NovelToon NovelToon
Jodohku

Jodohku

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Nona Ahza

Kisah Seorang gadis yang bernama Rere yang berkali kali harus mengalami kegagalan dalam percintaan. Namun takdir berkata lain. Secaratak sengaja ia bertemu cowok yang akhirnya akan menjadi kekasihnya walaupun harus mengalami banyak rintangan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona Ahza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB. 04

Rere dengan matanya yang bulat hanya tersenyum. Membuat semua temanya menjadi semakin penasaran. Ada apa gerangan hingga membuat seorang Rere yang tadinya wajahnya datar saja, setelah keluar dari ruangan bu Nita mendadak menjadi berseri seri.

Mika dan Cindy berjalan mendekat ke meja Rere. Sejenak memperhatikan dengan seksama wajah agak bulat temanya itu. Masih saja senyum senyum sendiri. Sengaja Rere membuat temenya penasaran.

"Rere ih nggak seru..."

Mika cemberut. Karena mulut Rere belum buka suara juga.

"Malam ini kita nggak lembur..."

"Yesss, akhirnya...." seru Cindy penuh semangat. Begitu pula dengan yang lainya. Mereka semua sangat senang sekali.

Memang sudah hampir satu bulan ini, Rere dan temen temennya selalu lembur. Kata bu Nita sih karena banyak orderan. Memang iya sih. Bulan ini melebihi target. Mereka tak tahu saja, bakal ada kejutan di hari sabtu besok. Rere yang mengetahui hanya senyum senyum saja. Ia sengaja tak mau membagikan sekarang.

Jam kerja sudah udai tepat jam 17.00 Wib. Semua sudah merapikan meja kerjanya dan bersiap siap akan keluar dari ruangan.

"Bagaimana kalau kita nongkrong dulu di kedai susu segar yang deket alun alun kota, pasti seru tuh..." ujar Ata.

"Wah ide bagus.." timpal Juna.

"Em ok sih..." sambung Kevin.

"Yang cewek cewek gimana..?" imbuh Juna.

"Gimana ya...?" Mika masih mikir mikir.

"Aku ikut.." seru Cindy.

"Ayolah mbak Mika, please..." Ata memelas sambil menyatukan tanganya di depan dada. Permohonan yang di lakukannya demi membuat Mika setuju dan mau bergabung.

"Ayo Mik, kita ngikut aja, kasian tuh si Ata, ampe melas melas gitu..." Rere menambahi.

"Ya sudah lah, ayok..." Ata tersenyum ke arah Mika. Cowok dengan potongan rambut dua jari itu sepertinya ada rasa sama Mika. Walau ia tahu, Mika lebih tiga tahun darinya. Kerap kali Mika selalu judes kepadanya, nyatanya semakin ia tak gentar untuk selalu maju dan pantang menyerah.

Sore itu, berangkatlah mereka menuju tempat yang telah di sepakati. Cuma butuh waktu 15 menit saja dari kantor mereka. Sesampainya di kedai susu segar, mereka di sambut dengan pemandangan yang jarang mereka lihat. Sangat ramai sekali sore itu. Untung saja mereka sudah memarkirkan mobilnya sebelum dekat alun alun. Karena mereka ingin menikmati sore nan cerah itu dengan jalan kaki. Juga karena sudah satu bulan ini, mereka tak pernah nongkrong di sore hari bersama sama seperti saat ini.

Banyak pejalan kaki yang laku lalang hanya sekedar jalan jalan sore, ada juga yang ke sana kemari mencari kuliner yang mereka inginkan. Karena di sepanjang pinggir jalan, banyak sekali pedangang yang menjajakan berbagai jajanan, mulai dari yang kekinian sampai jajanan jadul. Semua ada di situ.

"Pantes aja tempat ini menjadi favoritnya kaum gen z, serame ini ternyata..." celetuk Cindy yang berjalan paling depan. Melihat kanan kiri, menilik kuliner apa saja yang ada di sepanjang pinggir jalan itu.

"Awas...." dengan spontan Ata merangkul bahu Mika yang hampir saja bertabrakan dengan seorang pejalan kaki.

"Kalau jalan liat liat dong, gimana kalau tadi beneran tabrakan, apa rela tuh..?" ujar Ata agak judes. Mika heran. Baru kali ini ia melihat ekspresi wajah Ata yang bener bener serius. Lebih ke arah jutek. Mika dan Ata berjalan paling belakang. Enggak berdampingan sih, Ata selalu di belakang Mika.

"Ata, tolong tanganya yah..." Mika berkata dengan tatapan mata, yang mengartikan kalau tangan Ata tak ingin terus di bahunya. Ata paham maksut Mika. Tapi bukanya melepas malah kini pindah menggenggam tangan Mika. Ini membuat Mika sangat kaget.

