NovelToon NovelToon
Ketika Istriku Berbeda

Ketika Istriku Berbeda

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Berbaikan / Cinta pada Pandangan Pertama / Tamat
Popularitas:1.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: Muhammad Yunus

"Mas kamu sudah pulang?" tanya itu sudah menjadi hal wajib ketika lelaki itu pulang dari mengajar.

Senyum wanita itu tak tersambut. Lelaki yang disambutnya dengan senyum manis justru pergi melewatinya begitu saja.

"Mas, tadi..."

Ucapan wanita itu terhenti mendapati tatapan mata tajam suaminya.

"Demi Allah aku lelah dengan semua ini. Bisakah barang sejenak kamu dan Ilyas pulang kerumah Abah."

Dinar tertegun mendengar ucapan suaminya.

Bukankah selama ini pernikahan mereka baik-baik saja?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muhammad Yunus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kalah lagi.

Troy menemani Umi Zalianty menunggu Hassan yang bicara dengan Kiai Ahmad Sulaiman. Troy juga menyemangati Umi Zalianty untuk berpikir positif agar beliau tidak terlalu tegang.

"Jangan tersinggung dengan apapun yang nanti akan suamiku katakan pada Hassan. Percayalah beliau hanya sedang marah saat ini. Umi Zalianty sengaja mengatakannya agar Troy bisa mengantisipasi nakal seperti apa situasi mereka.

" Ya, aku mengerti. Saudaraku terlalu cepat mengambil keputusan. Itu pasti mengejutkan. " ujar Troy. Padahal dia sendiri juga terkejut saat mengetahui kembarannya itu baru menikah seminggu yang lalu dan langsung meminta pisah begitu saja.

Umi Zalianty bisa merasakan ketulusan Troy pada Hassan. Mungkin karena mereka kembar jadi perasaan mereka saling terkait.

Kiai Ahmad Sulaiman, marah. Ketika tahu Hassan memilih melepaskan keluarga barunya.

Ia tak menyangka Hassan sampai pada titik itu mencintai seseorang. Seseorang yang bahkan belum bisa dipastikan akan kembali untuk mereka atau tidak.

Kiai Ahmad Sulaiman kecewa, karena Hassan terlalu gegabah dalam memutuskan jalan hidupnya. Ia khawatir Hassan akan sampai pada kenestapaan ketika nanti takdir tak berpihak untuknya.

"Allah ya Karim." Umi Zalianty yang tidak tahu tentang perasaan Hassan pada Dinar terpengkur ketika suaminya memberi tahu perasaan Hassan yang sebenarnya.

Tentunya setelah suaminya lebih dulu meminta Hassan pulang.

Bagaimana semua luput dari pengawasannya? Selama ini putranya tampak wajar.

Kiai Ahmad Sulaiman juga langsung menghubungi Sahabatnya, Ustadz Salim. Beliau menyampaikan beribu maaf atas tindakan Hassan. Keluarga besar Ustadz Salim memang tidak terima tapi keluarga inti memaklumi dan memaafkan Hassan.

Apa yang terjadi juga sudah kehendak Allah, mereka menerima. Ning Risma juga sudah legowo, secara gamblang Ustadz Salim menuturkan kalau hari dimana Hassan satu Minggu di rumah sakit, pada hari ke tiga ada laki-laki yang mengkhitbah putrinya. Keluarga si pria belum tahu mengenai pernikahan siri Ning Risma dan Hassan. Maklum acara hanya dihadiri oleh keluarga dan beberapa tetangga, rencana resepsi masih di cari hari baik, sembari mengesahkan pernikahan mereka secara hukum.

*******

Hassan belum berani menemui Kiai Ahmad Sulaiman, sejak hari dimana abahnya murka, tapi Hassan tidak mau lagi membohongi diri, jika nanti pun dia di dahului oleh malaikat izrail, tak mengapa, itu tandanya ia bukan orang yang baik untuk Dinar.

Kini sudah hari ke dua puluh Irham meninggal dunia, selama itu pula Bapak dan ibunya di boyong oleh Kiai Ahmad Sulaiman ke rumah beliau di Jombang. Meskipun kini Irham sudah tidak ada, tapi hubungan mereka tidak boleh putus.

Bapak Irham seorang petani. Pastinya tidak mudah untuk menerima kenyataan putranya di panggil begitu cepat. Beliau jatuh tak sadarkan diri di sawah saat tetangganya memberi tahu kematian Irham. Untuk itu Kiai Ahmad Sulaiman memilih memboyong besan nya untuk tinggal di rumahnya yang berada di Jombang, setidaknya sampai empat puluh hari Irham nanti.

