Penyesalan Anak Durhaka

Denis diam tak tahu harus berkata apa karena dia anak tunggal jadi tidak tahu harus merespon ucapan Sandro seperti apa, apa lagi harus menenangkannya.

Apa aku telpon artis gadungan itu saja ya, batin Denis memikirkan sebuah ide.

Ia segera mengambil hpnya dan menelpon Adrian untuk kesini, sedangkan Sandro yang sedang memikirkan sang adik terus menyalahkan dirinya karena tak becus menjaga adiknya selama ini.

Huawaaa................

Sandro menangis dengan histeris meluapkan semua rasa bersalah, sakit hati, dan penyesalan dalam dirinya mengingat masalah yang menimpa sang adik.

"Kenapa kamu belum datang dude?" tanya Adrian dengan kesal dari seberang.

^^^"Datang ke club Zeus sekarang ruangan VIP tempat biasa"^^^

Denis lalu mematikan panggilan sepihak tak menunggu balasan Adrian dan ia yakin Adrian saat ini pasti sedang mengumpat dan memakinya dari sana.

~ Deluxe Kasino ~

Sesuai apa yang Denis pikirkan tentang Adrian ternyata memang benar karena saat ini Adrian sedang memaki dan mengumpat Denis kesal, karena panggilannya di matikan sepihak apa lagi ia sudah menunggunya selama 3 jam di kasino.

"SIALAN KAMU DENIS ARKANA" teriak Adrian menggelegar.

"Aduh kuping eike sakit tahu" dengus Lola dengan kesal.

"Siapkan mobil sekarang juga Lola" titah Adrian dengan tatapan tajam.

"Oke bos" balas Lola dengan cepat tak ingin membantah melihat tatapan tajam Adrian yang sangat menakutkan.

Adrian memakai topeng wajah miliknya, lalu keluar dari ruangan pribadinya menuju lift yang akan membawanya langsung ke tempat parkir khusus untuknya.

~ Rumah Sakit Kota ~

Amira sedang menemani Mega ibunya Sandro menjaga Ara di rumah sakit, karena tubuhnya kekurangan cairan dan harus di rawat sehari baru bisa pulang.

Hiks.............hiks.............hiks..............

Tangis ibu Mega tak bisa dibendung lagi saat menatap anaknya yang tertidur diatas brankar rumah sakit. Amira sendiri hanya bisa diam saja tak tahu harus berbuat apa untuk menghibur Mega.

"Kamu yang sabar ya Mega. Ini semua cobaan untuk kamu dan keluargamu" hibur Amira.

"Aku gagal jaga anakku Amira. Aku gagal jadi seorang ibu" lirih Mega sambil tersenyum getir.

"Jangan berkata seperti itu Mega. Kamu itu ibu yang paling hebat buat kedua anakmu selama ini, apa lagi kamu berperan sebagai ibu dan ayah untuk mereka selama ini" ucap Amira dengan suara lembut.

"Hiks hiks hiks........aku gagal Amira............hiks hiks.............aku gagal" tangis Mega kembali pecah dengan pilu.

Maafin Ara bu. Maafin Ara, batin Ara dalam hati tak kuasa menahan tangisnya dalam diam.

Tanpa keduanya sadari ternyata sedari tadi Ara belum tidur dan ia mendengar semua pembicaraan mereka di sana. Menyesal itulah yang sedang Ara rasakan apa lagi saat melihat wajah kecewa ibu dan kakaknya.

Maaf bu aku sudah membuat ibu sedih, batin Ara berusaha keras agar suaranya tak sampai keluar.

Air matanya mengalir dengan deras menyesal sudah membuat aib buat ibu dan kakaknya. Apa lagi selama ini ibu dan kakaknya selalu memenuhi semua keinginannya, dan tidak pernah apa yang ia mau tak diberikan oleh kakaknya.

...🌼 🌼 🌼 🌼 🌼...

~ Club Zeus ~

Saat masuk ke dalam club Adrian langsung disambut dengan bunyi musik DJ yang sangat keras, minuman keras, dan lautan manusia yang sedang mencari kepuasaan disana.

Tak memperdulikan hal tersebut ia bergegas menuju lantai 2 untuk bertemu dengan Denis yang sedari tadi sudah menunggunya.

Ceklek.............

Adrian menatap Denis dengan tatapan kesal dan dingin merasa sagat kesal sekaligus emosi itu karena ulah Denis barusan.

"Loh Sandro kenapa dude?" tanya Adrian dengan kening berkerut.

"Dia ada masalah" jawab Denis sambil menyesap tequila di tangannya.

"Masalah apa?" tanya Adrian lagi dengan penasaran.

Denis lalu menceritakan masalah yang sedang dihadapi oleh Sandro serta menyuruhnya untuk menghibur Sandro agar tidak bersedih lagi. Adrian menatap Sandro dengan iba, merasa sangat kasian karena penampilan Sandro yang sudah tidak terurus lagi.

