G2 Elite, M16, M4A1, Belati Gerber Mark II, dan pisau Eickhorn KM 4000 Advanced Combat Knife (ACK).
" Woaaah aku suka belati dan pisaunya. Sepertinya Aku akan bermain dengan ini."
Sylvia mengambil belati Gerber Mark II lalu memutar mutar belati tersebut dengan lincah dan melemparnya ke arah papan panah.
Tak…
Lemparan Silvy tepat di tengah sasaran. Ia pun berjalan dan mengambilnya.
" Drake… apa benar harus menghabisi si brengsek cabul itu?"
" Permintaan nya sih begitu Q."
" Huft sayang sekali."
" Memangnya kenapa Q."
Tanya Ian penasaran. Pasalnya dari tadi Q sepertinya punya pemikiran lain.
" Ya sayang sekali, pria cabul itu mati dengan mudah. Padahal aku bisa membuat hidupnya lebih menderita dan dia sendiri yang akan memohon untuk kematiannya."
" Astaga… kupikir kau sudah berbelas kasih. Aku pikir kau kasihan terhadapnya terus tidak ingin menghabisinya eh ternyata…"
Ian menggelengkan kepalanya, ternyata dia sudah salah berprasangka. Silvya tetaplah kejam seperti biasanya. Silvya pun menepuk pundak Ian dna tertawa terbahak melihat ekspresi Ian yang entah seperti apa.
" Drake coba jelaskan tentang kondisi saat ini dan kapan aku harus beraksi. Jangan lupa meminta uang muka dulu."
Drake mengangguk dan mulai memberi penjelasan kepada Silvya. Drake menjelaskan mulai dari lokasi yang akan didatangi si target, pengamanan yang ada di sana dan cara masuknya.
" Q, kau dan Geoff akan menyamar. Geoff akan menyamar sebagai seorang germ* dan kau adalah seorang gadis lugu yang dibawa oleh Geoff kesana untuk diberikan kepada Mocito Alendro. Dari penyelidikan biasanya Mocito akan membawa setiap gadisnya ke kamar sendirian dna tanpa pengawalan. Itu akan memudahkan mu Q."
Silvya terdiam mendengar penjelasan Drake, ia merasa misi ini tidak sesederhana ini.
" Drake, apa kau tahu siapa yang membuat permintaan? Dan apakah kau benar benar sudah menyelidiki target buruan kita."
Drake tiba tiba terdiam mendengar pertanyaan Q. Ia merasa melewatkan sesuatu.
" Q sepertinya aku melewatkan sesuatu."
Geoff dan Ian saling pandang keduanya mendekat ke arah Drake yang tengah sibuk dengan komputernya. Sedangkan Silvya kembali duduk di kursi untuk menunggu hasil.
20 menit berlalu, Drake membuang nafasnya kasar. Ia memukul meja dengan tangan yang menggenggam.
Bruk….
Geoff dan Ian yang tidak mengerti hanya heran melihat tingkah Drake. Padahal keduanya dari tadi melihat Drake tapi mereka tetap tidak paham dengan apa yang dicari oleh Drake.
" Maafkan aku Q, hampir saja aku membahayakanmu."
Drake amat menyesali kecerobohannya, Silvya hanya tersenyum ia tidak menyalahkan Drake sama sekali.
" Sebenarnya apa yang terjadi Drake. Kau coba jelaskan. Aku dan Geoff tidak mengerti."
" Huft…. Ternyata yang membuat permintaan itu adalah orang suruhan Albern. Bajingan tua itu mau menjebak Q. Meskipun benar adanya si Mocito itu pria yang sangat cabul namun masuk ke tempat Mocito tidak semudah yang dibayangkan. Karena dia anggota parlemen maka pengawasannya sangat ketat. Dan meskipun di kamarnya tidak ada penjaga namun tidak ada celah untuk kita bisa melarikan diri."
