Hamil atau tidak, Danesh dengan tegas mengatakan akan menikahinya, tapi hal itu tak serta merta membuat Dhera bahagia.
Pasalnya, ia melihat dengan jelas, bagaimana tangis kesedihan serta raungan Danesh, ketika melihat tubuh Renata lebur di antara ledakan besar malam itu.
Maka dengan berat hati Dhera melangkah pergi, kendati dua garis merah telah ia lihat dengan jelas pagi ini.
Memilih menjauh dari kehidupan Danesh dan segala yang berhubungan dengan pria itu. Namun, lagi-lagi, suatu kejadian kembali mempertemukan mereka.
Akankah Danesh tetap menepati janjinya?
Bagaimana reaksi Danesh, ketika Dhera tetap bersikeras menolak lamarannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#29. Daddy Dan Dua Jagoannya••
#29
"Daddy memanggilku?" tanya Daniel ketika jam istirahat tiba.
"Hmmm... duduklah, Kita bicara sambil makan, agar tak banyak membuang waktu di jam kerja, ada yang ingin Daddy tanyakan padamu."
Daniel pun mengambil tempat di sofa single dan mulai ikut menyantap hidangan yang ada di hadapannya. "Ceritakan!" perintah daddy Andre.
Sendok Daniel menggantung di udara, ia urung memasukkan sepotong cumi crispy tersebut, karena sang daddy mendadak memintanya bercerita.
"Cerita apa, Dad?"
"Jangan pura-pura bodoh, Daddy yakin kamu tahu apa yang Daddy tanyakan."
"Soal Danesh?" Daddy Andre mengangguk, sejak mendengar berita soal anak lelakinya yang telah menghamili anak gadis orang, ia nyaris kehilangan selera makan.
"Kenapa Daddy bertanya padaku, bukannya langsung bertanya pada tersangkanya?"
"Andai Dia mau menjawab, tentu Daddy tak akan bertanya padamu?" balas Daddy Andre dengan nada geram, karena Daniel terlalu berputar-putar.
"Mereka tak sepenuhnya salah, Dad. Dan sebenarnya ... " Daniel mulai bercerita, semua yang ia dengar dari Danesh ia kisahkan tanpa di kurangi atau di tambahkan.
•••
Kletak!
Suara ponsel membentur lantai ketika tanpa sengaja Danesh menjatuhkannya.
Wajahnya pucat, gugup, bahkan takut. Itu semua karena dia lupa bahwa dirinya kini sudah menikah. 🤣
“Haruskah, kita kembali ke Jakarta?” gumam Daddy Andre.
“Aku merasa sedang bertamu di rumahku sendiri,” balas mommy Bella.
“Ahahaha … kapan Mommy dan Daddy datang?” tanya Danesh gugup, ia mencoba mencairkan suasana, yang terasa sangat tegang. Danesh menggenggam tangan Dhera dan mengajaknya duduk di sofa bersama kedua orang tuanya.
“Pagi tadi, Kami berangkat dengan penerbangan pertama pagi ini, dan kedatangan Kami disambut dengan suara-suara yang cukup mengerikan.” Daddy Andre kembali menyesap tehnya, wajahnya datar tanpa senyuman.
“Ah … Aku bahkan mengeraskan volume televisi, agar telingaku tak tercemar.” Alih-alih memarahi suaminya, mommy Bella justru ikut menambahkan kalimat ledekan.
Danesh cengar-cengir seperti biasa menanggapi gurauan tersebut, sementara Dhera jangan ditanya lagi, ingin rasanya ia menghilang selamanya dari ruangan tersebut.
“Daripada mengeraskan volume tivi, bukankah lebih baik kalian melakukannya sendiri di kamar.” Danesh menggumam seraya memutar cincin di jari tangan Dhera.
Uhuk!
Uhuk!
Uhuk!
Mendengar kalimat Danesh, daddy Andre tiba-tiba tersedak. Melihat hal itu, Danesh buru-buru membawa Dhera berpindah ke meja makan. “Anak nakal, kesini Kau!!” Teriak daddy Andre.
•••
Di bawah tatapan mommy Bella Dhera menghabiskan suapan demi suapan sarapan yang sudah hampir mendekati jam makan siang. Dirinya sungguh gugup, padahal mommy Bella hanya mencoba mengingat-ingat, karena merasa pernah bertemu dengan Dhera.
Beberapa saat yang lalu, mommy Bella resmi berkenalan dengan menantu barunya, anehnya ia merasa dejavu ketika sedang berhadapan dengan Dhera di meja makan.
“Ini serius, atau cuma halusinasi Mommy saja?” gumam mommy Bella.
“Apa Mom?” tanya Danesh, sementara tangannya sibuk mengupas jeruk untuk sang istri.
“Mommy tidak bertanya padamu, tapi Mommy Bertanya pada menantu Mommy,” sahut mommy Bella dengan wajah mengerucut.
“Ternyata benar dugaanku, Aku tak lagi nampak di mata mommy, karena sekarang Mommyku punya menantu.” Danesh mencebikkan bibirnya.
“Ah … iya, pantas saja Aku pun merasa pernah bertemu Mommy.”
“Benar, kan? Coba Mommy ingat-ingat dulu, kapan yah?”
Dhera pun ikut diam dan coba kembali mengingat-ingat. “Di Mall, Mom. Dekat salon, Waktu itu Mommy ditabrak seseorang, dan Aku membantu Mommy merapikan barang bawaan mommy. Benar bukan?”
Wajah mommy Bella berbinar, ia menepuk lengan daddy Andre, kemudian berkata, “Gadis baik yang waktu itu Aku ceritakan.”
