MENAKLUKKAN HATI TUAN PEMARAH

"Tunggu.." Kata cindy yang kemudian berjalan ke arah kamar..

Tak lama cindy balik lagi dengan ponsel yang sudah ada dalam genggaman nya..

"Untuk permulaan, bukti ini seharusnya cukup untuk meyakinkan mu bahwa Abigail tidak benar benar mencintai mu..." Cindy menyerahkan ponsel nya pada dewa,

Mata dewa terbelalak dan menatap layar itu tanpa kedip, entah apa isi nya namun reaksi dewa yang seperti itu membuat rafa jadi penasaran ingin melihat juga apa yang di tampilkan oleh layar ponsel wanita itu..

Cindy menatap dewa sambil berpangku tangan, dia terkikik kecil melihat bagaimana kedua mata dewa akhirnya bisa melihat kenyataan yang selama ini coba di sembunyikan oleh mantan model sekaligus mantan sahabatnya tersebut..

"Bagaimana ? Apa kau masih ingin melihat bukti yang lain ?" tanya cindy dengan nada rendah tapi penuh penekanan.

Tangan dewa mengepal erat, nafas nya begitu memburu seakan kemarahan nya sudah sampai di ubun ubun, padahal baru satu bukti yang cindy tunjukkan..

PRANK!

Dewa membanting pajangan vas yang terbuat dari kaca yang ada di atas meja..

"BR*NGSEK!! Kau sudah tau semua ini tapi kenapa kau menutupi nya dari ku ?" tukas dewa dengan tajam dan berapi-api. Dewa benar benar marah kali ini, kedua mata nya bahkan langsung berubah merah dengan sendiri nya..

Cindy yang melihat bagaimana dewa marah langsung membeku di tempat nya, wanita berambut bondol itu tersentak kaget, tak ada lagi tawa nya yang mengejek dewa seperti tadi,

"M-maaf kan aku... A-aku.. e.. A-aku hanya menjalankan perintah dari abigail saja, dewa.. Ya. Itu semua atas perintah nya. Dia yang meminta ku untuk tetap tutup mulut.."

Melihat ponsel cindy tergeletak di meja , rafa buru buru mengambil ponsel itu untuk melihat apa isi nya..

Rafa kaget bukan kepalang, pria itu bahkan sampai menutup mulut dengan kelima jari nya saat membaca satu persatu isi chat di dalam grup di aplikasi hijau milik cindy..

["Abigail, kau dimana ? Dewa mencari mu, Asisten nya datang ke apartemen ku.."]

["Jangan hubungi aku! Aku sedang dalam perjalanan menuju Hotel X dengan si kakek tua 💦"]

Lima hari kemudian setelah abigail tak ada kabar serta itu juga di tanggal yang sama dimana dewa melangsungkan pernikahan nya dengan alicia..

["Cindy, aku akan pulang. Tolong booking treatment seluruh tubuh untuk ku! Badan ku serasa remuk hingga ke tulang, Si kakek tua itu benar benar kuat dan perkasa sekali. Aku di kurung di dalam kamar, bahkan dia tak mengizinkan ku untuk berpakaian.. 🥵"]

["Kau gila, Abi! Bagaimana kalau dewa tau semua ini ? Aku tidak mau ikut ikutan jika sampai itu terjadi!"]

["Dia tak akan tau selama kau tetap tutup mulut!"]

["Aku peringatkan sekali lagi, bukan sebagai manager mu, tapi sebagai sahabat mu. Berhentilah bermain api, lambat laun kelak kau yang akan terbakar dan hangus sendiri!"]

["Kau bawel sekali! Jika sudah tak suka bekerja dengan ku, berhentilah! Jangan manasehati ku ini dan itu! Aku muak dengan semua ocehan mu!"]

["Baik! Kalau begitu aku berhenti jadi managermu!"]

["Tidak! Bukan kau yang berhenti, tapi aku yang memecat mu! KAU KU PECAT!!"]

Itulah isi percakapan di grup chat yang anggota nya hanya ada abi dan cindy. Dan dari situ juga alasan kenapa cindy di pecat oleh abigail sebagai manager nya..

