Arnetha Julia Richardo adalah seorang putri tunggal dari pengusaha kaya. Hidupnya sempurna, ayahnya seorang pengusaha kaya dan ibunya adalah seorang kepala rumah sakit besar. Hidupnya tak ada kekurangan apapun baik materi ataupun kasih sayang.
Arnetha biasa dipanggil Arne oleh teman-temannya. Arne juga memiliki sahabat bernama Aini, mereka adalah teman sekelas yg cukup akrab. Disisi lain, Arne juga memiliki kekasih tampan dan populer bernama Boy. Mereka sudah berpacaran sejak bangku SMA.
Suatu hari, Boy memutuskan hubungannya dengan Arne dan malah melamar Aini. Bukan hanya itu pula, saat pulang ke rumah, ada Aini dan ibunya Marta yg ternyata adalah simpanan ayahnya. Sejak hari itu, Arne dan mamanya Jeny pergi dari rumah karena diusir oleh ayahnya Arne, Richardo.
Bukan hanya hati Arne yg terluka tapi juga keluarganya hancur karena ayahnya yg mengkhianati mereka. Bagaimana Arne melewati kehidupannya yg pilu?? Dapatkah Arne menemukan belahan jiwanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hunny24, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.26 Pesta Pernikahan
Arne pun sudah menyiapkan segalanya, meski dirinya masih harus bekerja terlebih dahulu. Mungkin Arne akan melewatkan momen pernikahan Aini dan hanya akan hadir saat resepsinya saja.
Dihari itu pula, dirinya dibuat sibuk oleh Anderson yg mengajaknya ke meja operasi sebanyak 2x. Semua itu karena hanya Arne yg paling bisa diandalkan di meja operasi diantara para residen.
Arne pun sudah lelah, tapi berusaha menunjukkan sikap tenangnya. Lalu Anderson menghampirinya setelah selesai operasi.
"Apa si bre***k itu masih menghubungimu lagi?" tanya Anderson.
"Belum prof." ucap Arne.
"Baiklah, tetap waspada.. dan jangan berkeliaran sendirian." ucap Anderson.
"Baik prof." balas Arne.
"Kau akan hadir kan di acara pernikahan saudari tirimu?" tanya Anderson.
"Ya begitulah, aku tidak bisa tidak hadir sebagai keluarga." ucap Arne.
"Sampai jumpa di pesta, aku juga diundang.." ucap Anderson.
"Baik prof." balas Arne.
Arne pun segera pulang ke rumah, lalu pergi lagi ke salon setelah mandi. Arne yg berkejaran dengan waktu pun sampai diantar jemput oleh sopir kakeknya demi keamanannya.
Setelah beres dari salon, Arne pun langsung diantarkan ke tempat resepsi oleh sang sopir. Kakeknya pun memintanya santai saja dan tak perlu terburu-buru karena tahu Arna baru selesai bekerja hari ini.
Dengan gaun yg cantik dan elegan sesuai dengan tema yg diusung oleh Aini, Arne pun tak kalah menarik perhatian dari pengantin wanitanya. Semua mata tertuju padanya yg turun dari mobil mewah tersebut. Arne pun sampai diantar oleh pengawal Jakson agar berada di dekatnya selama acara.
Semua ini karena Jeny tak diundang pada acara Aini. Apalagi nampak sekali Richard tak ingin berurusan lagi dengan Jeny, ditambah Jeny yg tak peduli pada apa yg Richard lakukan. Yang Jeny khawatirkan adalah keamanan Arne disana hingga menitipkannya pada Jakson.
Tibalah Arne di kursi yg sudah disediakan Jakson untuknya.
"Arne cucuku, akhirnya kau tiba juga." ucap Jakson.
"Iya kek.. aku sedikit terlambat." ucap Arne.
"Tak apa, tapi kakek senang melihatmu.. kau sangat cantik malam ini nak." ucap Jakson yg selalu bangga pada Arne.
"Terimakasih kek, kakek selalu memujiku." ucap Arne.
"Sudah duduk.. kita nikmati acaranya." ucap Jakson.
"Iya kek.." balas Anderson.
Di sudut lain, nampak ada Tony yg diundang dalam acara tersebut sebagai rekan bisnis Richard. Dan juga Anderson yg selalu ada di acara keluarga Arne. Arne pun tak pernah bertanya soal kehadirannya di setiap acara keluarganya.
