Rahasia With Ipar

Happy reading ......

Darius dan Fitri seperti kehilangan kata-kata, keduanya terdiam tidak bisa menjawab apapun, dan itu semakin membuat Om Samuel merasa geram. Karena dia takut jika apa yang ada dalam pikirannya itu menjadi kenyataan.

Sementara Tante Dina menatap lekat ke arah menantu dan juga putranya. Sejujurnya Ia juga merasa curiga dan mulai bernegatif thinking, tapi wanita itu langsung menghempaskannya, sebab Ia tidak mau berpikiran yang bukan bukan.

"Darius, Fitri_ sebaiknya kalian jawab pertanyaan Papa! Kenapa kalian bisa ada di sini," ucap tante Dina yang pada akhirnya mengangkat suara.

"Sebenarnya aku tidak bisa tidur Mah, Pah, makanya aku bangun malam-malam. Dan aku melihat Fitri sedang duduk termenung di meja makan, pada akhirnya kami berjalan ke atap untuk membicarakan kejutan yang akan dibuat untuk Haris. Karena Mama dan Papa juga tahu, sebentar lagi Haris akan ulang tahun. Jadi Fitri ingin memberikan hadiah buat suaminya, tapi pada saat kami selesai bicara tiba-tiba pintu atap terkunci, jadi kami terkurung di sini sampai pagi. Sejujurnya aku kasihan pada Fitri, karena dia sedang mengandung," jelas Darius.

"Lalu, tadi kenapa kamu berbohong?" tanya tante Dina kembali.

"Bukan maksud Darius untuk berbohong, tapi ini kan sebuah kejutan jadi tidak bisa di bocorkan dengan siapapun. Tapi karena kalian berpikiran yang tidak-tidak, mau tidak mau, kami pun membongkarnya," ujar Darius.

Fitri menatap ke arah pria yang berada di sampingnya. Da benar-benar tidak menyangka jika Darius begitu sangat genius mencari akal dan kata-kata untuk menjawab pertanyaan yang begitu memojokkan.

Padahal tadinya Fitri sudah deg-degan, karena takut jika kedua mertua dan juga suaminya tidak akan percaya dengan kata-kata mereka.

"Tapi kenapa harus di atap, sayang?" tanya Haris kepada Fitri.

"Karena aku tidak ingin ada yang mendengar pembicaraanku bersama dengan mas Darius, Mas. Jadi aku mengajaknya untuk pergi ke tempat yang tidak terdengar oleh siapapun," jawab Fitri.

'Cerdik sekali kalian mencari alasan.' batin Amanda.

Sementara Lulu dan juga Amanda menatap satu sama lain. Mereka benar-benar tidak habis pikir, kedua penghianat itu terus saja mengelak bahkan bisa mendapatkan jawaban yang masuk di akal.

"Wow amazing!" ucap Lulu sambil bertepuk tangan membuat semua mata menatap ke arahnya.

"Maksud kamu apa?" tanya Fitri dengan sinis.

"Aah, bukan maksud apa-apa kok. Cuma ya amazing aja, karena bangun di malam hari berbicara dengan kakak ipar di atap hanya berdua saja, lalu---"

"Cukup ya! Kamu itu siapa, hah! Datang ke sini tidak diundang dan kamu malah memojokkan kami! Saya sudah bicara jujur ya!" bentak Darius dengan nada yang marah kepada Lulu.

"Santai dong, jangan marah-marah. Saya cuma heran aja dengan jawaban Anda, pertama bilangnya A, sekarang bilangnya B. Jadi yang bisa dipercaya yang mana?" ujar Lulu tak kalah nyolot.

Amanda mengusap lengan sahabatnya, kemudian dia berjalan ke arah Darius lalu menggenggam tangan pria itu.

"Aku percaya kok sama kamu Mas. Lagi pula apa yang dikatakan Mas Darius itu benar, Lu. Haris sebentar lagi akan ulang tahun, jadi mungkin Fitri ingin memberikan sesuatu yang begitu mengejutkan. Jadi ya sudah, kita sudahi saja drama pagi ini ya! Lagipun, mana mungkin Mas Darius selingkuh sama Fitri, Lu? Mereka kan ipar. Dan Fitri juga Adikku. Jadi tak mungkin mereka menusukku dan Haris dari belakang. Kecuali memang mereka tak punya rasa malu dan sudah siap melarat. Sudahlah, kamu juga harus ke kantor kan Mas? Ini sudah mau jam 06.00," ujar Amanda kemudian dia pergi meninggalkan atap.

Fitri dan Darius saling melirik satu sama lain saat mendengar ucapan Amanda yang begitu tajam bak pedang.

"Ya sudah sayang, ayo! Kamu istirahat jangan terlalu capek. Di sini juga anginnya sangat kencang, tidak baik untuk kamu dan juga anak kita," ucap Haris sambil menggandeng tangan Fitri.

Kemudian mereka semua pun turun ke lantai bawah, tinggallah Darius yang masih berada di atap dia bernafas dengan lega karena bisa melewati fase yang begitu sulit bagi dirinya. Di mana sebuah pertanyaan yang begitu amat sangat menjebak dan menyudutkan, sehingga ia hampir saja tidak bisa mengelak.

