NovelToon NovelToon
Jodoh Dari Situs Online

Jodoh Dari Situs Online

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Wanita Karir / Romansa / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:5.4M
Nilai: 4.8
Nama Author: Eys Resa

Anisa adalah seorang fashion desainer gaun pengantin yang sangat mandiri. Meski terlahir keluarga kaya, tak membuatnya manja. Karena kesibukannya, Nisa jadi lupa untuk mencari pasangan. Hingga Sahabatnya berinisiatif mendaftarkan Nisa ke sebuah situs perjodohan online. Yang mempertemukan Nisa dengan seorang pria berkebangsaan Turki, pria tampan dengan berbagai kejutan.

Erhan Farhat adalah seorang pengusaha muda, yang sudah lelah diporotin wanita-wanita yang dekat dengannya. Hingga akhirnya dia mencoba peruntungan di situs perjodohan online, dengan menutup segala akses tentang dirinya. Erhan ingin mendapat pasangan yang bisa menerimanya apa adanya. Hingga perkenalannya dengan seorang wanita yang mampu menjungkir balikkan hidupnya.

Apakah Jarak bisa mempertemukan mereka?
Bagaimana akhir dari kisah cinta mereka?

Yuk disimak jalan ceritanya.
Dan mohon dukungan dari kawan-kawan semua.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eys Resa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MeRasa Bersalah

"Maafkan aku... " dua kata itu yang keluar dari mulut Nisa untuk mewakili rasa bersalahnya.

"Untuk...? " Erhan merasa tak mengerti.

"Karena aku menyuruhmu datang kemari, hanya untuk mendengarkan jawaban dariku. Padahal aku bisa memberikan jawaban melalui panggilan video atau kiriman foto. " Nisa benar-benar merasa menyesal.

"No, Nisa. It's Okey. Aku senang bisa datang ke sini untuk menemui mu. Jangan pernah merasa bersalah atau menyesal. " Erhan berusaha menenangkan Nisa agar dia tidak terlalu merasa bersalah.

Nisa yang mendengar perkataan Erhan menunduk dalam. Dia merasa sangat malu akan kelakuannya ini. Suasana berubah menjadi hening, hingga seorang pelayan mengantarkan minuman untuk mereka berdua. Diikuti pelayan lainnya yang mengantarkan pesanan makanan mereka.

"Ayo Nisa, kita makan. Aku sudah sangat lapar. Kau harus mengajariku cara makan makanan Indonesia ini. " Erhan berusaha mencairkan suasana yang tadi membeku agar mencair.

Nisa mendongak mendengar perkataan Erhan, dia baru ingat kalau Erhan bukanlah orang Indonesia. Jadi perlu belajar cara untuk menikmati makanan nusantara ini. Akhirnya Nisa yang dari tadi hanya diam, mulai mengajarkan Erhan cara makan makanan yang ada di hadapan mereka.

Nisa memakan lalapan, sambal dan ikan bakar dengan menggunakan tangan. Erhan hanya melihat cara Nisa menikmati makanan nya yang hanya menggunakan tangan. Terlihat lahap sekali, dan Erhan ingin mencobanya namun dia masih belum terbiasa. Mungkin suatu hari nanti.

"Jika kau tidak terbiasa makan dengan tangan, gunakanlah sendok dan garpu itu Erhan. Aku akan mengambilkan ikan untukmu jika kau tidak keberatan dan kau bisa memakannya dengan menggunakan sendok. " kata Nisa

Erhan tercengang namun dia juga tidak menolak.

"Boleh.. " katanya sambil tersenyum.

Nisa akhirnya menyuwir ikan dan menaruhnya di atas piring Erhan. Erhan merasa bahagia mendapat perhatian dari Nisa, agar dia tidak kerepotan memotong ikan.

"Terimakasih Nisa. " kata Erhan dan menyendokkan makanan ke mulutnya. Rasanya lebih nikmat ketika kau mendapat perhatian dari orang yang kau sukai.

"Sama-sama... bagaimana rasanya? " tanya Nisa.

"Enak." Erhan menyuapkan sesendok lagi makanannya, begitulah seterusnya.

Nisa juga mengambilkan makanan lain ketika ikan atau lauk di piring Erhan habis dengan kedua tangannya, tanpa rasa canggung. Bagi Nisa perlakuan ini hal yang wajar, bukankah Erhan adalah tamunya. Ini adalah salah satu cara Nisa menjamu tamunya. Bukankah tamu adalah raja yang harus kita jamu sebaik mungkin.

Akhirnya makan siang mereka selesai, Baik Nisa ataupun Erhan sudah merasa kenyang. Dan mereka memutuskan untuk santai sejenak di rumah makan itu, sambil berbincang.

"Sampai berapa hari kau ada di sini? " tanya Nisa di tengah obrolan mereka.

"Sampai kau memberiku jawaban, Nisa. " Jawab Erhan dengan terus memandang wajah cantik Nisa.