"Kamu yang sabar dude karena di setiap masalah ada hikmahnya" ucap Adrian mengambil tempat di samping Sandro.

Malam itu Adrian terus menghibur Sandro serta memberitahu Sandro apa yang harus ia lakukan, untuk menemani adiknya lahiran tanpa ada suami yang mendampinginya.

~ Mansion Arjuna ~

Saat ini Kenzo sedang datang berkunjung ke mansion orang tuanya untuk makan malam bersama dengan keluarga besarnya.

"Bagaimana kampus dan pekerjaanmu?" tanya Soni Arjuna ayah Kenzo Arjuna sekaligus kepala keluarga dalam mansion itu.

"Berjalan dengan lancar ayah" jawab Kenzo.

"Heemm! Pertahankan keuntunganmu dan usahakan segera menyelesaikan kuliahmu"

"Iya ayah"

Selesai makan malam mereka lalu duduk bersama di ruang keluarga membahas beberapa masalah yang terjadi dalam keluarga besar Arjuna.

"Bulan depan kita akan mulai kerja sama dengan BakerTech. Ayah harap kalian semua jangan pernah berbuat macam-macam dengan perusahaan itu" tegas Soni dengan suara dingin.

"Baik ayah" jawab ketiga anak Soni Arjuna dengan serentak.

"Kenzo kamu harus bekerja di BakerTech"

"Iya ayah aku akan berusaha"

"Heemmmm"

Setelah beberapa saat akhirnya Kenzo pamit pergi dari sana dan pulang ke apartemen. Saat di perjalanan Kenzo memaki dan berteriak kesal, mengumpat ayahnya yang selalu mengekangnya dan memerintahnya untuk melakukan apa yang ia inginkan.

"Sialan laki-laki tua bangsat! Aku akan membalasmu suatu saat ketika aku sudah lebih kaya dari kamu sialan" maki Kenzo dengan suara tinggi.

Selama ini ternyata Kenzo sangat membenci ayahnya, karena selalu saja menyuruhnya melakukan apa yang ia mau dan harus sesuai keinginannya.

~ Universitas Galaxy ~

Tak terasa waktu berlalu dengan cepat dan saat ini Denis bersama Sandro sedang menonton jalannya sidang ujian akhir Arsen. Hanya ada mereka berdua saja tidak ada satu pun keluarga yang datang melihat jalannya ujian Arsen.

"Bos kenapa tidak ada keluarga Arsen yang datang?" tanya Sandro dengan bingung.

"Aku tidak tahu" jawab Denis dengan suara dingin.

Sandro diam tak bertanya lagi karena tahu jika ia terus bertanya maka akan membuat Denis emosi karena tidak suka dengan keributan.

Selang 1 jam kemudian, akhirinya Arsen keluar dari ruang ujian setelah menyelesaikan sidangnya dan mendapat nilai sempurna.

"Selamat ya bocah mata empat" puji Sandro sambil memeluk Arsen ala laki-laki.

"Terima kasih Sandro" ucap Arsen dengan tulus.

"Selamat buat keberhasilanmu" ucap Denis.

"Terima kasih bos"

"Heemmm"

"Bos aku ingin merayakan keberhasilanku dengan kalian di cafe. Apa bos punya waktu?" tanya Arsen dengan penuh harap.

"Oke" balas Denis dengan suara dingin menyetujui ajakan Arsen.

"Terima kasih bos. Ayok kita pergi ke sana bos" ajak Arsen dengan semangat.

Tanpa Arsen sadari ternyata barusan Denis dan Sandro saling melirik satu sama lain seakan berbicara lewat tatapan mata mereka.

...🌼 🌼 🌼 🌼 🌼...

Ternyata mereka berencana untuk menginterogasi keluarga Arsen setelah tiba di cafe milik Arsen nanti.

Aku harap kamu tidak berbohong sebentar bocah, batin Sandro penuh harap.

~ AS Cafe ~

Sampainya di cafe, Arsen segera menyuruh pelayan menyiapkan makan siang buat mereka bertiga di lantai dua. Ketiganya lalu mulai menikmati makanan yang dia antar oleh pelayan sesuai selera masing-masing.

"Bagaimana rasanya setelah selesai ujian bocah mata empat?" tanya Sandro.

"Bisa tidak jangan memanggilku bocah mata empat" ketus Arsen dengan kesal.

"Tidak bisa! Lagian itu panggilan kesayangan aku buat kamu" ucap Sandro sambil terkekeh.

"Ckk!!" decak Arsen dengan wajah cemberut.

Denis menatap mereka berdua dengan tatapan datar dan dingin, tapi dalam otaknya sedang berpikir mengenai identitas Arsen yang sebenarnya.

"Jelaskan" ucap Denis dengan suara dingin sambil menaruh sebuah foto didepannya.

Deg..........

...🌼 🌼 🌼 🌼 🌼...

To be continue..............