'Untung otakku cerdas. Jadi aku bisa untuk mengelak dari pertanyaan papa dan juga Amanda,: batin Darius sambil mengusap dadanya.

Sementara Lulu menarik Amanda ke kolam renang untuk berbicara, namun wanita itu memberikan kode kepada Lulu agar mereka tidak bicara di rumah.

"Lo pulang dulu ya! Kita akan bicara di butik nanti," ujar Amanda.

Mau tidak mau akhirnya Lulu pun pulang, walaupun sebenarnya dia sangat kesal karena apa yang direncanakannya dengan Amanda sedikit meleset.

Saat Amanda tengah memakaikan dasi Darius, tangan pria itu pun menarik pinggang Amanda sehingga membuat jarak di antara mereka terkikis.

"Sayang, kamu percaya kan sama ucapan aku? Aku benar-benar tidak ada hubungan apapun dengan Fitri. Tadi pagi itu kami terkunci di atap, padahal kami sedang membicarakan perihal kejutan untuk Haris, karena Fitri ingin memberikan kejutan yang wah untuk suaminya."

"Tidak apa-apa Mas, aku percaya kok sama kalian. Maaf ya kalau tadi aku menyudutkan, soalnya melihat kalian hanya berdua di atas, jadi pikiran ketuk kemana-mana," ujar Amanda sambil mengalungkan tangannya di leher kekar sang suami.

"Terima kasih ya, kamu selalu menjadi yang terbaik untukku dan kamu selalu percaya kepadaku."

Amanda tersenyum, "Iya, aku akan selalu percaya kepadamu. Makanya jangan kamu patahkan kepercayaanku ya! Karena sekalinya kamu patahkan kepercayaanku, maka jangankan untuk percaya lagi, bahkan kata maaf pun tidak akan pernah terlontar dari mulutku Mas. Karena hati yang sudah hancur itu seperti gelas yang pecah, mungkin bisa disambung lagi, tapi tentunya tidak akan bisa kembali seperti semula," ujar Amanda.

"Aku berjanji sayang, aku tidak akan pernah menduakanmu. Aku sangat mencintaimu dan kamu adalah wanita yang terbaik untukku."

Darius mencoba untuk mengecup bibir Amanda, namun wanita itu menghindar, sehingga akhirnya keningnya lah yang tercium oleh ada Darius.

"Sebaiknya kita turun ke lantai bawah yuk untuk sarapan! Semua orang pasti sudah menunggu," ajak Amanda.

Tentu saja dia tidak akan mau untuk dikecup ataupun dicium oleh Darius. Bagaimana mungkin bisa Amanda merelakan itu, karena untuk menatap bibir suaminya saja dia sudah jijik. Sebab bibir itu sudah sering mencumbu wanita lain, dan memberikan kepuasan pada selingkuhannya yang tak lain adalah Adiknya sendiri.

'Jika saja janjimu itu benar dan suci Mas, aku pasti akan bahagia. Sayangnya janjimu palsu, kamu hanya berucap di bibir namun hatimu sudah tidak lagi ada namaku. Rasanya kata-kata cinta yang kamu lontarkan dari mulut manismu sudah terasa hambar bagiku Mas.' batin Amanda sambil menuruni tangga.

Saat sampai di meja makan benar saja, semua orang sudah berkumpul, bahkan di sana juga ada Fitri. Sejujurnya Amanda benar-benar geram, tapi dia harus meredam emosinya demi sesuatu yang akan sangat besar.

'Sepertinya aku harus memajukan bom waktu itu, rasanya aku sudah tidak tahan melihat drama mereka.' batin Amanda.

Namun ia harus sedikit bersabar dan mengumpulkan semua bukti-bukti terlebih dahulu untuk menggugat cerai Darius, karena Amanda juga tidak mau gegabah dan dia ingin dua penghianat itu mendapatkan balasan yang setimpal.

Setelah selesai sarapan, Haris naik ke lantai atas menuju kamarnya, karena jam tangannya tertinggal. Setelah memakainya dia pun melewati rak sepatu milik istrinya, namun tiba-tiba tatapannya mengarah kepada sepatu yang familiar bagi Haris.

"Loh, ini bukannya sepatu yang ada di kantornya Kak Darius ya? Tapi kenapa ada di lemari Fitri?" bingung Haris.

BERSAMBUNG.....

Maaf ya Author telat Up. Soalnya hari ini lumayan sibuk real life. Jadi Lanjut 1 bab lagi habis maghrib oke😘😘JANGAN LUPA DONG KASIH MAWAR, VOTE, DAN KOPINYA. Biar author makin semangat nih😘

BAGI YANG NANYA. " THOR, CEPET DONG DI BONGKAR PERSELINGKUHANNYA!"

Sabar ya Guys😘Othor juga mau. Cuma kita harus ikuti Alur sejenak + Author ingin kasih pelajaran sama si 2 Kupret itu dulu😎