NovelToon NovelToon
And It Just Comes Back Like An Old Love

And It Just Comes Back Like An Old Love

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / Berbaikan / Wanita Karir / Office Romance
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: Berry06

Kemunculan direktur eksekutif muda yang tampan menimbulkan kehebohan, khususnya di kalangan karyawan wanita.

Lotus si karyawan biasa tidak menyangka, direktur eksekutif muda baru yang mempesona di kantornya ternyata adalah Elion pria yang dulu dikenal culun, jelek, gendut, miskin dan bodoh, teman sekelasnya semasa sekolah menengah atas.

Lotus merasa bersalah dan malu karena dahulu pernah terlibat dalam kasus perundungan terhadap pria itu. Jadi sebisa mungkin ia menyembunyikan dirinya agar tidak terlihat di mata pria itu. Namun akibat dari kecerobohannya sendiri, ia tak sengaja menumpahkan kopi di jas milik pria itu, lalu akhirnya pria itu menyadari kehadirannya dan mulai mengusiknya seolah tengah membalaskan dendam.

Benarkah hanya dendam? Atau sesuatu yang lain yang tidak pernah Lotus sadari.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Berry06, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab XI

Elion membuka matanya dan melirik jam dinding yang menunjukkan pukul dua dini hari. Seharunya ia pulang, namun ia jatuh tertidur dirumah Lotus, dengan gadis itu yang bergelung nyaman dalam pelukannya.

Elion sendiri meringis merasakan badannya terasa kesemutan dan pegal menyesuaikan diri berbaring dalam sofa sempit berdua dengan gadis itu.

Tetapi ia tetap merasakan puas, rasa pegalnya tak sebanding dengan rasa senangnya. Lotus cinta pertamanya terasa begitu dekat, begitu nyata. Membuat jantungnya berdetak ribut namun di sertai perasaan menenangkan.

Hujan diluar masih belum juga reda sejak tadi. Hawa dingin dan udara lembab rerasa memenuhi ruangan, Namun ia tak merasakan hal itu sama sekali karena sumber kehangatannya berada dalam jangkauannya.

Elion dapat melihat tetesan ai merembes di berbagai sudut rumah Lotus. Dari yang pria itu dengar, Lotus kehilangan ayahnya tak lama setelah lulus SMA. Lotus yang masih belia mengambil keputusan untuk menjual aset satu-satunya. Yakni rumah lamanya. Rumah peninggalan sang ayah dan juga ibunya semasa hidup. Awalnya Lotus merasa berat, semua kenangan indah dan pahit memiliki bekas di tiap-tiap sudut. Namun ia sadar perlu membayar hutang sisa biaya pemakaman dan juga perlu uang untuk bertahan hidup.

Kenangan hanya kenangan, hidup tetap terus berjalan sebagaimana pun dunia ini terasa hancur menurut Lotus. Waktu tak akan berhenti hanya untuk menengok kesedihan.

Jadi ia nekat menjual rumah dan pindah ke pinggiran kota untuk bisa lebih mudah mencari pekerjaan.

Meskipun tak ada aturan, tak ada yang mengatur dan tak ada yang memegang kendali atas hidupnya kecuali diri sendiri Lotus tetap menjadi gadis baik-baik dan selalu berhati-hati. Sekalipun ia mengencani banyak pria sekaligus sebelum kedatangan Elion. Gadis itu selalu merasa kesepian dan butuh seseorang untuk menjadi tempatnya bersandar sejenak.

Elion merasa sakit hati membayangkan Lotus tinggal sendirian selama ini dan berjuang sendiri. Hebatnya, gadis itu bertahan dengan cara baik. Tidak mengambil jalan yang  kotor. Dia berbisik dan meminta maaf mengambil kesempatan mimpi Lotus terbang ke Eropa. Berharap bisa menebusnya dengan sesuatu yang lebih baik saat ini. Seolah merespon, Lotus mengigau dalam tidurnya. Gadis itu menggelengkan kepalanya dan meremat kemeja Elion seperti mencari perlindungan. Dia semakin meringkuk seolah ketakutan.

Hati Elion terenyuh. Lotus terlihat sangat rapuh, gadis yang malang.