" Astaga… hampir saja, Q sebaiknya kita tolak saja permintaan bajingan tua itu. Dia sengaja ingin menjebakmu."
Geoff sangat khawatir mengetahui fakta yang disampaikan Drake, Ian pun mengangguk setuju dengan saran Geoff untuk menolak misi ini.
Silvya tersenyum melihat kekhawatiran saudara saudaranya. Namun Silvya tidak akan menolak misi yang sudha ia terima.
" Aku akan tetap melakukannya."
" Tapi Q… ini berbahaya. Ini jebakan." Drake berteriak keras menentang keputusan Q.
" Tenanglah Drake aku punya caraku sendiri. Kalian tidak perlu khawatir. Pantang untuk seorang Queen mengembalikan misi yang sudah diterima. Aku akan memperlihatkan kepada si Albern tua itu siapa Queen sebenarnya. Dia terlalu meremehkanku."
"Tapi Q…"
" Sudah Ge… tidak perlu khawatir berlebih. Kau hanya perlu mendampingiku. Jangan lupa kita juga punya orang di negara Fross. Sekarang hubungi mereka dna minta mereka berkumpul saat aku tiba di sana."
Geoff mengangguk setuju. Dia Sangat tahu keputusan Silvya adalah mutlak. Tidak ada satupun yang bisa mengubah keputusannya. Dia pun langsung menghubungi anka buah Wild Eagle yang ada di Fross.
Silvya menepi sebentar, ia mengirim pesan kepada Dika.
Assalamualaikum mas, jangan lupa sarapan. Kamu buka klinik kan hari ini?(Silvya)
Waalaikumsalam, iya hari ini buka klinik. Ini aku sudah ada di rumah lagi siap siap. Apa yang akan kamu kerjakan hari ini?.(Dika)
Ada sedikit urusan. Aku akan menyelesaikan dalam 2 hari. Dan selama 2 hari ini aku tidak bisa menghubungimu. Soalnya sinyalnya susah. Tapi setelah selesai aku akan langsung pulang. (Silvya)
Baiklah, hati hati. Aku tunggu kau di rumah. (Dika)
Silvya memasukkan lagi ponselnya ke dalam saku. Ia sekilas tersenyum namun sedetik kemudian ia kembali memasang wajah serius.
"Bagaimana apakah semua sudah beres Ge, Drake?"
"Sudah."
" Baiklah kita berangkat sekarang."
Mereka keluar dari markas tersebut bersama. Markas yang dibalut dengan tempat fitnes tersebut masih tampak sepi hanya segelintir orang disana yang mana orang orang tersebut adalah anak buah Q.
Semua membungkuk memberi hormat kepada Q yang keluar dari dalam markas.
" Jaga markas baik baik. Jika ada yang mencurigakan ringkus, tapi jangan asal!"
" Siap Queen!!"
Aura kepemimpinan sungguh terpancar dalam diri Silvya. Meskipun ia seorang perempuan namun sikap mendominasinya membuat para anak buahnya bergidik ngeri.
Tinggi tubuh Silvya yang hanya 168 cm terlihat begitu imut dibandingkan ketiga saudaranya yang lain. Geoff yang memiliki tinggi 190 cm, Ian 185 cm, dan Drake 187 cm membuat Silvya seperti tenggelam di antara ketiga orang tersebut. Namun siapa yang mengira, wanita yang tampak imut, cantik, dan lembut tersebut adalah Queen Mafia yang kejam dan tanpa belas kasih jika sudah menangkap mangsanya.
Peran ganda Silvya memanglah sangatlah apik. Sebagai CEO Linford Transportation dia memang ahli dalam pembicaraan bisnis dan memimpin perusahaannya sehingga maju seperti saat ini. Sedangkan sebagai ketua mafia dia juga sukses membawa nama organisasinya yakni Wild Eagle terkenal di dunia bawah dan untuk dirinya sendiri ia adalah seorang mafia yang amat disegani.
TBC