"Ata..!" bisik Mika tegas, karena banyak orang ia tak mungkin meneriaki Ata.

"Diam atau mau aku rangkul lagi kamu..." sergah Ata mengancam. Mika hanya diam setelah mendengar ucapan tegas Ata. Dalam hati ia benar benar kesal. Huh, dia benar benar sudah menguasai suasana. Sengaja Ata menjaga jarak dengan yang lainya, agar bisa berdekatan dengan Mika.

Maksutnya apa sih bocah tengil ini. Ngerjain gue apa. Sadar nggak sih kalau gue lebih tua an dari dia. Bukanya menghormati malah di bikin kaya pacarnya saja, Sumpah deh kalau nggak di tempat umum udah gue tabok tuh bocah.

Dalam hati Ata sangat senang. Rasanya ia ingin tersenyum. Tapi ia harus tahan. Jangan sampai Mika melihat senyumnya. Ia memasang tampang serius. Dan sepanjang mereka berjalan jalan, Ata terus saja menggenggam tangan Mika yang masih memasang wajah cemberutnya karena kesal. Setelah puas Mereka jalan memutari alun alun, mereka memutuskan untuk langsung ke kedai susu segar.

Suasana sangat ramai ketika mereka sampai di sana. Hampir semua tempat duduk penuh. Beruntung mereka masih dapat tempat tepat di pinggir jalan.

"Kenapa Mik, kok cemberut gitu..." sapa Rere yang sebenarnya tau kenapa sahabatnya jadi bad mood gitu. Karena sewaktu kejadian Ata menggenggam tangan Mika tadi, Rere sempet menoleh ke belakang dan hanya senyum senyum saja.

"Tadi ada yang mau nabrak mbak, untung saja aku gercep melindungi Mika, eh mbak Mika maksudnya..." Mika melirik ke arah Ata. Cowok yang selalu memiliki julukan tengil di hatinya itu tersenyum senang.

"Bener Mik...?" sambung Cindy.

"Iyah..." jawab Mika dengan nada mendengus.

"Waduh, yang nabrak naik apa, kok kita nggak tau.." timpal Kevin.

"Jalan kaki si Bang...."

"Oh kirain naik motor..."

Mika semakin cemberut. Sialnya, mana Ata duduk di sampingnya lagi, huh semakin membuatnya gerah. Tak lama pesenan datang, susu segar panas dan roti bakar. Mereka ngobrol asik, Ata ngobrol sama Kevin yang duduk di depanya. Rere, Cindy dan Juna cekakak cekikik entah ngobrolin apa. Sedangkan Mika, ia sedang menekuni ponselnya. Hasrat ingin menyeruput susu segar yang masih mengepulkan asap panas timbul. Mika menyimpan kembali ponselnya di tas. Ia menoleh ke kanan dan ke kiri. Semua ada sendoknya buat ngaduk susu segarnya, tapi kenapa punyanya nggak di kasih. Tanpa di duga, Ata segera menaruh sendoknya di atas gelas Mika. Masih sambil ngobrol dengan Kevin. Mika hanya melongo melihat perlakuan Ata. Sungguh sangat romantis sekali. Dengan ragu Mika mengaduk susu segarnya dengan sendok yang di berikan oleh Ata.

"Kayaknya ada yang lagi pedekate nih....?" bisik Cindy kepada Rere sambil cekikikan.

"Ssssstttt...., pura pura gak liat..." jawab Rere pelan.

Nggak cuma ngasih sendok saja, Ata mendekatkan roti bakar yang letaknya agak jauh dari Mika. Sebenarnya risih banget si Mika, tapi mau gimana, dia juga nggak mau mempermalukan Ata di depan umum dan membuatnya sakit hati.

Bersambung

1
☠ᵏᵋᶜᶟ𝕸y💞Putri𖣤​᭄𒈒⃟ʟʙ⏤͟͟͞͞R
di bab awal dijelaskan Kevin satu tahun di atas Rere, sekarang malah 28. ata juga awalnya dijelaskan umur 23 disini malah 26...
nona ahza: iya kk makasi saran dan krtiknya, sangat berharga sekali, sebagai motifasi buat aku😍🙏
☠ᵏᵋᶜᶟ𝕸y💞Putri𖣤​᭄𒈒⃟ʟʙ⏤͟͟͞͞R: semangat, ceritanya seru...
diperhatikan lagi, jangan sampai ada typo 🤗
total 3 replies
☠ᵏᵋᶜᶟ𝕸y💞Putri𖣤​᭄𒈒⃟ʟʙ⏤͟͟͞͞R
sepertinya seru
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!