Suami Ku Red Flag

"Jadi suami dari wanita pengusaha rumah makan."

"Ya."

"Dan pemilik usah itu berusia kira-kira kayak kakak ku."

"Ya kalik aku gak tau."

Davit tersenyum "Sudah lupakan mari kita makan dulu nanti baru lanjut cerita."

Lalu mereka makan lagi dan tak terasa bakso milik lisa sudah habis lalu ia segera minum sedakan Davit masih perlahan makan seperti sedang memikirkan sesutu.

"Kakak lagi memikirkan apa??"

"Soal bisnis " padahal di pikiran Davit adalah bagai mana caranya ia membalaskan dendam pada wanita itu namun tanpa harus di ketahui Lisa.

Tak lama ada panggilan Telfon sontak lisa menjawabnya "Halo non. Non lagi di mana???"

"Di tempat makan bakso yang ada di jalan palangan emang kenapa pak??"

"Itu saya gak bisa jemput soalnya ban mobil bocor nanti ayah non yang jemput."

"Oh papa yang nanti jemput , tapi sekarang udah datang apa belum??"

"Masih menjemput adik non di rumah temanya yang ada di perumahan Melati."

"Yaudah nati ku tunggu aja, lain kali langsung infokan saya biar saya tau dan gak menunggu pak joko lama kan kalok bilang dari tadi bisa aja saya balik pakai Taksi online ."

"Maaf non."

"Gak papa pak."

Lalu Lisa mematikan hpnya dan menolah pada Davit "Aku di jemput sama Papa."

Lalu Davit menghabiskan makan dengan cepat dan setelah selesai Lisa membayar baru mereka menunggu di depan dan Davit masih menemani lisa.

"Jaket kakak gimana."

"Bawa aja cuacanya masih dingin takutnya kamu Masuk angin nanti."

"Makasih yah kakak."

"Ya."

"Oh iya nanti kamu mau ambil kuliah jurusan apa??"

"Manajemen ."

"Oh kebetulan dekat rumah juga ada universitas yang menyediakan kuliah online dari rumah namun hannya pada saat ujian saja mereka harus masuk kuliah."

"Benarkah di jalan mana itu.".

"Setelah keluar dari perumahan itu belok kanan sekitar 25 meter ada gang di sebelah kanan besar lalu masuk dan terus aja nanti akan tembus di depan universitasnya."

"Benarkah, nanti aku coba cari tau lebih lanjut lagi soal universitasnya makasih yah kakak infonya."

"Iya , nanti jika kamu butuh info lain kabari aku."

"Ya kakak."

Saat tangan Davit masuk ke dalam kantong ia merasakan ada sebuah benda padat yang berbentuk bulat di dalam kantongnya dan tidak hanya satu namun ada 5 saat ia mengeluarkannya rupanya cokelat lalu ia memberikanya pada Lisa "Ini untuk mu."

Lisa menerimanya dengan senyuman "Makasih kakak, oh iya soal kiriman cemilannya belum ku coba cuman cokelatnya yang lebih dulu aku coba dan selau enak, Kaka bisa gak Request buatin yang gede buat aku tapi nanti kirimnya diam-diam aja. Tapi tetap akan ku beli kok."

"Kalok kamu mau kamu tak usah membayar karna aku pasti akan mewujudkan nya dan kamu gak usah bayar."

"Tapi kan gak enak."

"Sudah gak papa kamu jangan sungkan ini ku berikan gratis untuk mu ."

"Bagai mana jika aku merepotkan kakak, kan cetakan di pabrik itu beda."

"Kan bisa pakai cetakan khusus, tidak ada yang gak mungkin."

"Baiklah tapi nanti jika gak bisa aku gak masalah kok di kirimkan yang kecilnya."

"Ya kamu tenang saja." tak lama hp lisa berbunyi sontak ia menjawabnya "Papa udah dekat."

"Lisa nunggu depan Warung makannya."

"Baiklah papa segera ke sana."

Lalu panggilan itu berakhir dan Davit langsung pamit "Aku pergi dulu."

"Hati-hati nanti di jalan, makasih untuk jaketnya."