Sejak dua puluh hari terakhir, Kiai Ahmad Sulaiman dan Umi Zalianty pulang ke rumah beberapa kali. Sejak Hassan mengakui perasaannya, sejak itu pula Umi Zalianty membatasi kunjungan Hassan. Dan waktu begitu cepat berlalu.

Kini sudah hampir empat bulan, Dinar memejamkan mata. Belum ada perubahan berarti selain jemari perempuan itu yang sempat bergerak beberapa kali.

Hari ini Hassan di izinkan kembali mengunjungi Dinar, Sudah tidak terhitung jumlahnya air mata serta doa yang mengalir dan mengalun dari bibirnya.

Dokter mengatakan kondisi Dinar menurun tiga hari ini, bahkan Hassan mendengar percakapan Abah dan Uminya jika mereka berencana mencabut alat penopang hidup untuk Dinar. Dengan alasan tidak tega melihat penderitaan putrinya.

Meski Hassan mampu membayar alat penopang hidup itu untuk Dinar. Tapi Hassan sadar di bukan siapa-siapa.

Setelah siap dengan pakaian steril yang disiapkan oleh pihak rumah sakit. Hassan masuk melihat kondisi Dinar.

"Tak apa jika kita tak bisa bersama, asal kamu masih bisa ku lihat di dunia ini, aku ikhlas." ucap Hassan ketika hampir dua menit duduk mengamati wanita yang sangat di cintainya.

"Mungkin ini terakhir kali aku bisa memandang mu sepuas ini, esok atau nanti aku tak yakin mendapat izin dari Abah dan Umi." Hassan menjeda ucapannya. "Dinar....Abang mencintaimu." Isak rendah itu tidak dapat Hassan bendung.

Hari ini Hassan akan berangkat ke Jombang. Laki-laki yang dulu bersikeras ingin menjadi pengacara itu kini suka rela mengurus pesantren.

Tidak ada lagi Irham, tidak ada lagi Dinar. Bahkan penerus mereka yang istimewa telah kembali kepangkuan Nya.

Demi Abah dan Umi, demi cintanya pada Dinar Hassan tidak lagi perduli dengan cita-citanya.

Hubungannya dengan keluarga Sanjaya baik, tapi perbedaan keyakinan membuat sedikit berjarak. Troy kerap mengunjunginya ketika ada pekerjaan di Jakarta. Bersyukur Troy berkesempatan untuk mengejar cita-citanya. Terakhir yang Hassan dengar, orang tuanya memberi syarat pada saudaranya.

"Abang pergi Dinar, bawalah cinta Abang bersamamu jika kamu memang lelah." Hassan berdiri membasahi bibirnya yang kering. Kemudian Hassan mengusap wajahnya menghilangkan jejak air mata di sana. Lalu setelahnya benar-benar melangkah pergi.

********

Hassan melangkah gontai memasuki rumah keluarga Dinar.

Ini hari ketiga ia pulang setelah sebelumnya sempat ke kota Surabaya mengisi acara kajian di tiga masjid. Malam ini baru pulang setelah mampir untuk melihat keadaan pondok.

Saat memasuki ruang keluarga dia mengerutkan keningnya ketika melihat ke atas dan menemukan pintu kamarnya terbuka. Seingatnya kamar miliknya selalu tertutup meskipun ia berada di rumah.

Hassan gegas naik ke lantai dua, penghuni rumah juga tidak tampak sama sekali, karena pasti Abah dan Umi Zalianty berada di rumah sakit di Jakarta.

"Yah, kependekan." Suara itu seketika menghentikan langkahnya. Jantung yang berdebar kencang karena rasa curiga kini gejolaknya berubah menjadi rasa penasaran.

"Tapi lebih bagus dari pada yang tadi." suara itu lebih jelas.

Hassan semakin mendekat ke arah pintu, langkahnya dibuat se pelan mungkin agar siapapun yang di dalam sana tak menyadari ke datangannya.

Tapi saat kepalanya baru saja melongok ke dalam kamarnya Hassan dikejutkan dengan sosok wanita tanpa hijab memakai pakaiannya.

Hassan mematung di tempatnya berdiri. Dari belakang tubuh wanita itu familiar. Tapi siapa yang tidak berhijab di rumah ini?

Jikapun keluarga Irham, Hassan sudah mengenal semuanya, dan Irham tidak punya adik perempuan. Kalaupun pembantu baru, bagaimana bisa lancang memasuki kamarnya.

Tebakan-tebakan itu langsung hilang manakala suara uminya terdengar dari arah kamar mandi kamarnya.

"Hassan, kamu pulang, Nak?"