"Kalau aku tidak segera memberikan jawaban? "

"Aku akan tetap menunggu. "

"Lalu pekerjaan mu? "

"Aku sudah pasti di pecat, Nisa. kalau aku terlalu lama di sini. Dan kalau aku di pecat, aku akan mendaftar untuk jadi sopir pribadimu untuk menyambung hidup di sini. " kata Erhan tekekeh dengan wajah serius yang dibuat-buat.

"Kalau aku menolak? "

"Aku akan mendaftar jadi pelayan restoran di tempat kak Arkan atau ayah Ibnu. "

Nisa yang mendengarkan perkataan Erhan langsung melotot menatap Erhan.

"Kau berani? "

"Tentu saja, bukankah putri dan adik mereka yang sudah membuatku menjadi pengangguran. Jadi mereka juga harus ikut bertanggung jawab. " kata Erhan santai.

"Kau... " Nisa menjadi sangat kesal mendengar perkataan Erhan barusan.

"Makanya, segera beri aku jawaban. Agar aku bisa segera kembali dan tidak mejadi pengangguran. "

Kata-kata Erhan menusuk jantung Nisa. Karena dia tahu yang dibutuhkan Erhan hanyalah sebuah jawaban dan pengakuan.

"Aku tidak bisa menjawabnya sekarang Erhan. " kata Nisa dengan menunduk ragu.

"Apa maksudmu Nisa, kau mempermainkan ku lagi??" Erhan berkata dengan nada kecewa.

" Maaf, aku tidak bisa menjawabnya sekarang, karena yang harus kau lakukan pertama-tama adalah meminta restu kedua orangtuaku." Kata Nisa dengan sedikit ragu.

"Orang tuaku ingin menilai dirimu, apakah kau layak dan pantas untuk bersanding denganku. " kata Nisa dengan menunduk dalam.

"Maksudmu?" tanya Erhan tak mengerti.

"Sebelum aku memberikan jawaban, orang tuaku dan kakakku ingin mengenalmu lebih dulu. Jadi, jawabanku akan aku berikan setelah melihat reaksi kedua orangtuaku. " kata Nisa masih menundukkan kepalanya.

Erhan terkejut dengan perkataan Nisa barusan. Karena semua ini di luar ekspektasi Erhan. Erhan pikir, Nisa akan segera memberikan jawabannya. Dan Erhan akan segera kembali setelah mendengar jawaban dari Nisa. Tapi sekarang, setelah mendengar pernyataan Nisa. Itu artinya dia harus mengambil hati kedua orang tua Nisa lebih dulu.

Nisa yang tidak segera mendapat jawaban dari Erhan, akhirnya mendongakkan wajahnya, karena penasaran dengan reaksi Erhan. Dan dia melihat kecemasan di wajah Erhan.

"Bagaimana? Apa kau setuju? " tanya Nisa ragu, setelah melihat reaksi Erhan.

Erhan sedikit terkejut. Namun dia segera menormalkan mimik wajahnya lagi.

"Maaf Nisa, aku sedikit tidak percaya dengan apa yang baru saja aku dengar. Keluargamu ingin mengenalku? " tanya Erhan dengan menunjukkan dirinya sendiri.

Nisa mengangguk pasti.

"Kapan? "

"Aku rasa lebih cepat lebih baik, agar aku bisa segera memberikan jawaban dan kau segera kembali. "

"Kau ingin aku segera kembali? "

"Maksudku bukan begitu, aku tidak ingin kau dipecat jika terlalu lama di sini Erhan. Jangan salah sangka dulu. "

Erhan tersenyum mendengar perkataan Nisa.

"Baiklah, lebih cepat lebih baik. Jadi kapan aku bisa bertemu dengan kedua orang tuamu? Apakah malam ini?"

"Apa kau tidak keberatan jika bertemu kedua orangtuaku malam ini?

" Tentu saja tidak. Aku akan dengan senang hati jika bisa langsung bertemu dengan orang tuamu. " Kata Erhan masih dengan senyumannya. karena dia tidak ingin Nisa merasa canggung walaupun dia sendiri merasa sedikit gugup.

"Baiklah, aku akan menghubungi ibuku dulu. Setelah itu kita akan segera pulang. "

"Okey."

