seorang gadis desa, Monic Maheswari himawan,yang mendapatkan beasiswa di ibu kota, begitu bahagia... dan bercita cita menjadi orang sukses untuk merubah per ekonomian keluarganya.
tapi siapa sangka, cinta bisa merubah segalanya. dia di pertemukan dangan pria yang hanya ingin menjadikannya sebagai mainan saja. dan dengan polosnya si gadis desapun menerima ajakannya untuk berpacaran, tanpa dia sadar jika dirinya hanya sebuah mainan.
Reno Darmawan. pria kaya raya yang tidak memiliki hati, dan menganggap semua wanita hanya pion, dengan tega menjadikan gadis polos sebagai sebuah hiburan, tanpa dia sadar jika dirinya sudah terbiasa dengan kehadiran seorang Monic maheswari, gadis dengan kelemah lebutannya dan perhatiannya. tapi sayangnya akibat kebodohannya dia kehilangan cintanya.
apakah mereka akan kembali bersama. atau akan hidup dengan pasangan masing masing. dan apakah Monic akan memaafkan seorang Reno darmawan.
(wanita) mudah memaafkan tapi tidak mudah melupakan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moms_Mia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPS-24
1minggu berlalu, sudah 1 minggu Monic bekerja, jangan di tanya susah bekerja di tempat baru. Jika cocok dengan teman biasanya gak cocok kerjaan begitupun sebaliknya. Tapi Monic tetap semangat, karna cari kerja juga susah saat kaadaan seperti ini. Apa lagi dia cuman lulusan SMA.
"Tuan Muda" panggil Jo dengan nada menggoda, "besok ada kunjungan di prusahaan cabang." Jo berjalan sambil duduk di depan Reno sang sahabat sekaligus sang bos. Tanpa sopan santun Jo pun langsung meminum minuman Reno.
Sebenarnya Jo pun anak orang kaya, hanya saja Jo belum punya keinginan untuk mimpin prusahaan orang tuanya. Meski tak se kaya Reno.
"kau saja. gue lagi gak ingin kemana mana" jawab Reno acuh tak acuh.
"Enak saja, bosnya siapa? Kalau gue semua mending gue kerja di tempat gue sendiri!" sinis Jo, Bukan tanpa alasan Jo bicara seperti itu. Jo melihat Reno kurang semangat akhir akhir ini. Jo ingin Reno punya kesibukan biar gak kaya orang kehilangan arah.
"Ya besok ke sana! sudah keluar sana!" usir Reno sambi mengibaskan tangannya. Jo pun berjalan keluar dari ruangan Reno sambil bernyanyi. Dan Reno pun langsung melanjutkan pekerjaannya yang sudah menunggu di meja.
Tak lama hpnya pun berdering, Reno pun melihatnya sekilas tanpa mau mengangkatnya. Apa lagi setelah tau siapa yang menelfon. Tapi hpnya terus berdering berkali kali. Reno yang mulai jengah pun mengangkatnya.
"Ada apa? Saya sedang sibuk! Jika tak ada yang penting jangan mengganggu saya!" tandas Reno. Reno hendak menutup tlfonnya, tapi urung setelah dengar jika dia akan makan siang bersamanya. Reno berfikir kalau menolok pasti nanti sang mamah yang akan menghubunginya. akhirnya Reno meng iyalan ajakan Cindy dengan sarat harus ada Jonathan. cindy sempat menolak. Tapi setelah mendengar ancaman Reno akhirnya setuju.
Akhirnya kini mereka bertiga berada di restoran darmawan yang tak jauh dari kantor Reno. Jonathan hanya melirik mereka berdua, yang 1 dengan tatapan mendamba sedangkan yang 1 tak memperdulikannya.
Reno yang merasa ada yang melihatnya melirik tajam ke arah Jo. Jo yang juga sedang menatap Reno pun tersedak makanannya. Jo tak menyangka dia ketahuan sedang melihat Reno.
Jo hanya nyengir kuda tanpa berdosa dan kenbali meneruskan makannya dengan hikbad.
Setelah makan mereka beranjak dari tempat duduknya. Tapi Cindy menahan tangan Reno.
"Sayang..." panggil Cindy dengan suara manjanya. "kita ke mall dulu yuk jalan jalan." Reno melepas tangan Cindy yang berada di tangannya. Reno dulu sangat suka jika ada wanita yang bermanja dengannya. Pasti Reno dengan senang hati membalasnya dengan syarat ke atas ranjang. Tapi setelah kejadiannya dengan Monic. dia berubah. Bahkan tak pernah menyentuh wanita manapun lagi.
"Saya gak bisa! Karna masih banyak pekerjaan." Renotan menjawab sambil berjalan keluar dari Restauran.
"Pliss sayang..." Cindy masih tak menyerah membujuk Reno, meski sudah di tolak. Reno yang kesalpun hanya menghebuskan nafasnya dalam dalam.
"Besok jika saya sudah berkunjung ke prusahaan cabang. Siangnya saya temanin ke mall." Reno tak tau lagi menolak Cindy dengan cara apa. Mau tak mau dia membiarkan saja.
keesokan harinya Reno sedang bersiap ke prusahaan cabang. Jo sudah menunggu di bawah sekalian sarapan sama keluarga Reno.
Reno menuruni tangga sambil memperbaiki jas yang di kenakannya. Tak lama Reno pun telah duduk dekat sang tuan besar darmawan.
"Pagi sayang" sapa sang mamah.
"Pagi mah"
"Hari ini ada kunjungan di prusahaan cabang kan Ren?" tanya sang papah dengan suara baritonnya yang menandakan ketegasan. "sekalian minta laporan ke pak Heru dan bawa ke papah."
"Iya pah."
maaf Thor pembaca ikut sewot