Elion tak ingin mengagetkan gadis itu setelah ia bangun tidur. Mungkin Lotus mau memeluknya karena sedang di liputi rasa takut, bukan sepenuhnya atas kesadaran dan kemauannya sendiri. Elion tak ingin memperkeruh keadaan  ia ingin mengambil hati Lotus mulai sekarang.

Dengan pelan ia melepaskan rangkulan Lotus dan pergi ke kamar gadis itu, bukan berniat tak sopan ia hanya ingin mengambil selimut dan bantal guling untuk Lotus agar lebih nyaman.

Elion masuk menuju kamar Lotus yang sama sekali tak di kunci. Kamar gadis itu di penuhi poster -poster tokoh idola ternama. Dan semua tersusun rapi, sentuhan tangan wanita memang berbeda. Elion mengambil selimut dan bantal. Kemudian pria itu berjalan kembali kepada Lotus, menyelimuti sang gadis yang tertidur lelap. Ia juga meletakan bantal guling di sisinya yang kosong.

Dengan sayang, Elion mencuri kecupan ringan di dahi gadis itu.

Sebelum meninggalkan rumah Lotus dalam keadaan hujan lebat dan dengan perasaan berat. Ada banyak pekerjaan yang mesti ia selesaikan.

***

Pagi harinya Lotus terbangun, sedikit kecewa. Dia tak menemukan keberadaan Elion dirumahnya. Dia tak ingat kapan lelaki itu pergi, bahkan pria itu tak meninggalkan pesan apapun untuknya.Lotus merasa telah di khianati. Seperti peraasaan saat tidur siang lalu di tinggalkan ibunya pergi entah kemana..

"Cih" Lotus mendecih pelan. Kemudian mengerang malas merasakan hawa dingin ketika membuka selimutnya.

Diluar hujan sudah reda, tinggal gerimis kecil yang menambah genangan air di jalanan berlubang dan juga parit kecil.

Lotus melipat selimutnya serapih mungkin. Menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Memikirkan bagaimana ia bisa tidur dengan selimut. Yang pasti Elion telah melakukannya kan? Semalam dia dikuasai rasa takut hingga tak bisa mengendalikan dirinya. Mengangkat bahunya. Dia ingat percakapan malam kemarin dan tersenyum mengingat Elion yang mengajaknya untuk akur.

Jika di pikirkan ulang, sikap pria itu kelewat manis meskipun kemarin sempat keterlaluan. Sebelumnya Lotus malah berpikir Elion mungkin berniat membalas dendam. Sekarang justru ia berpikir pria itu sedang merasa bersalah dan kasihan kepadanya. Tetapi Lotus sangat benci dikasihani. Dia sudah membulatkan tekad tak akan menerima tawaran Elion untuk menjadi asistennya. Mungkin itu satu-satunya peluang agar ia bisa lari dari rutinitasnya yang monotan. Namun, Lotus merasa ia harus membentengi diri dari Elion. Pria itu terlalu misterius dan aneh bagi dirinya.

Karena waktu menunjukkan pukul enam, Lotus segera bersiap untuk pergi ke kantor. ia menyiapkan pakaian untuk berangkat kerja dan baru selesai mandi, ketika ada suara ketukan di pintu rumahnya dari arah luar.

Lotus tak langsung membuka pintu, ia mengintip dari jendela dan menemukan seorang pria yang ia ketahui sebagai pengantar makanan jika dilihat dari baju yang di pakainya, ia sedang berdiri sambil memanggilnya. Lotus keluar dengan raut muka penuh tanya dia tak memesan layanan apapun sebelumnya. "Selamat pagi nona, kiriman dari tuan Elion untuk anda. Beliau menitipkan pesan kepada saya untuk jangan lupa sarapan dan tandatangani kontraknya" Ucap pria itu sambil menyerahkan sebuah paper bag.

Sebelum Lotus sempat menjawab pria itu berlalu dengan cepat.

"Terimakasih" cicit Lotus pelan meskipun pria itu sudah berjalan menjauh dan yang terlihat hanya punggungnya. Lotus mengintip isi paperbag itu dan mencium aroma roti hangat yang lezat.