Erhan mengalihkan pandangannya ke sekitar, dan melihat-lihat pemandangan di sekitarnya. Memberi waktu kepada Nisa untuk menelpon ibunya.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikum salam. Ada apa Nisa, kenapa telpon ibu di jam kerjamu? "

"Tidak apa-apa ibu, aku sedang tidak bekerja. "

"Oohhh, ada apa? Apa ada masalah? "

"Tidak bu, hanya saja sebentar lagi Nisa akan pulang dengan seorang teman. Apakah ibu bisa menyiapkan makan malam untuk kita sekelurga nanti. Dan aku harap, ibu juga menghubungi abang dan mbak Alina agar ikut bergabung makan malam dengan kita. "

"Kenapa mendadak,nak? Apa ada sesuatu yang serius? "

"Tiidak ibu, hanya saja temanku juga ingin berkenalan dengan keluarga abang. "

"Siapa sih temanmu itu? Apa ibu mengenalnya? "

"Tentu, ibu dan ayah juga mengenalnya kok. hanya saja tidak begitu akrab dengan abang. Sudah ya bu, Nisa minta tolong siapkan makan malam dan undang abang juga. Nisa buru-buru ini sakit perut. " Nisa segera mengakhiri panggilan telponnya agar sang ibu tidak terlalu banyak tanya lagi.

"Sudah? " tanya Erhan.

Nisa menggangguk. "Ayo kita pulang. "

Mereka beranjak dari duduknya dan pergi dari rumah makan itu. Di dalam perjalanan mereka berdua saling terdiam, tanpa ada yang membuka suara. Mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing.

Erhan merasa gugup karena akan bertemu dengan calon mertua dan kakak iparnya, sedangkan Nisa merasa cemas karena akan mengenalkan Erhan kepada keluarganya.

"Erhan... " Nisa memanggil Erhan Lirih.

"Hmm... " Erhan berdehem menjawab panggilan Nisa dan menoleh ke arah Nisa.

"Aku akan mengatakan beberpaa hal tentang keluargaku. " kata Nisa sambil fokus mengemudi.

"Katakanlah, " Erhan Antusias.

"Ayahku seorang pengusaha restoran. Walaupun bukan restoran besar tapi penghasilan dari restoran itulah yang membiayai kehidupan kami selama ini. " Kata Nisa mulai mengenalkan keluarganya.

Erhan mengangguk mengerti.

"Ibuku seorang ibu rumah tangga biasa yang melayani ayah dan kami anak-anaknya. Ibu adalah seorang yang hangat dan orang yang paling dekat denganku. Aku selalu bermanja dan berdebat hal-hal kecil dengan ibuku. " kata Nisa lagi sambil tersenyum membayangkan wajah ibunya.

"Dan abang Arkan adalah satu-satunya saudaraku. Dia sangat menyayangiku. Dia juga sudah menikah dan memiliki seorang anak yang bernama Alan. Keponakan tampan kesayanganku." Lagi-lagi Nisa tersenyum membayangkan wajah menggemaskan kan Alan.

Erhan ikut tersenyum melihat Nisa tersenyum, bukankah senyum itu menular kepada mereka yang melihatnya.

"Mereka semua adalah orang-orang terpenting dalam hidupku. Karena hanya mereka yang aku miliki. " kata Nisa lagi.

Erhan mengangguk mengerti.

Setelah tiga puluh menit perjalanan akhirnya mereka sampai di rumah Nisa. Rumah yang tidak terlalu besar namun sangat Indah dan Asri. Karena walau mereka dari keluarga berada, namun ayan Ibnu tidak pernah mengajarkan anak-anaknya untuk hidup berlebihan. 'Walau rumah kita sederhana asalkan kehangatan tercipta di dalamnya.' Itulah prinsip kesederhanaan yang di ajarkan Ayah Ibnu.

Setelah memarkirkan mobilnya di garasi, Nisa turun dari mobil di ikuti Erhan. Nisa berjalan di depan Erhan dan membuka pintu rumah.

"Assalamu'alaikum.... "

Bersambung.

Terimakasih sudah membaca.

1
Wiwik
Luar biasa
Wiwik
Lumayan
Sufiyanti _75
/Sleep//Sleep/ terharu pake banget berasa ke hati. .
Sukmasilo
mengharukan banget ceritanya
YNa Msa
Keren Cerita Ny ❤️😘
YNa Msa
Erhan 🤣🤣🤣
YNa Msa
Selamat Erhan n Nisa dapat kehadiran Junior Lagi, Mama Aylin Jadi Nenek lg
YNa Msa
😘😘😘😘😘
YNa Msa
Baby boy ❤️❤️❤️❤️❤️
Katherina Ajawaila
sepertinya cerita bagus banget nih thour🥰
YNa Msa
😍😍😍😍😍😍
YNa Msa
Cucu pertama Bahagia Ny Mama Aylin
YNa Msa
😭😭😭😭 Terharu Mama Aylin 😘😘😘
Katherina Ajawaila
kel Erhan mmg is the best🤣
Katherina Ajawaila
habis lahiran streil aja kalau suami tokcer.🥰
Katherina Ajawaila
ngk pakai pengamsn sih, jadi deh si unyil🥰
Katherina Ajawaila
keren thour visualber3
Syabariah BidolS
Karya yang sangat pas nemenin waktu santai 👍👍
Katherina Ajawaila
kayanya Nisa hamidun ya Thour
Katherina Ajawaila
mantap Nisa, hancurin pelakor😎
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!