Wina perempuan muda yang sengaja berpura-pura tidak tahu akan rencana suami dan keluarganya yang ingin menguasai harta warisan keluarganya,
Dia membalas mereka dengan Elegant dan perlahan agar suami dan keluarganya bisa merasakan penderitaan yang dia alamat selama menjadi istri dan menantu di keluarga suaminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 15
Mereka berdua merencanakan balas dendam yang betul-betul matang seolah-olah Wina tidak akan pernah membalas dan membaca rencana mereka.
"Ini harus berhasil, kita akan buat usahanya kesulitan agar dia keluar, kita harus bisa membuatnya muncul dan malu".
Sedangkan diluar ruangan Reno duduk termenung karena dia akan habis setelah ini, Wina sudah berhasil mendapatkan semua kosnya yang lain, yang tersisa hanya kos 200 pintu yang dia miliki saat ini, bahkan sertifikat itu berada di box bank ibunya seperti pesanannya waktu itu.
"Aku harus tetap mengamankan kos itu, aku akan miskin tanpa sisa jika itu juga diambil".
Reno memijit pelipisnya, kepalanya terasa sangat berat dan ingin pecah, dia tidak tahu bagaimana bisa mengganti uang perusahaan yang besar itu, bahkan uang tabungannya akan raib tanpa sisa dan itu masih kurang.
"Aku harus bisa membujuk Wina untuk memaafkan aku, aku yakin dia cinta mati padaku, dia tidak akan semudah itu membuang ku, aku harus bisa mendapatkan maafnya". Cicitnya dalam hati.
Sedangkan Wina sudah bergerak cepat mengamankan segala yang dia punya agar tidak ada yang menjadi harta gono gini, semua yang dia miliki memang sudah ada sebelum dirinya menikah jadi dia rasa Reno tak berhak mendapatkan apapun.
"Maaf Bu tadi pak Reno kesini membuat keributan". Lapor sang sekretaris saat dirinya duduk di kursi kebesarannya.
Setelah semua urusannya selesai, dia memang langsung ke butik untuk memenangkan dirinya, dia juga ingin tahu apa yang terjadi.
"Aku yakin kalian semua mengurus lelaki sialan itu dengan sangat baik sesuai permintaanku". Wina tersenyum tipis melihat sekretaris sekaligus asistennya itu.
Dia memang selalu mempercayakan apapun pada Ratna karena Ratna sudah bekerja padanya selama hampir 10 tahun, mereka bahkan berkuliah bersama saat masih muda.
"Kamu sudah menyelesaikan semua permasalahan kamu dengannya kan?? ". Kini Ratna berubah mode menjadi sahabatnya.
Benar mereka berdua memang bersahabat sejak muda bahkan ketika mereka sekarang sudah dewasa.
"Aku akan melakukannya perlahan Ratna, kita tunggu saja apa yang akan dilakukan para pengacara untuk membuat mereka semua kembali menjadi gelandangan seperti sedia kala". Wina tersenyum tipis membayangkan wajah mereka nantinya setelah semua yang mereka miliki hilang tanpa ada sisa.
"Terus wajahmu kenapa??, siapa yang berani memukulmu??". Kini Ratna mendekati sang sahabat sekaligus bosnya itu.
Wajahnya langsung berubah khawatir melihat banyak lebam di wajah sahabatnya itu.
"Aku sengaja membiarkannya Na, ini usaha terakhirku agar semua proses perceraian nanti lebih mudah, selain kami bercerai, dia akan merasakan bagaimana kehidupan tanpa pegangan seperti dulu karena aku akan memasukkannya ke penjara jika dia tidak mau menyerahkan rumah kos itu secara cuma-cuma tanpa banyak drama".
Dia mengatakan rencananya kepada sahabatnya ini, dia tahu jika semua sahabatnya mendukungnya untuk berpisah dari lelaki Mokondo tidak tahu diri seperti Reno itu.
"Aku yakin dia akan berusaha mencari mu lagi Win, kamu harus berhati-hati kedepannya, dia bukan laki-laki yang mudah begitu saja menerima kekalahan apalagi kau mengambil semuanya tanpa sisa". Ucapnya dengan penuh rasa khawatir.
Dia yakin jika Reno pasti akan merencanakan sesuatu yang besar setelah ini, lelaki tak tahu malu itu pasti punya sejuta cara untuk menggagalkan semua keinginan Wina.
"Kamu tenang saja, selain aku sudah pindah rumah, aku juga sudah memindahkan sekolah Wira di tempat yang baru, mungkin juga aku akan jarang datang kesini untuk sementara sampai semua aman".
