Tentang seorang pria yang tidak diperlakukan adil oleh ayahnya. Tapi dia bisa membuktikan bahwa dia bisa sukses tanpa mengandalkan kekayaan orang tua, sayangnya dia harus kembali jatuh ketika wanita yang dia cintai pergi begitu saja tanpa adanya alasan, membuat dia menjadi casanova.
Suatu hari dia mengalami nasib sial sehingga dia harus menikah dengan seorang gadis yang tak dia cintai, dan membuat dia menjadi menantu yang sama sekali tidak diharapkan oleh mertuanya, seakan memandang rendah pada profesinya sebagai seorang aktor.
Dan Morgan akan membuktikan bahwa dia adalah seorang pria yang patut dibanggakan, terlepas dengan semua masa lalunya yang kelam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dua Puluh Enam
Dari pagi Zhoya sudah berada di Restoran Tirai Bambu, restoran itu sudah lama tidak dipakai makanya terlihat kumuh, padahal memiliki bangunan yang cukup besar walaupun dengan dekorasi ala tradisional, makanya dinamai Restoran Tirai Bambu karena dekorasinya banyak menggunakan bambu.
Zhoya memilih membereskan semuanya sendirian, sebenarnya Hana pasti akan membantunya jika tau Zhoya akan membereskan restoran hari ini tapi Zhoya sangat mengerti dengan kondisi Hana yang lagi mengandung, dia tidak ingin Hana kecapean, jadi dia rasa lebih baik dia mengerjakannya sendirian.
Zhoya ingin menjadi wanita yang mandiri, dia ingin membuktikan pada Morgan kalau dia itu sudah dewasa, dia yakin dia bisa mengelola restoran itu.
Zhoya terlihat begitu bersemangat, membereskan setiap sudut restoran, membersihkan semua debu disana, namun karena restoran itu begitu besar, membuat dia kelelahan, padahal masih banyak yang harus dia bereskan.
"Hhhh.... capek juga ternyata." Zhoya ngos-ngosan, dia mengelap keringatnya yang bercucuran di pelipisnya.
"Lebih baik aku cari minum dulu." Zhoya keluar dari restoran, dia ingin membeli minuman di minimarket sebelah.
Tanpa sengaja Zhoya berpapasan dengan Darwin di depan minimarket.
"Zhoya." sapa Darwin dengan mata yang berbinar-binar.
"Kak Darwin." Zhoya tersenyum pada Darwin.
Darwin melihat Zhoya yang berkeringat, dia yakin Zhoya pasti sangat kecapean. Dia membawa botol minuman di dalam kantong plastik, lalu memberikannya kepada Zhoya. "Kamu pasti haus ya, ini buat kamu."
"Oh gak usah kak." Zhoya enggan untuk menerimanya.
"Udah gak apa-apa, ini aku beli lebih dari satu kok." Darwin memaksa Zhoya untuk menerimanya.
Zhoya pun terpaksa menerima minuman pemberian dari Darwin, "Hmm... ya udah, terimakasih banyak ya kak."
Saking hausnya, dia langsung meneguk minuman pemberian dari Darwin.
"Kamu jadi membuka kembali Restoran Tirai Bambu?" Dari penampilan Zhoya yang berantakan, Darwin sangat tau pasti Zhoya lagi membereskan restoran yang sudah lama tutup itu.
"Emm... Iya kak,"
"Wah kebetulan aku lagi santai, biar aku bantu kamu ya." Ini kesempatan untuk Darwin agar bisa lebih dekat dengan Zhoya.
"Oh gak usah kak, gak apa-apa, biar aku sendiri aja." Zhoya tidak enak pada Morgan jika nanti melihat dia berduaan dengan Darwin.
"Gak apa-apa, suami kamu gak akan marah lah, aku sudah tau rahasia pernikahan kalian." Darwin tak menggubris penolakan dari Zhoya, dia masuk ke dalam restoran untuk membantu Zhoya.
"Tapi kak..." Zhoya nampak kebingungan, dia tidak bisa mengusir Darwin karena begitu dia masuk Darwin lagi menyapu lantai. Dan sebenarnya dia sangat membutuhkan bantuan.
"Apa Morgan tidak kurang ajar padamu?" tanya Darwin, sambil menyapu lantai.
"Tidak lah, dia sangat baik."
"Kalian tidur terpisah?"
"Hmm... ya." Sebenarnya Zhoya kurang nyaman diberi pertanyaan seperti itu. Zhoya tau setelah bercerai dengan Morgan, dia akan dijodohkan dengan Darwin walaupun Zhoya sebenarnya tidak mengiyakan waktu daddy Roy membicarakan rencananya itu.
Darwin tersenyum lega, dari semalam dia sangat gelisah, dia tidak bisa tidur karena takut Zhoya menghabiskan malam bersama dengan Morgan. Pria yang menurutnya sama sekali tidak cocok bersanding dengan Zhoya.
Drrrrrt... Drrrrrt...
Ponsel Darwin bergetar, dia mendapatkan pesan dari seorang Detektif.
[Maaf Tuan, saya belum bisa menemukan keberadaan pegawai magang bar itu.]
Darwin segera membalasnya.
[Ya sudah tidak apa-apa, lagian kejadian itu sudah lama, 4 tahun yang lalu. Kamu tidak perlu cari dia lagi.]
𝘴𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘦𝘯𝘥𝘪𝘳𝘪 𝘥𝘪 𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢𝘪 𝘴𝘦𝘵𝘶𝘭𝘶𝘴 𝘩𝘢𝘵𝘪 𝘮𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘥𝘪 𝘴𝘪𝘢²𝘪𝘯
𝘥𝘢𝘴𝘢𝘳 𝘣𝘰𝘤𝘪𝘭 𝘥𝘪𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘯𝘢𝘯𝘵𝘢𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘥𝘪𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘯𝘺𝘦𝘳𝘢𝘩
emang enak vin