NovelToon NovelToon
My Director My First Love

My Director My First Love

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / CEO / Kehidupan di Kantor / Romansa
Popularitas:4.4M
Nilai: 4.6
Nama Author: arsyazzahra

Pernahkah kalian membayangkan, bagaimana rasanya bertemu mantan, yang tak lain merupakan cinta pertamamu?

Bella tak menduga jika ia kembali dipertemukan Arfa. Sosok mantan kekasih sekaligus cinta pertamanya, yang tak lain adalah Direktur baru tempatnya bekerja. Semula ia merasa percaya diri menganggap jika keadaan masih sama. Namun, sikap Arfa yang dingin dan ketus terhadapnya, membuatnya harus sadar diri, rasa percaya dirinya itu seketika terenggut dengan paksa. Bella memaksakan diri untuk membuang jauh-jauh perasaannya.

Namun, bagaimana jika keadaan justru membuatnya harus terus berdekatan dengan Arfa. Membuat rasa cinta itu tumbuh semakin besar. Seiring sesuatu alasan yang membuat Arfa berubah pun terkuak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon arsyazzahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mengobati

Bella tersenyum samar lalu menggeleng. “Tidak. Saya hanya merasakan kaki saya terasa begitu ngilu, mungkin efek tadi keseleo, makanya tak sengaja saya menangis. Tenang saja, saya akan mengerjakan tugas ini sampai usai. Saya akan bertanggung jawab untuk kesalahan yang saya perbuat. Anda bisa duduk dengan tenang Pak Arfa,” tutur Bella. Perempuan itu kembali menunduk memfokuskan diri pada tugasnya.

Tanpa sepatah kata Arfa melangkah menjauh dari hadapannya, membuat Bella menghela nafas lega. Berdekatan dengan lelaki itu justru membuat adrenalinnya terpacu, ia seperti merasa senang dan sesak dalam waktu yang bersamaan.

Namun, rasa lega Bella tak berlangsung lama. Saat tiba-tiba mendengar langkah kaki Arfa kembali mendekat, kemudian lelaki itu sedikit menggeser mejanya. Tak cukup hanya itu yang membuatnya kembali tertegun ketika Arfa berjongkok di hadapannya, lalu berkata, “Biar saya lihat kakimu? Mana yang sakit?"

Bella terperangah menatap Arfa tak percaya. Bagaimana bisa tiba-tiba lelaki itu bersikap manis padanya, layaknya seorang jin yang kembali menjelma menjadi malaikat.

“Tidak perlu, Pak. Saya bisa mengobatinya sendiri nanti saat pulang,” tolak Bella halus.

“Diobati seperti apa yang kamu maksud? Keseleo itu harus diurut, kalau menunggu nanti-nanti bisa bengkak dan kamu tidak akan bisa jalan. Kamu mau?" desis Arfa menakuti.

Bella menggeleng takut, hingga tak sadar ia menggeser kakinya mendekati Arfa. Lelaki itu sigap melepaskan sepatu Bella, sebelum kemudian memeriksa pergelangan kakinya.

“Kenapa semua perempuan itu harus ribet, dan menyiksa diri,” sergah Arfa kesal.

“Maksudnya?” Bella berniat menarik kembali kakinya dari tangan Arfa, karena ia mengira lelaki itu tengah menyinggung dirinya menyusahkan.

“Seperti ini contohnya. Kamu memakai sepatu hak tinggi, hingga membuat kamu keseleo. Bukankah semua seperti menyiksa diri sendiri, kalau memang memakai barang seperti itu menyusahkan untuk apa masih dipakai," terang Arfa tangannya mulai sibuk mengurut pergelangan kaki Bella dengan pelan.

Perempuan itu tersenyum haru mendapatkan perlakuan Arfa, meski wajah lelaki itu masih terlihat kaku. Setidaknya hal ini mampu membuat rasa rindunya terobati, apalagi Arfa mau berbicara dengan panjang lebar.

“Tentu saja semua itu untuk fashion. Bagi seorang perempuan penampilan itu penting.”

Arfa menghela nafasnya, menatap pergelangan kaki Bella yang mulai membengkak. Namun, perempuan itu masih saja memaksa menggunakan sepatu itu. “Tapi setelah semua terjadi, apa yang kamu dapatkan?” tukas Arfa.

“Itu karena–”

“Seperti ini contohnya.” Arfa mengencangkan pijatannya, membuat Bella berteriak kesakitan minta dilepaskan.

