Kumpulan Kisah horor komedi, kisah nyata yang aku alami sendiri dan dari beberapa narasumber orang-orang terdekatku, semuanya aku rangkum dalam sebuah novel.
selamat membaca. Kritik dan saran silahkan tuliskan di kolom komentar. 😘😘😘😘😘😘
Lawor di mulai!!! 😈😈😈😈😈
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ady Irawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20. Sekolah Berhantu
Cerita Keyz
Kejadiannya begitu cepat, singkat dan padat. Aku melihat ada bayangan anak kecil berlari menuju ke lantai dua. "Terekam di kamera?" Tanya Riyo.
"Sayang tidak." Kataku penuh semangat. "Aku masih belum percaya bisa melihat penampakan setan secara langsung!"
"Kalian ini!! Bukan waktu untuk bersenang-senang!" Teriak Tassa. "Kakiku sampai lemas gini!"
"Tapi, seru kan?" Tanyaku.
"Gundul mu!!" Bentak Renata. "Kita cepat selesaikan uji nyali ini dan segera kembali ke tempat yang lain."
"Kalau begitu ayo segera ke lantai lima." Kata Riyo. "Jangan sampai terpisah."
Nex
Jangan sampai terpisah. Nasehat Riyo tidak bisa di pegang. Dia sendiri yang ngilang entah kemana saat kami berada di lantai dua. Dia sangat bersemangat sekali.
Lantai dua tidak memiliki jendela, karena menurut kabar yang aku dengar, disinilah tempat penjara para kriminal kelas atas. Suasana lebih mencekam daripada di lantai satu. Kedua betina yang bersamaku seperti juga merasakannya. Kini, kami bertiga berjalan dengan sangat pelan. Menoleh ke kanan-kiri, berjinjit supaya langkah kaki kami tidak menimbulkan suara. Sesekali melihat kebelakang berharap si Riyo muncul dan menyusul kami.
"Gaess." Bisik Rena. "Aku kebelet pipis. Ga bisa di tahan, sudah di ujung nih. Anterin ya?"
"Kamu tahu letak toilet nya?" Tanya Tassa.
"Engga. Kamu Keynard?" Tanya Rena.
"Panggil saja Keyz. Biar ga ribet." Kataku. "Sepertinya toilet nya ada di depan sana. Bertahanlah."
"Taa... Tapi, sangking kebelet nya. Aku... Aku sampai ga bisa jalan."
"Tassa, gendong Rena su...."
"Enak saja. Kakiku gemetaran hebat nih! Kamu saja dong, kan kamu cowok sendiri sekarang. Bersikaplah seperti pahlawan."
"Jangan sembarangan!!" bentak ku. "Mana m..."
"Aduh.. Keluar dikit nih. Jangan berdebat, tolongin aku. Keyz?"
Dengan berat hati aku menggendong dia di belakang. Lalu, dengan langkah cukup kencang, aku mulai menuju ruangan yang aku sangka adalah toilet. Ternyata, benar!! Saat aku mau menurunkan Rena kami telah menyadari kalau Tassa sudah tidak bersama kami.
"Keyz. Cepetan! Sudah ga tahan nih!!"
"Tapi, Tassa juga menghilang!"
"Nanti saja kita balik dan cari mereka. Cepat masuk!"
Saat membuka pintu kamar toilet, aku tidak menyangka kalau aku akan mendapatkan pemandangan yang sangat luar biasa. Ada bayangan hitam besar sedang berdiri di pojokan toilet sedang menatap ke arah kami berdua dengan mata merah menyala.
Seketika, punggungku terasa basah dan panas. Dan Rena memelukku dengan sangat erat dari belakang. Dan hanya bisa komat-kamit tak jelas. Lalu, saat sosok itu melompat ke arah kami. Di saat itulah kami berteriak kencang, dan aku langsung berlari menjauh dari sana.
"Sialan!! Apaan tadi?" Teriakku sambil menggendong Rena.
"Genderuwo!!" Teriakku Rena. "Keyz, kita pulang saja. Aku ga mau meneruskan semua ini!"
Aku menurutinya, berlari menuju tangga. Tapi, seperti di dalam ceritanya Siti. Semakin kencang berlari, semakin jauh pula ujung lorong ini.
"Sialan!! Kenapa kita tidak bisa beranjak dari tempat ini sih?" Teriakku.
"Keyz!! Cepat!!! Genderuwo nya ngejar kita!!." Rena meronta-ronta di gendongan ku. "Tidak!!! Tidak!!! Tiiiddaakkkk!!!"
Aku yang telah capek berlari dan menggendong Rena, kini menghentikan langkahku. Berbalik dan melihat ke arah belakang. Ternyata, apa yang Rena katakan tidaklah benar. Sosok itu tidak mengejar kami. Suasana seketika menjadi tenang, aku menghela nafas lega.
"Astaga!! Kamu ngompol di punggungku!" Aku baru menyadari basah dan panas tadi adalah air pipisnya Rena. "Cepat turun!"
"Huee!! Ga mau... Aku takut..." Rena menangis sesenggukan di punggungku. "Maaf. Maaf Keyz. Ayo pulang, Genderuwo nya ngejar kita. Aku takut. Hueee..."
"Haaa. Bau nya masyaallah."
"Aaahh.. Jangan ngomong gitu! Aku jadi malu!!"
"Turun!"
"Ga mau!!"
"Aku capek!!"
"Biarin!! Ayok cepetan! Nanti Genderuwo nya datang!"
"Dia ga ngejar kok. Lihat ke sanaa..." Sosok Genderuwo tadi sudah berada di ujung lorong yang berlawanan dengan toilet. Melihat kami dengan mata merahnya yang menyala.
"Kyaaaaaa!!! Keyz Bodoh!!!" Air panas kembali terasa membanjiri punggungku. Tapi, aku tidak peduli, aku langsung berlari ke ujung lorong satunya. Kali ini, kakiku tidak berlari di tempat seperti tadi. Aku bisa bergerak!!
Lalu, saat berada di ujung lorong yang berlawanan dengan tangga menuju lantai satu. Kami menemukan belokan ke kiri, dan di ujung sana ada tangga menuju lantai berikutnya.
Bayangan anak kecil tadi kembali terlihat. Dia berlari menuju ke lantai tiga. Dia sepertinya sangat familiar dengan ku deh. Tapi, siapa ya?
Di sini, Rena mau juga aku turunkan dari gendonganku. Tapi, dia masih menempel erat di tubuhku sambil sesenggukan. "Haruskah kita lanjut?" Tanyanya.
"Terpaksa. Kamu lihat sendiri kan pintu keluarnya tadi. Di cegat oleh Genderuwo. Kita cari pintu keluar yang lain." Jawabku.
"Emangnya ada? Menurut kabar yang aku dengar, penjara ini hanya memiliki satu jalan keluar masuk."
"Ada tangga darurat, tapi bisa di akses melalui lantai teratas. Aku melihatnya saat bermain di belakang sekolah ini tadi siang."
"Kita harus ke lantai Lima? Di sana tempat yang paling angker!!"
"Ya mau gimana lagi. Emangnya kamu mau balik ke tempatnya Genderuwo tadi?" Dia menggeleng cepat. "Kita hanya bisa berharap di lantai lima, kita tidak bertemu dengan setan yang lainnya."
"Pokoknya, jangan tinggalin aku sendirian. Aku takut."
"Sudahlah, jangan ngomong terus. Siapa tahu Genderuwo tadi nyusul kita pelan-pelan. Ayo ke atas."