Seketika perutnya langsung berbunyi meminta diisi. Gadis itu mencomot satu kue muffin dan memasukan kue itu ke mulutnya, matanya terbelalak dengan kepala yang bergoyang ke kanan dan ke kiri merasakan tekstur yang lembut dan sangat nikmat. Dia berdengung senang, apalagi kue itu masih hangat. Segera ia cari ponselnya yang dari semalam masih berada di tas tangannya untuk mengirim pesan kepada Elion dan berterimakasih kepada pria itu. Dia meminta pria itu untuk berhenti bersikap berlebihan kepadanya.

Dia melunturkan senyumnya begitu melihat beberapa pesan dari Nicole dan panggilan tak terjawab dari pria itu. Astaga, dia lupa mengabarinya.

Tapi yang pertama Lotus lakukan adalah mengirim pesan kepada Elion selanjutnya ia menelpon Nicole, beruntung pria itu langsung mengangkatnya dan mengalihkan panggilan menjadi video call.

Lotus terlebih dahulu membereskan rambutnya dengan cepat dan memeriksa wajahnya sebelum mengangkat. Dapat ia lihat Nicole di seberang sana masih berbaring di kasurnya. Sangat tampan. Lotus ingat, kasur itu pernah ia tiduri juga.

Seketika Lotus merasa malu.

"Selamat pagi cantik, sedang apa?" Sapa Nicole dengan suara beratnya. Khas bangun tidur. Ugh dia seksi sekali. "Hai, selamat pagi. Aku sedang bersiap ke kantor" Jawab Lotus sambil tersenyum.

"Oh baiklah, jangan lupa sarapan ya manis. Karena cuaca dingin jangan lupa memakai pakaian yang hangat"

"Mmmm. Yaa" Kata Lotus setuju.

"Semalam langsung kemana? Aku menunggu pesan darimu" Nicole berkata dengan nada sedikit merajuk.

Lotus tertawa ringan merasa terhibur. "Uh, aku langsung pulang kerumah. Maaf aku lupa mengabari"

"Baiklah, asalkan kau baik-baik saja tak masalah. Kau istirahat dengan cukup kan semalam? Bagaimana urusan mu?"  Nicole begitu perhatian.

"Ya terimakasih, aku beristirahat dengan baik" Jawab Lotus dengan pipi memerah. Astaga, semalam ia dan Elion berpelukan? Si bodoh Lotus memang gampangan. Lemah jika berhadapan dengan pria. Kenapa orang lain bisa sebegitu tahan jika berurusan dengan pria. Sedang Lotus seperti seorang gadis yang siap melemparkan dirinya kapan saja dalam dekapan pria manapun yang berada disekitarnya. Dia pernah mendiagnosa dirinya sendiri karena daddy issue.

"Sekali lagi aku minta maaf, urusan ku— lancar" lanjutnya, diakhir kata dia meringis. Bagaimana jika Nicole tau urusan yang di maksud semalam adalah bertemu dengan atasannya yang merupakan seorang pria aneh pemaksa, yng entah bagaimana berhasil membuatnya percaya dan luluh begitu saja. Orang yang sama yang menawarinya pekerjaan dengan pekerjaan berbeda. 

"Syukurlah kalo begitu, aku sangat khawatir kemarin. Sebenarnya aku masih ingin mengobrol banyak dengan mu. Tapi kau harus ke kantor bukan? Aku takut kau kesiangan. Jadi nanti sambung lagi" Ucapnya terdengar serak namun  lembut.

"Ya terimakasih sudah mengkhawatirkan diriku, aku baik-baik saja. Ya nanti kita bisa berbalas pesan"

"Nanti bila sudah di kantor kabari aku ya. Oh dan nanti Sepulang kerja aku akan menjemputmu"

"Siap aku akan mengabari mu. tak usah Nicole, jaraknya jauh. Lagipula kantor ku daerah macet"

"Mengapa tidak? Aku rela terjebak macet asalkan bisa bertemu dengan mu" Tegas Nicole, percayalah pria yang benar-benar menyukai mu tidak akan pernah merasa keberatan direpotkan. Bahkan dia tak akan merasa repot sama sekali. Dia akan sukarela melakukan apapun supaya bisa sekedar memiliki kesempatan untuk bersama. Atau hanya ingin membuat terkesan.