"Tapi ini bukan nomor nona abigail.." Rafa tiba tiba bersuara,

Cindy menggelengkan kepala nya kemudian tersenyum sinis, "Itulah kalian tak tau! Abigail itu punya nomor lain selain nomor yang kalian simpan.."

"Kau mau kemana dewa ? Kau jangan lupa dengan cek itu.. Aku sudah memberitahu mu kebenaran nya!!" Teriak cindy saat dewa tiba tiba keluar dari apartemen nya dengan terburu buru..

Tentu dewa tak menjawab, hanya rafa yang merespon cindy dengan tatapan tajam nya..

"Dasar mata duitan!" kata rafa pada wanita itu,

🍂

BUGH!

BUGH!

Dewa berkali kali memukul jok belakang kursi pengemudi, alias kursi mobil yang tengah di duduki Rafa. Asisten dewa itu sampai menempelkan dada nya pada kemudi agar tak merasakan betapa kencang pukulan dewa saat ini...

"BR*NGSEK!" sekali lagi dewa mengumpat dan merutuki kebodohan nya. Entah dia terlalu lugu atau terlalu bodoh sampai percaya dengan apa yang dikatakan abigail selama ini.

"Dia hanya produser ku, beib.. Hubungan ku dengan nya tak lebih dari sekedar rekan kerja.."

"Kamu jangan cemburu berlebihan seperti itu, beib. Tak mungkin aku menduakan mu."

"Jangan dengarkan apa yang orang lain katakan, aku tak mungkin ada affair dengan si kakek tua itu, beib. Aku hanya menganggap dia seperti ayah ku sendiri, tidak lebih. Dia sama sekali tak sebanding dengan mu, sayang.."

Terngiang-ngiang ucapan abi yang merdu dan penuh kelembutan ketika dewa beberapa kali merasa curiga dengan kedekatan kekasih nya dan Tuan Maverick kala itu. Namun ucapan abi yang selalu di barengi dengan belaian mesra nya membuat dewa seakan tersihir hingga dia kembali menanamkan kepercayaan 100% pada kekasih nya tersebut.

Tapi kini kepercayaan itu hilang dan terhempas entah kemana. Dan ibarat selembar kertas, sekali kita remas, dia tak akan bisa kembali menjadi kertas polos seperti semula. Begitu juga dengan hati dan perasaan dewa kini. Hati nya hancur hingga sampai menjadi serpihan serpihan kecil. Tak utuh lagi seperti dulu...

Terkadang yang kita kira terbaik justru terbalik. Dewa kira menjadi setia saja cukup, ternyata kepuasan lah yang di inginkan wanita itu.

ARGHHHH!

Dewa menjambak rambut nya sambil berteriak, sangat frustasi..

"Dia itu bukan wanita baik baik seperti yang kau pikirkan dewa! Buka mata mu!"

Kembali bayangan serta suara sumbang milik mami luna terasa berputar di atas kepala nya. Betapa dewa menolak keras mendengar kan kedua orang tua nya. Dia menutup mata dan telinga padahal bukti sudah di tunjukkan oleh papi bima waktu itu. Dan t*lol nya lagi dewa berkata dengan penuh arogan, menasehati papi nya untuk tidak melihat video waktu itu hanya dari satu sisi. Padahal jelas jelas dewa melihat abi di rangkul begitu mesra oleh si kakek tua dan masuk hanya berduaan ke dalam sebuah kamar hotel.

Setelah dewa sedikit tenang, rafa memberanikan diri untuk bertanya..

"Tuan, sekarang kita kemana ?"

"Phoenix Moon.." jawab dewa dengan enteng nya namun membuat rafa seketika terdiam.

"Kenapa diam saja ? Cepat jalan!!"

"T-tapi, t-uan..." Rafa merasa enggan untuk menginjak pedal gas menuju tempat itu,

"Biarkan aku menangkan diri disana! Jika kau tak mau mengantarku, turun saja! Aku bisa mengendarai sendiri!" Dewa bersiap untuk turun kembali dan pindah tempat ke kursi pengemudi. Namun rafa langsung menolak dan mengiyakan perintah tuan nya..

"T-tidak, t-uan.. Saya akan mengantarkan anda kesana.." ucapan rafa membuat dewa kembali menyandarkan tubuh nya di sandaran kursi, rafa tak tega melihat dewa yang saat ini sangat hancur hingga dari sudut mata yang terpejam itu keluar cairan bening. Dewa menangis dalam senyap.