Tony pun melihat Arne di sudut meja bersama Jakson. Dirinya pun penasaran ada hubungan apa Arne dengan Jakson, lalu kenapa dirinya bisa diundang oleh Richard. Tony pun bertanya pada seseorang untuk mencaritahu soal Arne dan Jakson.
Tak berapa lama, dirinya pun mendapatkan info kalau Arne adalah cucu kesayangan Jakson. Dan Tony pun tersenyum, dimana sangat kelihatan sekali kalau Arne berasal dari golongan atas. Tony pun berniat mendekati Arne, tapi melihat Rafli juga hadir disana dan menyapa Arne.
"Hallo tuan Jakson, dan halo Arne." ucap Rafli.
"Tuan Rafli, bagaimana kabarmu?" tanya Jakson.
"Baik.. bagaimana dengan anda sendiri? anda sudah jarang memeriksakan diri di rumah sakit." ucap Rafli.
"Ya.. aku sibuk.. dan kau kenal cucuku rupanya." sindir Jakson.
"Iya.. dia bekerja di rumah sakit tempatku bekerja." balas Rafli.
"Kuharap kau menjaga cucuku dengan baik.." balas Jakson dengan tatapan seriusnya.
"Tentu tuan." balas Rafli.
"Bagaimana dengan istrimu..?" sindir Jakson.
"Dia sedang sibuk mengurus anak kami." ucap Rafli.
"Cih, kau itu kelewatan tak mengajak istrimu kemari.. padahal kau kan mampu membayar pengasuh." balas Jakson.
"I-iya si kecil sedang rewel." ucap Rafli.
"Kalau begitu aku permisi tuan Jakson, Arne." ucap Rafli tersenyum.
"Ya silahkan." balas Jakson.
Jakson pun sudah tahu akal bulus Rafli terhadap Arne dari Anderson. Dan Anderson tak ingin Arne cucu dari relasinya mendapat perlakuan tak baik di hadapannya.
"Arne, kau jauhi dia ya.. biar kakek yg akan mengurusnya bersama Anderson." ucap Jakson.
"Jadi prof sudah bilang ke kakek." ucap Arne.
"Dia itu kenalanku, aku memintanya untuk mengawasimu dari orang-orang macam Rafli." balas Jakson.
"Baik kek, aku mengerti." ucap Arne.
Setelah itu, Jakson pun bicara pada Anderson di meja lain. Jakson membahas soal Rafli yg berani mendekati Arne di hadapannya. Dan Anderson juga khawatir jika Rafli berani mendekati Arne diluar pengawasannya.
Sementara Jakson pergi, Tony pun mendekati meja Arne dan menyapanya.
"Hai dokter Arne.." sapa Tony.
"Tuan Tony.." balas Arne.
"Kukira kau takkan mengenaliku diluar rumah sakit." ucap Tony.
"Itu tidak mungkin tuan, bagaimana kondisi teman anda bapak Agus?" tanya Arne.
"Dia sudah lebih baik." balas Tony.
"Syukurlah.." ucap Arne.
"Kau kenal dengan tuan Jakson.?" tanya Tony.
"Dia kakekku." balas Arne.
"Oh.. pantas saja." ucap Tony.
"Kau kenal juga dengan kakekku?" tanya Arne.
"Ya.. sedikit ada hubungan bisnis diantara kami." balas Tony.
"Oh jadi begitu.." balas Arne tersenyum.
Lalu Jakson kembali ke mejanya dan menyapa Tony. Jakson pun ingin meminta Tony sebagai pemilik rumah sakit tempat cucunya berada mengurus Rafli yg mencurigakan.
"Tuan Tony, lama tak bertemu.. kudengar kau baru kembali dari Australi." ucap Jakson.
"Iya benar tuan, bagaimana kabar anda?" tanya Tony.
"Tentu saja baik, ayo kita bicara disana ada hal penting yg ingin kuberitahukan padamu." balas Jakson.
"Ya tentu tuan." balas Tony.
Tony, Jakson dan Anderson pun bicara di sebuah meja yg agak jauh dari keramaian. Mereka sedang membahas soal Rafli di rumah sakit yg meresahkan. Ditambah lagi ada banyak bukti yg didapatkan Anderson. Tony pun cukup terkejut karena laporannya selama ini baik-baik saja. Dan mereka bicara cukup lama disana.