"Jadi aku yang akan menghendel semuanya lagi seperti dulu?? ". Tanyanya dengan memelas.
Wina terkekeh mendengar nada bicara sahabatnya ini, ria tahu sahabatnya ini pasti akan kesulitan nantinya.
"Tenang saja, aku akan berkeliaran perlahan kok untuk menghendel semuanya, jangan sedih gitu dong, nanti aku naikkan deh gaji kamu". Ucapnya menggoda sahabatnya itu.
"Ya ampun Wina, walau gaji naik, tetap saja aku kerepotan kalau seorang diri, kamu ini selalu seenaknya saja sama aku". Kesalnya kepada sahabatnya itu.
Wina langsung tertawa melihat sahabatnya semakin cemberut mendengar jawaban darinya, dia memang suka sekali menggoda sahabatnya jika mereka dalam mode seperti ini.
"Oh iya Leo tanyain kamu tuh". Ucapnya dengan pelan.
Dia tahu kalau sahabatnya ini menyukai Leonard ya g merupakan teman sekampus mereka dulu tapi tak pernah mau mengatakannya.
"Apasih Wina jangan coba-coba mengalihkan pembicaraan yah?? ". Tanyanya langsung membuang mukanya karena malu.
Dia tahu sahabatnya ini sangat tahu kalau Leo merupakan pujaan hatinya Tapi mereka belum bersama, masih sedang dalam mode pendekatan.
" Kamu harus gerak cepat Na, dia banyak yang ngincer loh". Ucapnya membuat sahabatnya itu mendelik
"Biarin aja kalau dia mau sama mereka aku bisa apa kalau dia memilih yang lain". Ratna membuang mukanya kesal.
"Kamu terima dia gih, dia kan sudah minta kamu menikah, dia juga tidak mau pacaran, kalian juga sudah kenal lama, apalagi coba yang kamu tunggu??".
Wina selalu mempertanyakan hal yang sama setelah sahabatnya itu selalu menolak Leo padahal mereka sudah mengenal lama.
"Aku hanya takut dengan pernikahan Win, kamu tahu sendiri bagaimana pernikahan ibu dan ayahku dulu, mereka membuatku takut memulai pernikahan".
Wina menghela nafas, sahabatnya memang punya rasa trauma mendalam karena pernikahan orang tuanya, mereka membuat Ratna takut menikah ditambah lagi kisahnya yang selalu dia keluhkan pada Ratna selama ini.
"Tidak semua laki-laki dan pernikahan nasibnya sama Na, kamu tidak bisa menyamakan semuanya sekaligus tanpa melihat yang lainnya, kamu sudah mengenal Leo lama, bahkan ini sudah hampir 10 tahun dengan beberapa kali kalian berganti pasangan saat berpacaran".
Ratna berjalan menuju jendela besar yang ada diruangan itu, dadanya terasa sesak, dia tahu dan takut pada pernikahan tapi dia juga tak ingin kehilangan pemuda yang menjadi cinta pertamanya sejak masih kuliah.
"Aku harus apa Win, kamu tahu sendiri bagaimana perasaanku, aku bukan hanya khawatir, aku takut tersakiti seperti ibuku, belum lagi kesetaraan kami berdua berbeda dan kau tahu itu".
"Itu terserah padamu Na, jika kamu mau melangkah aku akan mendukungmu, jika kamu juga mundur aku juga akan mendukungmu, tidak ada salah dengan keputusan yang akan kamu ambil, aku yakin kamu sudah berpikir dengan matang sebelum melakukannya".
"Tapi bagaimana kalau dia sudah tidak bisa bersabar menunggu ku Win, kamu tahu sendiri aku begitu menyayanginya". Sedih Ratna menunduk gamang.
"Cobalah bicarakan dari hati ke hati bersamanya Na, kalau perlu buatlah perjanjian pranikah agar melindungi kamu nantinya, kamu tahu kan bagaimana keluarganya".
Ratna hanya bisa mengangguk dan menyetujui perkataan sahabatnya ini, dia harus berani melakukannya, dia tidak mungkin selamanya terjebak dalam ketidak pastian hubungan yang menggantung seperti ini.
"Aku akan bicara dengan Leo nanti, kamu bantu aku yah".
Alur ceritanya bagus dan konfliknya tidak begitu terlalu rumit...
pemilihan kosakata sangat baik dan mudah untuk dipahami...
terimakasih buat kk othor,
semoga sukses ❤️