apa yang terjadi dimasa lalu, sangat berdampak dengan perjalanan yang dilalui dimasa kini dan masa depan.
perlakuan terus menerus akan ketidakseimbangan dan pilih kasih , membentuk seseorang mempunyai karakter yang egois dan mempunyai dendam yang tidak ia sadari.
pilihan hidupnya antara mengambil segala hal yang terjadi merupakan pengalaman dan pembelajaran terbaik, ataukah justru membuat keras nya hati dalam bersikap dan menghadapi lingkungan sekitarnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Danti Romlah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
keseharianku episode 8
Saat aku menginjak usia 15 tahun, gejolak masa remajaku begitu kentara. Sering sekali aku mulai membantah dan membangkang. Dengan perlakuan dan sikap yang benar-benar tanpa perubahan, dan bahkan bagiku semakin kentara. Kentara adanya perbedaan perlakuan yang kuterima dengan saudara-saudara ku.
Sejak lama ibu meminta ayah untuk mengajari mbak Diaz naik motor, hingga saat itu mbak Diaz kelas 3 SMA, sedangkan aku masih kelas 9 SMP, mbak Levi kuliah semester 3 dan adekku Khana masih duduk dibangku SD kelas 5. Motor yang ada dirumah jenis motor yang ada gigi persneling nya, ayah sudah berkali-kali melatih mbak Diaz untuk naik motor, tapi sampai percobaan terakhir pun mbak Diaz tetep tidak bisa. ibu tetap memaksa ayah untuk terus mengajari mbak Diaz naik motor, karena selama ini, mbak Diaz selalu minta diantar jemput saja saat berangkat dan pulang sekolah. Kalau mas Levi, sudah dibelikan motor sendiri untuk aktivitas perkuliahannya, kalau adekku Khana pastinya masih diantar jemput. Sedangkan aku, diberi 2 pilihan, boleh naik angkot ataupun jalan kaki dengan jarak antara rumah ke sekolahku kurang lebih 5km. Kenapa aku dibiarkan berangkat dan pulang sendiri? Ya karena aku bersekolah disekolah swasta, jadi karena cukup memalukan (pada saat itu sekolah disekolah swasta adalah tipikal anak yang tidak pintar karena tidak lolos saat pendaftaran disekolah negeri yang notabene menggunakan ijazah NEM). Jadi tidak ada fasilitas kendaraan untukku. Dan karena bersekolah di sekolah swasta, yang tiap bulannya ada pembayaran SPP, maka bayar SPP itupun juga harus aku sendiri yang membayarnya. Dengan uang saku 3rb setiap hari, hanya hari efektif sekolah saja aku bisa mendapatkan uang saku, kalau hari Minggu atau hari libur tanggal merah, ya ga berharap bakal dapat uang saku, pembayaran SPP setiap bulan 50rb, jadi aku harus pintar-pintar mengatur uang sakuku. Kalau aku pakai untuk naik angkot yang sekali naik ongkosnya 500 rupiah, jadi kalau berangkat dan pulang sekolah naik angkot jadi seribu rupiah, maka aku tidak akan punya sisa uang saku. Maka aku atur saat berangkat aku naik angkot dengan tujuan biar tidak berangkat terlalu pagi kalau harus jalan kaki, dan pikiranku masih fresh karena masih pagi hari, jadi untuk dapat menerima materi pelajaran aku tidak sampe kelelahan. Sedangkan saat pulang sekolah, aku memilih jalan kaki, kebetulan banyak barengan dengan teman-temanku yang lain yang arah pulangnya sejalan. Dengan konsekuensi butuh waktu lebih lama untuk sampai dirumah, ditengah terik matahari yang cukup membakar kulit jika musim kemarau, dan kedinginan bahkan tidak jarang kebasahan jika musim hujan. Tapi mau bagaimana lagi, untuk bisa terus bersekolah, aku harus bisa mengatur sendiri keuanganku.
Jika waktu persiapan akan berangkat sekolah mepet karena tugasku dirumah juga semakin banyak, maka untuk sarapan aku memilih membawa bekal dari rumah. Jadi disekolah sembari menunggu jam masuk, aku sempatkan untuk sarapan didalam kelas. Sedangkan untuk makan siang, karena pada saat dulu sekolah hanya sampai siang hari, maka aku bisa mengirit uang sakuku dengan makan siang dirumah saja. Tentu saja dengan syarat, aku harus masak dulu sesampainya dirumah. Karena jadwal yang pulang sampai dirumah duluan ya adekku dan aku. Mas Levi terkadang kuliahnya sampai sore hari, sedangkan mbak Diaz seringnya langsung lanjut les sepulang sekolah.
Dan pekerjaan rumah hampir semuanya aku yang mengerjakan...
semoga kedepannya saya bisa makin berkembang dan memperbaiki segala kekurangan yang terjadi