Sementara Arne pun ditinggal lagi sendirian, dan Arne hanya menikmati cake dan buah yg disediakan. Lagi dan lagi Rafli mendekatinya.
"Arne kau sedang sendirian..? dimana tuan Jakson." sapanya.
"Ada disana." tunjuk Arne .
"Oh iya aku tidak sepenuhnya sendiri ada pengawal disana juga." tunjuk Arne yg membuat Rafli gugup.
"Kau benar. Arne kau malam ini sangat cantik." ucap Rafli.
"Terimakasih, tapi nampaknya pujian itu tak pantas diucapkan pada pria yg sudah menikah." sindir Arne.
"Itu hanya pujian biasa bagiku." balas Rafli.
"Tapi bagi istrimu itu akan menyakitinya." tambah Arne.
"Maaf kalau begitu." balas Rafli.
"Maaf tuan, sebaiknya jika diluar rumah sakit kita tak perlu sedekat ini, aku tak mau punya rumor buruk dengan anda. Anda juga tahu kan siapa kakekku?" balas Arne.
"Baiklah, aku permisi." ucap Rafli kecewa.
Sementara Anderson memerhatikan Rafli yg diusir oleh Arne dan tersenyum. Tony dan Jakson pun penasaran kenapa pria sedingin Anderson bisa tersenyum. Tapi Anderson hanya menunjuk pada Arne yg berhasil mengusir Rafli.
Setelah bicara panjang lebar, mereka pun kembali ke meja masing-masing. Jakson pun mengajak cucunya pulang karena sudah malam, ditambah lagi ada banyak nyamuk nakal yg terus memandang ke arah cucunya. Jika bukan karena dirinya dan pengawalnya pastilah sudah banyak yg mendekati Arne tak terkecuali Rafli.
Mereka pun berpamitan dan mengucapkan selamat pada Aini dan Boy. Lagi dan lagi Arne tampak memukau dihadapan Aini dan Boy. Bahkan sampai membuat Boy berdecak kagum dalam hati.
Tubuh yg tinggi semampai, bentuk tubuh yg proporsional karena Arne rajin berolahraga, ditambah wajah yg semakin cantik, membuat Boy tersenyum menatap Arne.
"Boy.. jaga pandanganmu." ucap Aini.
"Aku hanya menatap ke arah kakekmu." ucap Boy mengelak.
"Ck.. awas kau bohong." ucap Aini.
Arne pun ke atas penggung mereka dengan gaun indah yg ia pakai. Nampak sekali Arne tak kalah dari Aini, bahkan bisa dibilang banyak orang membandingkan kecantikan Arne dan Aini. Boy pun sampai terus memandanginya.
"Selamat ya Aini dan Boy.. semoga kalian bahagia." balas Arne.
"Iya tentu kami akan bahagia." balas Aini ketus.
"Terimakasih Arne sudah hadir." balas Boy tersenyum berbeda dengan Aini.
"Sudah sana, di belakang masih antri." usir Aini pelan.
"Tentu saja." balas Arne.
Lagi dan lagi Aini ingin menginjak gaun Arne tapi Arne sudah duluan mengambil ekor gaunnya agar memudahkannya berjalan.
"Uups.. tidak kena." ucap Arne pelan.
Sementara Jakson dan Richard pun saling tatap dengan tatapan yg sulit dijelaskan.
"Selamat, kuharap kau tidak mempersulit Arne." ucap Jakson.
"Tentu ayah. Arne juga putriku." balas Richard.
Sementara Jakson hanya mengucapkan selamat pada Aini dan Boy lalu pergi begitu saja. Bahkan Jakson menggandeng tangan Arne menunjukkan kedekatan mereka. Hal itu membuat Aini semakin iri pada Arne yg mendapat perhatian lebih dari kakeknya. Belum lagi Boy yg terus memandangi Arne.
Aini sampai menutup matanya dengan kedua tangannya.
"Aini apa yg kau lakukan?" tanya Boy.
"Jaga sikapmu.. berhenti menatap Arne, sekarang aku istrimu." ucap Aini sementara Boy merasa kesal dan mengumpat dalam hati.
"Kenapa dulu aku meninggalkan Arne?? kini dia makin cantik, sementara Aini semakin sensitif dan suka marah-marah." gerutu Boy dalam hati.
kenapa gk sekalian ketiban bom
🤣🤣🤣
hehheeh laki2 didunia halu memang meresahkan