Riky harus merelakan cintanya yang diam-diam ia pendam hanya karena kesalahpahaman yang terjadi. Ia harus menikahi seorang wanita yang sama sekali tidak ia kenali.
Aisyah wanita malang, korban tabrak lari yang berhasil disekamatkan oleh Riky pada malam itu. Riky terpaksa menikahi Aisyah dan mengubur cintanya kepada Tita, gadis yang selama ini ia kagumi dan ia cintai secara diam-diam.
Tita pun menerima pinangan Raja. Mereka sama-sama memiliki pasangan. Namun jodoh tidak ada yang tahu. Tuhan mempersatukan mereka, saat keduanya sudah sama-sama tidak memiliki pasangan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda RH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dengan malu-malu
Ricky masih enggan beranjak dari dari tempatnya berdiri. Ia tak puas memandang wajah pengantinnya.Tita membuka riasan hijab di kepalanya. Ricky membantu membuka beberapa jarum pentul yang bersembunyi.Kini Tita hanya menggunakan inner hijab saja.
"E... Mas, aku izin mau keluar dulu!"
"Mau ke mana?"
"Mau ke kamar Mbak Salwa."
"Untuk?"
"Itu... aku mau membuka kebaya ini. Tapi kancingnya ada di belakang, jadi susah."Ujar Tita malu-malu.
"Ya ampun... kan ada suamimu ini. Biar aku yang buka ya?"
Tita masih bengong.
"Kok bengong? Masih malu?"
"Eh.. nggak kok!"
Ricky tersenyum. Ia pun membuka kancing kebaya Tita satu persatu. Karena memang kancingnya cukup banyak.
Dag dig dug
Hati Tita berdebar tidak karuan. Begitu pun dengan Ricky. Tangannya gemetar saat kancing itu sudah mulai terbuka satu per satu. Beruntung Tita masih memakai kemben di dalamnya, sehingga kulitnya masih tertutup.
"Sudah Mas?"
"Satu lagi! Nah sudah!"
"Terima kasih Mas."
"Sama-sama."
"aku mau mandi dulu Mas."
Tita beranjak dan pergi ke kamar mandi membawa baju gantinya. Ia menghapus make-up kemudian mandi.
"Aduh kok deg-deg-an gini ya? Perasaan dulu nggak gini."
Cukup lama Tita berada di kamar mandi. Setelah selesai mandi, Tita keluar sudah memakai daster kaos selutut. Dan rambutnya ia tutup dengan handuk. Ia juga membawa baju kebayanya keluar.
ceklek
Mendengar suara pintu kamar mandi terbuka, Ricky pun menoleh. leher jenjang Tita sangat terekspose sangat indah di mata Ricky saat ini.
"Masyaallah, wanita di depanku ini sudah menjadi istriku. Sabar Ricky, jangan gegabah." Batin Ricky.
"Aku akan mandi juga, setelah ini kita shalat berjama'ah."
"Iya Mas."
Sambil menunggu suaminya keluar dari kamar mandi, Tita memakai mukenah nya. Tidak lama kemudian Ricky pun keluar. Nampak ia hanya memakai handuk dan bertelanjang dada. Tita pura-pura tidak melihatnya, karena jantungnya saat ini sedang berlalu-talu.
"Sayang, koperku yang tadi ditaruh di mana?"
"Di situ Mas! Mas mau ambil apa? Biar aku ambilkan."
"Tidak usah, aku cari sendiri saja."
Setelah memakai sarung dan baju kokohnya, Ricky mengambil posisi dan berdiri menjadi imam Tita. Selesai shalat, Tita mencium punggung tangan suaminya. Ricky pun mencium kening istrinya. Setelah iru tanpa aba-aba Ricky memeluk istrinya.
"Sayang, apa kamu bahagia?"
Tita hanya bisa mengangguk. Entah kenapa dirinya mendadak terharu dan ingin menangis.
Ricky menangkup wajah istrinya dengan kedua tangannya. Ia mengecup pelipis Tita kemudian pipinya.
"Aku sangat bahagia. Kamu adalah orang yang selalu aku sematkan dalam do'aku. Bahkan meski kamu sudah menjadi istri orang lain. Maafkan aku karena sudah dengan beraninya menikungmu di sepertiga malamku."
Air mata,Tita akhirnya luruh juga. Kini ia sadar bahwa sebenarnya mereka saling mencintai.
"Hiks..hiks... "
"Lha kok nangis? Kenapa, hem?"
"Aku menangis bahagia Mas. Aku bahagia akhirnya bisa hidup bersamamu."
Sekali lagi Ricky memeluk erat istrinya.
"Kalau begitu menangislah! Ada tanganku yang akan menghapusnya."
Tita menangis bersandar di dada Ricky. Tiba-tiba handphone Tita berdering. Ternyata Bu Ratna yang menelponnya. Ia pun segera mengangkatnya.
"Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikum salam Ummi."
"Tita, apa Ummi mengganggu?"
"Tidak kok, kenapa Umi?"