“Aaa.... Aduhh, sakit Pak. Lepaskan, bisa patah kaki saya ini,” teriak Bella bahkan perempuan itu sampai me re mas kuat bantal sofa. Ia berusaha menahan mati-matian untuk tak mengeluarkan air mata, akibat rasa sakit yang ditimbulkan oleh pijatan Arfa.

“Tahan. Ini memang sangat sakit, tapi nanti efeknya kamu akan segera pulih dan bisa berjalan dengan normal lagi,” tutur Arfa.

Bella meringis mengangguk menahan rasa sakit yang berkali-kali Arfa berikan saat memijat dan mengurut kakinya.

“Sudah selesai. Coba kamu gerakan berdiri dan gerakan kakimu,” pinta Arfa seraya beranjak dari tempatnya.

Bella pun berdiri, mencoba menggerakkan kakinya, ia tersenyum mana kala merasa sudah tidak sakit lagi.

“Bagaimana? Kalau memang belum sembuh juga, saya bisa membawamu ke rumah sakit,” tawar Arfa kemudian.

“Tidak perlu. Ini sudah sembuh, saya sudah bisa berjalan dengan normal lagi. Terima kasih Ar....” Bella menatap ke arah lelaki yang tengah melipatkan tangannya di dada. “Maksud saya Pak Arfa. Terima kasih,” ralatnya kemudian.

“Saya membantumu karena saya tidak mau dibilang atasan yang sombong dan tidak mengerti kesusahan karyawannya. Apalagi sampai dibilang tidak bertanggung jawab, mengingat kamu terjatuh saat membawakan berkas untuk saya.”

Bella menelan ludahnya, mengingat kembali pembicaraan dirinya dengan rekan kerjanya tadi di kantin. Sesaat ia merasa tersindir akan ucapan Arfa, tapi apakah Arfa mengetahuinya. Kalau tahu bagaimana caranya? Kalau begini lain kali ia harus hati-hati.

“Emm itu–”

“Sudahlah lanjutkan pekerjaanmu,” titah Arfa.

1
Anonymous
ok
Kartika wulandari
mampir ya
Ameiyati
Buruk
Ameiyati
Kecewa
Alivaaaa
kereen Thor ceritamu 🥰
Susanti Jaenah
tapi Arfa berkata,,kalau bertemu kembali apakah bisa menjalin hubungan lagi..kenapa Arfa jadi cuek bgtu..lanjuttttt
Alivaaaa
goooolll
Sandisalbiah
cari Bella.. sukur² pas bareng Ben jd biar ngereog itu si Arfa ..
Sandisalbiah
jangan² yg nabrak si Ben, Airin lagi.. adik Bella..
Sandisalbiah
kamu cemburu, kamu marah... hai Arfan situ waras tanya begitu ke Bella... dasar maruk
Sandisalbiah
nyatanya Arfan emang pengecut dan pecundang... memberi harapan pd Bella tp kenyataan menyakitinya di depan mata..
Sandisalbiah
nasib org kelas bawah ya.. selalu di pandang sebelah mata... poor bella
Sandisalbiah
sakit tertampar kenyataan kan Bella... makanya jaga hati biar gak tambah sakit..
Sandisalbiah
niat kamu tuh apa sih Fan.. kek ngasih harapan ke Bella tp kamu sendiri terikat janji buat nikahin janda ank satu... kenapa? krn kamu udah janji ama almarhum suaminya buat jagain ank dan istrinya gitu.. terus kalau yg kamu janjiin kakek² yg di penghujung napasnya ingin kamu jaga istrinya apa kamu juga bakal nikahin itu nenek²..? konyol..
Sandisalbiah
sayang sekali Bella gak dengar kejujuran Arfan... nanti pasti dia bakalan beneran terluka..
Sandisalbiah
si Maya aja tuh egois.. otaknya udah konslet, mada iya Arfan harus menikahi janda dr kakak nya sendiri... menjaga bukan berarti harus menikahi kan.. itu org tua mainya kurang jauh jd otaknya gak berkembang cara berfikirnya..
Sandisalbiah
baru sekarang kamu bersuara utk membela si Bella.. telat banget Fan.. kamu terlalu pengecut..
Sandisalbiah
lagi² setatus sosialita yg jd penghalang.. manusia arogan Dan Gila kehormatanya yg selalu mementingkan setatus dr pd hati Dan kebahagiaan ank...
Sandisalbiah
Arfan seperti sengaja mengukur tarik Bella..
Sandisalbiah
apa sih maunya Arfan ini.. cuma php in Bella.. sok kasi harapan padahal dia sendiri tau endingnya bakal nyakiti Bella kan..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!