“Aku lupa.”
Mommy Bella manyun, “Haisshh … dasar laki-laki.”
“Laki-laki ini Suamimu,” protes daddy Andre.
Mommy Bella mencubit gemas pipi sang suami, “Huum … Suamiku sudah semakin menua. Padahal dulu masih remaja ingusan yang menumpang makan di rumah ini.”
“Iya … iya … terima kasih Istriku, karena selalu mengizinkan Aku datang untuk main dan makan.”
Danesh menyenggol lengan Dhera, “Jangan terkejut, mereka sudah bersama sejak masih ingusan,” bisik Danesh.
“Nah kan, mommy Jadi lupa, sampai dimana obrolan Kita tadi?” tanya mommy Bella pada Dhera.
"Kita bertemu di Mall, waktu itu Mommy bawa banyak barang belanjaan untuk Anak Mommy yang sudah berusia lebih dari 30 tahun tapi belum mau menikah,” jawab Dhera yang membuat Danesh tercengang.
“Momm!! Teganya menyebarkan aib Putramu sendiri. Bahkan pada orang yang baru Mommy kenal.”
“Tapi buktinya Dhera gadis baik, bahkan sudah jadi istrimu. Jadi Kamu seharusnya berterima kasih pada Mommy, karena Mommy mengatakannya pada orang yang tepat. Bukan begitu, sayang?”
Mommy Bella menggenggam hangat tangan Dhera, “Iya, Mom.” Dhera menatap tangannya yang sedang digenggam hangat.
“Anak Nakal ini, selalu membantah semua perkataan Mommy, jadi Kamu harus menyiapkan jutaan kata untuk menjawab kembali setiap bantahan yang keluar dari mulutnya.” Dhera hanya tersenyum menikmati perdebatan hangat Danesh dan kedua orang tuanya, sungguh membuat iri, tapi Dhera senang karena kini telah resmi menjadi bagian dari keluarga hangat tersebut.
•••
“Daddy sudah tahu?” tanya Danesh ketika ia memiliki kesempatan bicara berdua dengan Daddy Andre.
Daddy Andre mengangguk, “Daddy terus gelisah, Daddy sangat mengenalmu, Kamu mungkin susah diatur, tapi Daddy yakin Kamu tak akan melakukan hal di luar batas. Kecuali ada sesuatu yang melatar belakanginya.”
“Daddy tahu, diantara kalian tak ada yang bisa menyembunyikan rahasia dari Daniel, karena itulah Daddy bertanya padanya.”
Daddy Andre menatap wajah Danesh yang diam menunduk memainkan jari tangannya. “Kenapa tak mengatakan terus terang, Nak?”
“Yang menimpa Dhera adalah kecelakaan akibat ulah jahat seseorang. Tapi aku, melakukannya dengan sadar karena tak tahan godaan, jadi Aku tetap pihak yang salah, karena itulah aku tak melawan ketika Ayah Dhera menghajarku.” Danesh menatap wajah daddy Andre, “terima kasih karena Daddy pun memahami keinginanku, membiarkan Aku tumbuh menjadi seorang pria yang mengenal arti sebuah ‘tanggung jawab’.”
“Daddy juga minta maaf jika belum bisa jadi sosok yang sempurna di matamu, dan dimata Kakakmu.” Daddy Andre menepuk pelan pundak Danesh, “kini Kamu punya tanggung jawab yang sesungguhnya, bukan hanya pada dirimu sendiri, tapi juga pada Anak-anak dan Istrimu.”
Hingga beberapa saat kemudian ayah dan anak itu hanya duduk diam. Hingga daddy Andre teringat sesuatu. “Oh iya, ngomong-ngomong, apa kalian sudah menemui Ayahnya Dhera?”
Denesh menggeleng, “Belum, Dad. Entah kapan Kami bisa melakukannya.”
“Kenapa?”
Danesh menghela nafas sesaat, “Aku pun ingin, Dad. Tapi jangankan bertemu, setiap kali membicarakan Orang Tuanya, Dhera terlihat enggan, bahkan buru-buru menyudahinya.”
Daddy Andre mengangguk pelan, “Mungkin terdengar sepele, dan menyebalkan, tapi dengan melakukannya, secara tidak langsung kalian memberi contoh anak-anak kalian kelak agar tetap hormat, pada Orang Tua, seperti apapun keadaan mereka.”
“Lalu, Kami harus bagaimana, Dad?” tanya Danesh, sejujurnya ia tak tahu harus memulai darimana, dan langkah apa yang harus dia ambil untuk bisa memperbaiki hubungannya dengan Ayah Randi yang sudah terlanjur semrawut.
“Cobalah datang berkunjung, bila perlu menginaplah di sana beberapa hari, Daddy yakin, jika Kamu bersungguh-sungguh, maka Tuhan akan membantumu menemukan caranya.”
Danesh mengangguk senang. “Dad…!” Suara seseorang membuat daddy Andre dan Danesh menoleh.
“Anak sulung Daddy datang tuh.”
Kamu msh cinta Dhesi kan...? Ayo benjuang lagi....
Cemungutz Qomar....😂😂😂😂😂
Alhamdulillah,,akhirnya Bu Rita sadar juga...
Eh....siapa gerangan yg diruangan dokter Gadisha...?
Tenang saja Qomar atawa Marco Bu Rita kan gak tahu kalau kamu polisi yg hebat , anak buahnya kapten Danesh??🤔😇😇
trus yang disebelah sapa Thor? kayak gak nyambung gini....