"Waktunya makan siang, kalian mau makan di kamar atau makan bersama kita?"
Karena handphone di lossspecker, Ricky pun mendengar. Ia memberi kode kepada Tita.
"Kami akan makan bersama, tunggu kami sebentar Ummi."
"Baiklah, assalamu'alaikum."
"Wa'alaikum salam."
Tita pun segera berganti baju dan memakai hijab rumahan. Mereka keluar ikut makan siang bersama keluarga.
"Masyaallah, aura pengantin baru sejuk dipandang mata." Ujar Naila istri Salman.
Tita berjalan malu-malu menghampiri keluarganya. Setelah makan bersama mereka masih bercengkrama sampai tiba waktu ashar.
Malam harinya.
Setelah shalat maghrib, mereka berkumpul di ruang tengah. Tita dan Ricky sudah rapi dengan baju couple warna maroon. Mereka mengundang seorang ustadz untuk memimpin do'a dan memberikan ceramah agama. Ustadz memberikan wejangan kepada kedua mempelai pengantin.
Acara syukuran ditutup dengan makan bersama. Setelah itu mereka shalat berjama'ah. Kemudian, sebagian dari mereka masih mengobrol dan sebagian bermain catur. Ada juga yang menonton televisi bersama. Ricky menemani Ayah dan mertuanya main catur. Sedangkan Tita, menemani keponakannya bermain.
"Ricky, Abi mau kasih tahu kamu sebuah rahasia."
"Rahasia apa Fer?" Tanya Ayah Haris.
"Dengarkan saja! Tapi ini rahasia, jangan bilang kepada siapa pun! Cukup kita saja."
"Baiklah."
"Iya Bi."
Pak Ferdi menceritakan perihal Raja kepada mereka berdua. Ricky dan Ayah Haris tercengang.
"Gila! Astagfirullahal'adim... pantes saja Tita belum digaulinya. Sungguh sangat disayangkan lelaki segagah Raja tapi.... ya sudahlah!" Ucap Ayah Haris.
"Aku menceritakan ini karena takut kalian salah paham kepada Tita. Mungkin Tita tidak akan bercerita kepadamu Rik. Tahu sendiri ksn, Tita itu pemalu. Dan juga anaknya sedikit tertutup. Aku khawatir dia mengalami trauma. Jadi Abi harap kamu mau bersabar, jika nantinya.... ya kamu mungkin paham maksud Abi."
"Iya Bi, Ricky paham kok. Insyaallah, Tita akan baik-baik saja."
"Fer, aku sudah capek! Ayo kita tidur!
"Yah curang, satu langkah lagi aku akan menang."
Ayah Haris memberi kode kepada besannya dengan mata.
"Ah iya, ya sudah ayo kita istirahat! Kamu juga Rik, sana ajak Tita istirahat! Dia pasti sudah cepek."
"Iya Bi."
Ricky pun menghampiri istrinya. Mereka masuk ke kamar masing-masing.
Saat ini Tita dan Ricky sudah berada di dalam kamar. Ricky mengajak istrinya untuk shalat sunnah. Setelah shalat, Tita memakai baju tidurnya yang model kimono. Ia mencepol rambut panjangnya dengan asal-asalan. Ricky tidak henti-hentinya memandang istrinya.
"Mas, kenapa kamu melihatku seperti itu?"
"Aku masih belum percaya kalau kita sudah menjadi suami istri. Kemarilah!"
Dengan malu-malu Tita menghampiri suaminya. Ricky menggenggam kedua tangan istrinya. Mereka berdua duduk berhadapan di atas tempat tidur. Tanpa sengaja Tita menggigit bibir bawahnya untuk menghilangkan kegugupannya. Namun hal tersebut justru membuat hasrat Ricky bergejolak. Ricky pun meraba bibir tersebut. Tita menahan tangan Ricky.
"Ma-maaf Mas, ini bukan yang pertama kalinya untukku. Semua yang ada dalam diriku pernah disentuh orang lain." Tita menundukkan wajahnya.
"Sstt..." Ricky menahan bibir Tita dengan telunjuknya.
"Jangan katakan apa pun! Setelah ini akan aku hapus semua jejaknya."
Dengan melafalkan do'a, Ricky mulai mendekatkan wajahnya. Ia memagut bibir indah milik istrinya. Mengecap rasa yang baru ia coba. Ricky semakin mendalaminya. Tita memejamkan mata, meresapi pagutan lembut laki-laki yang ia cintai itu.
"Sayang, aku mencintaimu dengan seluruh jiwa dan ragaku. Tolong katakan padaku, apa malam ini kamu ridha?"
Tita menghela nafas panjang.
"Bismillahirrahmanirrahim... suamiku, kita menikah untuk menyempurnakan ibadah. Insyaallah aku ridha dengan apa-pun yang kau inginkan atasku. Selagi itu dalam syari'at islam.
"Alhamdulillah..."
Bersambung....
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
semangaat dd othor makasih ya cerita nya asyik" gk bertele" 💪💪💪
aq suka❤️👍