"Jangan lupa sarapan ya, dah Lotus"

Pria itu melayangkan flying kiss kepada Lotus membuat si gadis tersipu malu. Setelah sambungan teleponnya terputus Lotus menghentak-hentakan kakinya ke lantai dan meloncat seperti anak kecil. Astaga Nicole membuatnya merasa aneh. Dia kembali memakan kue-nya lalu lanjut makan sereal yang ada disana dengan riang.

***

Lotus menyapa beberapa rekan kerjanya yang sudah tiba di kantor lebih awal. Kali ini dia datang lebih telat dari biasanya. Namun bukan berarti dia kesiangan. Sesuai pesan Rumi, Lotus harus menyerahkan suratnya pagi-pagi keruangan HRD sebelum melakukan aktivitas apapun. Jadi dia menurut.

Kemudian saat memasuki ruangan kerjanya sendiri ia melotot tidak menemukan mejanya sama sekali, diruangan itu hanya ada manajer Nia yang sedang melakukan pekerjaan lebih awal dari siapapun sedangkan yang lainnya bahkan masih belum tiba di kantor.

"Manajer  selamat pagi" Sapa Lotus terburu-buru. Wanita itu mengangkat pandangannya dari sebuah buku tebal kepada Lotus yang terlihat panik.

"Mejaku tidak ada, apa yang terjadi?"

Manager Niq dengan santai melirik meja yang Lotus maksud dan mendengus. "Mulai detik ini kau tak memerlukannya. Kau sudah bukan bagian divisi pemasaran kan?"

"A—apa mengapa begitu?!" Tanya Lotus tak terima.

"Hmm, katanya kau akan menjadi Asisten direktur. Aku mendengarnya dari nona Rumi"

"Itu tak benar manajer!" Sanggah Lotus.

"Wah benarkah?" Jawabnya sambil memicingkan mata.

"Ya benar! Seratus persen benar!"

"Entahlah, lagipula meja itu di singkirkan oleh pegawai lain. Tanyakan saja pada mereka" Manajer Nia kembali menaruh perhatian pada bukunya, sepenuhnya mengabaikan Lotus yang kebingungan.

Gadis itu menghela nafasnya dan kembali ke ruang HRD. Rumi belum tiba di kantor begitupula dengan Elion. Dia mengigiti bibirnya dengan perasaan cemas sembari mondar-mandir seperti setrikaan.

Beberapa menit kemudian Rumi datang dengan menenteng banyak kertas berisi portofolio. "Hai" Sapa Rumi begitu dia tiba di ruangannya. Cepolan rambutnya acak-acakan dan Rumi mendengus karena hal itu.

"Sudah lama menunggu?" Tanyanya basa-basi. "Aku kesal sekali, di jalan macet"

"Tidak, tidak lama. Ya memang, makanya aku selalu berusaha berangkat lebih awal"

"Kau memang karyawan teladan" Canda Rumi di selingi tawa karier.

"Aku sedikit repot karena mengurusi anak-anak terlebih dahulu"

"Ya ibu rumah tangga sekaligus seorang wanita karier. Memang pasti repot. Kau wanita yang hebat" puji Lotus dengan tulus.

Rumi menganggkat alisnya dan tersenyum. "Ada apa Lotus? Kau sudah mengambil keputusan kan?"

"Ya aku sudah memikirkannya matang-matang. Aku baru saja memberikan surat itu yang bahkan belum sampai ke tangan mu. Tapi aku sudah diusir dari ruangan ku. Padahal aku menolak tawaran itu!"

Rumi membelalakkan matanya. "Kenapa? Sayang sekali"

"Umm, aku tak percaya diri bisa menghandle pekerjaan seperti itu"

"Bukankah kau harus mencobanya? Direktur yang memilih langsung. Katanya pembukuan yang kau kerjakan sangat terpakai. Tak tergiur dengan gajinya? Pekerjaannya pun tak monoton seperti pekerjaan mu yang sebelumnya"

"Ya itu benar sekali, tapi aku memiliki alasan lain— dan aku tak bisa menerima pekerjaan itu"