Rafa tau betapa dewa sangat mencintai wanita itu. Bahkan dia sampai membela abi mati matian di depan keluarga besar nya.

Namun yang jadi pertanyaan rafa adalah, kenapa dewa meminta untuk pergi ke 'Phoenix Moon', bukankah itu club malam tempat di mana pertama kali tuan nya tersebut bertemu dengan wanita itu..

Dalam perjalanan menuju club tersebut, rafa menyempatkan untuk menghubungi pemilik club tersebut untuk menyewa tempat nya. Nama nya saja club malam, sudah pasti hanya beroperasi malam hari. Sementara saat ini masih pukul 12 lewat sedikit, tak mungkin kan club itu sudah buka.

Rafa sedikit lega karena tak terlalu alot negosiasi nya dengan pemilik club itu meskipun dia harus mentransfer dengan harga yang tak masuk akal untuk menyewa club itu selama beberapa jam,

Setelah sampai, seorang petugas keamanan bertubuh tambun langsung membuka pintu utama untuk dewa dan rafa.

Dewa masuk dengan langkah gontai dan berat. Dia duduk di kursi dimana kali pertama abigail menghampiri nya saat itu..

"Bawakan aku minuman!" kata dewa, dan rafa pun seger meminta pelayan yang sengaja di tugaskan saat itu untuk memberikan apa yang di inginkan tuan nya.

Rafa akan membiarkan dewa melakukan apapun hari ini, melihat bagaimana dia patah hati saja sudah membuat rafa iba. Setidak nya selama dia berada bersama dewa, tak akan terjadi hal yang tak di inginkan..

Saat beberapa botol minuman dengan kadar alkohol yang cukup tinggi tandas tak bersisa, rafa menahan tangan dewa agar pria itu berhenti minum..

"Cukup, tuan! Sudah cukup!" kata rafa dengan nada tinggi. Dia sudah tak tahan melihat dewa seperti itu, bahkan tuan nya tersebut sudah hampir hilang kesadaran..

"Hahaha... Kau pasti ingin mengejek ku kan, raf ? Kau mau mengatai ku bodoh, kan ?" Setengah sadar dewa meracau yang tidak-tidak..

"Ya, ya, ya... Aku memang bodoh! Aku t*lol! Bisa bisa nya di kelabui oleh J*lang macam dia!" Dewa memukul mukul kepala nya dengan sisa tenaga yang tak seberapa itu..

Rafa hanya diam dan mendengarkan semua keluh tuan nya.

"Kau tau, raf.. Di tempat ini aku dan abi bertemu.." Dewa menyapu semua bagian club itu dengan pandangan nya yang mulai kabur. Setelah itu terdengar hembusan nafas panjang dari pria tersebut.. "Dan aku akan melepaskan kenangan menyakitkan itu disini! Aku mengakhiri semua nya di tempat dimana aku memulai!!" Ucap nya sambil menunduk dalam.

Setelah beberapa saat, dewa mengangkat kepala nya kemudian mendongak ke atas, menatap langit langit dengan lampu lampu yang kelap kelip yang menjadi pencahayaan remang di tempat tersebut..

"Dan... Harus bagaimana aku menghadapi keluarga ku setelah ini ? Mau di taruh dimana wajah tampan ku ini, raf ?? Ahh.. Wanita gila itu! Aku harus membuat perhitungan karena dia sudah bermain main dengan hati dan perasaan ku yang berharga ini.."

Rafa menyunggingkan senyum nya sambil geleng geleng kepala. Di saat mabuk seperti ini saja masih sempat sempat nya dewa memuji diri nya sendiri. Seperti nya dia memang menyadari betapa tampan dan sempurna ukiran wajah nya itu.

🍂

🍂

BONUS VISUAL...

ABIGAIL CAROLINE (ABI)

‼️️Harap di maklum foto abigail nggak ada yang sopan, dia kan model majalah dewasa, yang penting mah nggak b*gil dah yak 🙈🤭

🍂

🍂

Bersambung dulu ya.. Jangan lupa tinggalkan jejak nya, komentar dan like nya yang bwanyak bestie 💜💜💜

🌟🌟🌟🌟🌟