"Ya." lalu Davit pergi setelah sudah berada di seberang jalan ia pun menaiki mobilnya, tak lama ayah Lisa juga sampai lalu lisa masuk dan mereka segera pergi di susul Davit dan Vinsen juga.

...ΩΩΩ...

Di sebuah klub malam Natasya nampak menari dengan berberapa Pria dan sudah beberapa hari ini ia sering ke klub malam itu bersama sahabatnya.

Dari kejauhan sahabatnya memantaunya "Wah kayaknya ada yang galau nih, udah 3 hari kita di suruh ke sini mulu dia aja bilang di kantor gak kerja dan suka tidur di rungan pacarnya. Emang yah enak punnya pacar bos Sendiri mau bolos gaji tetap masuk."

"Kamu benar."

Saar Natasya berjoget tiba-tiba datang seorang Pria yang tak asing baginya menari di belakangnya "Wow, aku tak menyangka kita akan bertemu di sini cantik." sontak Natasya menoleh pada Roy "Loh Roy yah yang sekelas mulu sama aku waktu SMA."

"Iya kamu apa kabar."

"Baik, kalok kamu??"

"Mungkin saya sedikit tidak baik-baik saja. Tapi kenapa kita harus pikir sakit kita mestinya nikmati saja hari hari. Apa kamu sudah punya pacar??"

"Aku jomblo."

"Wah benarkah apa kamu mau minum bersam ku??"

"Di traktir nih??"

"Tentu saja cantik." lalu ia menarik Natasya ke barnya dan memesan berberap minuman lalu mereka mulai berbicara.

"Ku dengar kamu pindah ke jerman kenapa udah balik lagi??,"

"Ya karna aku mau mencoba membuka bisnis di sini."

Natasya melihat Roy dari bawah keatas dan ia mulai sadar jika Pria itu memaki pakian mahal di tambah jamnya itu seharga satu mobil ia mulai tertarik untuk menguras uangnya juga "Apa kamu sudah punya pacar??"

"Tidak ada."

"Sayang sekali padahal kamu tampan lo kalok aku jadi wanita jerman aku takan pernah menyia-nyiakan mu."

Roy tersenyum malu "Jadi kamu mau dong menjadi wanita ku?"

"Tentu jika ada tak keberatan."

Roy tersenyum dan tanpa aba-aba ia langsung menc*um Natasya dan para sahabat Natasya yang melihat hal itu kaget namun mereka pura-pura tak melihat karna sebagai teman sejati mereka akan bungkam dan pura pura tak melihat apa yang Roy dan Natasya lakukan.

Dan dari klub malam Natasya dan Roy pergi memesan kamar dan di situ para sahabatnya langsung pulang dan mengirimkan pesan selamat untuk Natasya karna berhasil mendapatkan ATM baru.

...ΩΩΩ...

Davit menikmati sebatang ro*ok sambil minum bersama 3 sahabatnya namun tiba tiba Galih menunjukan hpnya pada Davit.

"Vit lihat cewek lu check in sama cowok lain di hotel."

Davit yang melihat hak itu nampak tak peduki "Biarin lah aku tak peduli juga."

Tiga Sahabat Davit itu cukup kaget atas jawabannya.

"Lu giman sih di kan cewek lu."

"Aku tak pernah menganggap dia kekasih, dia itu hanya alat ku."

"Kalu gitu kenapa tidak kamu putusi saja."

"Karna ia masih mau ku manfaatkan."

"Kalok bukan dia lalu siapa wanita yang selau kamu bicarakan dalam grup."

"Mantan istri ku."

"Lah ku kira kamu sudah bisa lupa."

"Dia itu adalah segalanya bagi ku dan takan ku lepaskan."

"Wah padahal kemaren ibuku ada menawarkanku pada dia soalnya ibunya itu satu grup arisan demgan ibu ku."

Davit menatap tajam Galih "Jika kamu berani mendekat padanya aku takan tinggal diam."

"Tenang kawan jangan marah dulu aku gak bakal kok deketin dia, aku main aman aja."

"Bagus jika kamu Sadar. "

Davit melihat pesan yang baru masuk di hpnya.

(Bos orang yang anda minta saya cari tau data dirinya dan riwayat hidupnya sudah saya dapatkan dan akan saya kirimkan untuk anda)Davit tersenyum miring.

Bersambung....