"Kau wanita single. Apa yang menghalangi? Karyawan lain ditawari Pekerjaan seperti itu pasti lari dan berlomba-lomba menginginkan posisi itu. Bukan rahasia umum bahwa direktur kita sangat seksi" Kata Rumi sambil mengedipkan matanya. "Tapi bukan itu poin utamanya. Pekerjaan asisten di tuntut untuk lebih aktif dan lebih menantang dengan berbagai pengalaman baru, akan sering diajak keluar bersama, bertemu relasi direktur dan gajinya sangat lumayan"

Lotus  tertawa ringan. Andai posisinya berbeda Lotus juga pasti melakukan hal itu. Masalahnya ia terlibat masa lalu dengan pria itu. Dia tak yakin karena kemampuannya. Tetapi ada hal lain yang membuat Elion mempertimbangkannya menjadi asisten.  "Tapi apapun itu memang keputusan mu" Kata Rumi.

"Benarkan? Tapi kenapa aku sudah disingkirkan dari divisi pemasaran?"

"Maaf untuk itu.... Aku tak tahu. Semua titah direktur. Tanyakan pada beliau. Sebenarnya aku sudah di konfirmasi, bahwa surat itu hanya formalitas belaka. Kau tetap ganti posisi"

"Tapi bagaimana bisa? Itu tak adil!!" Lotus terheran.

"Benar, dan aku hanya menjalani perintah. Semua memang hak mu. Tapi—lebih baik bicarakan langsung dengan direktur. Aku akan membantu nanti setelah kau bicara dengannya terlebih dahulu jika kau mendapatkan kabar buruk. Tugasku memang membantu memperjuangkan hak karyawan. Tapi kau tau kan. Aku bekerja untuk siapa?" Sesal gadis itu. 

"Baiklah Terimakasih" Kata Lotus menutup pembicaraan.

Gadis itu keluar dengan perasaan marah, dia masuk ke lift tanpa memperhatikan sekitar dan tanpa membaca kertas yang di tempel di pintu lift sebagai peringatan bahwa lift sedikit macet dan perlu di perbaiki. Jadi apa gunanya ia mempertimbangkan keputusan jika pada akhirnya keputusan mutlak di tangan Elion. Pria itu sudah berbuat seenaknya.

Lotus ingin tertawa. Ya, mentang-mentang memiliki posisi khusus jadi bisa seenaknya.

Lift naik menuju ke lantai atas, awalnya lancar hingga tiba-tiba berhenti di tengah-tengah. Lotus mengerutkan keningnya saat lampu di dalam lift berkedip beberapa kali lalu mati total. Lotus memencet tombol open door untuk membuka pintu namun lift mati total dan tombol sama sekali tidak berfungsi. Sialnya ia sendirian di dalam lift.

Lotus berusaha untuk tenang dan berpikir jernih ia kemudian menekan alarm atau tombol bantuan darurat selain itu ia menekan telepon yang tersedia di lift untuk meminta bantuan. Beruntung dengan sigap dia di tanggapi, namun dia harus menunggu pengelola untuk memperbaikinya.

Lotus jatuh terduduk di lantai, dia sedang tak membawa ponselnya sehingga tak bisa mengabari siapapun kecuali berkomunikasi lewat telepon bersama pihak keamanan gedung.

Wanita itu sedikit mendapatkan ceramah karena memaksa masuk lift yang memang sedang mengalami gangguan.

Meskipun bantuan sedang tertuju untuknya tapi Lotus merasa seolah ini adalah akhir hidupnya.  Lotus membayangkan beberapa film bergenre horor karena terjebak dalam lift sendirian. Percayalah ia sangat takut.

Kalo tidak salah dia dulu sempat berharap Elion terjebak lift. Tetapi justru dia sendiri yang mengalaminya.

Aliran udara dalam lift sebenarnya aman tetapi karena Lotus terlalu panik dan takut ditambah ia memiliki gangguan kecemasan, jadi ia memegangi dadanya yang terasa sesak. Air matanya meleleh dan berdoa semoga ia bisa cepat keluar.

Perlahan-lahan pandangannya mengabur, dan kegelapan merenggutnya. Lotus jatuh tak sadarkan diri.

Tbc

1
manzanita_w 🍏🍎🍏
You nailed it, thor! Terus berkarya ya. 💪
shookiebu👽
Bikin deg-degan nih!
Berry06: makasieee udah mampir
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!