Wanita yang memakai pakaiannya itu ikut menoleh ke arah pintu. Dan betapa terkejutnya Hassan melihat siapa sosok tak berhijab yang memunggunginya.

"U- Umi..." bata Hassan. Wanita yang ternyata Dinar itu hanya melihatnya sekilas tanpa sapaan atau ekspresi apapun.

"Sudah dapat bajunya, Nak?" terlebih dahulu Umi Zalianty menghampiri Dinar sebelum pada Hassan.

"Apa yang terjadi, Umi?" tanya Hassan ketika Umi Zalianty menariknya menjauh.

"Dinar kehilangan seluruh ingatannya, dia tidak mengingat apapun dan siapapun, bahkan dokter tidak memperbolehkan siapapun untuk mengorek memorinya. Hassan, Dinar tidak bisa hidup di lingkungan sekitar, akan ada orang yang menanyakan ini dan itu padanya, di rumah sakit Dinar selaku pingsan saat diminta mengingat sesuatu." jelas Umi Zalianty disertai derai air mata.

"Jadi?" Hassan gamang.

"Kamu kelola pesantren Al-Hasan, Abah dan Umi akan membawa Dinar ketempat yang tidak pernah mengingatkan Dinar pada masa lalunya."

"Bagaimana dengan perasaan Hassan, Umi?" tanya Hassan pilu.

"Kamu tidak bisa menikahi Dinar yang seperti kertas kosong, Hassan."

"Tapi, Umi.."

"Masih banyak wanita diluar saya yang jauh lebih sempurna dari Dinar, meskipun Umi mengenalmu sebagai pria yang baik, tapi Umi tidak bisa melepaskan Dinar disaat dia seperti itu."

"Mah, aku capek!" Hassan yang hendak membuka mulutnya, urung ketika suara Dinar menggema.

Umi Zalianty mengelus rambut Hassan, sebelum meninggalkannya menghampiri Dinar yang langsung dipindahkan ke kursi roda.

"Aku mau tidur disini aja, Ma. Kamarnya nggak banyak warna, aku suka." suara Dinar kembali terdengar.

Hassan tersenyum simpul. Mengapa kata-kata ku kau catat wahai Malaikat?? "Tak apa jika kita tak bisa bersama, asal kamu masih bisa ku lihat di dunia ini, aku ikhlas." Hassan bergumam lirih seraya tersenyum ironis.

1
Cinta Salsabila
saya suka ceritanya 👍👍👍👍
nietta harry
sholat berjamaah berdua?? bukankah Dinar dlm masa nifas setelah melahirkan...???
Lilan
pernah ada d posisi Dinar.. kuat Dinar kami bisaa
Lilan
sampai bab ini nyesek banget, ngebayangin ada diposisi Dinar mungkin aku gak sanggup.🙏🙏
Hera
wuuiih sad ending Dinarnya 😢😭
Hera
👍🏻👍🏻👍🏻
Tri Utari Agustina
Ceritanya bagus banget Thor semoga bermanfaat novel bagi pembaca
Sandisalbiah
𝚋𝚎𝚗𝚎𝚛𝚊𝚗 𝚜𝚊𝚍 𝚎𝚗𝚍𝚒𝚗𝚐...
Sandisalbiah
𝚍𝚞𝚕𝚞 𝙳𝚒𝚗𝚊𝚛 𝚢𝚐 𝚊𝚖𝚗𝚎𝚜𝚒𝚊 𝚜𝚊𝚖𝚙𝚊𝚒 𝚕𝚞𝚙𝚊 𝚜𝚎𝚐𝚊𝚕𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚍𝚊𝚗 𝚋𝚎𝚐𝚒𝚝𝚞 𝚒𝚗𝚐𝚊𝚝𝚊𝚗 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚔𝚎𝚖𝚋𝚊𝚕𝚒 𝚍𝚐𝚗 𝚔𝚎𝚓𝚊𝚖 𝚍𝚒𝚊 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚑𝚞𝚓𝚊𝚝 𝚜𝚞𝚊𝚖𝚒𝚗𝚢𝚊.. 𝚔𝚒𝚗𝚒 𝚐𝚊𝚗𝚝𝚒𝚊𝚗 𝙷𝚊𝚜𝚊𝚗 𝚢𝚐 𝚑𝚒𝚕𝚊𝚗𝚐 𝚒𝚗𝚐𝚊𝚝𝚊𝚗, 𝚊𝚙𝚊 𝚍𝚒𝚊 𝚋𝚊𝚔𝚊𝚕 𝚐𝚊𝚗𝚝𝚒𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚞𝚊𝚗𝚐 𝙳𝚒𝚗𝚊𝚛 𝚍𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚒𝚔𝚞𝚝𝚒 𝚔𝚎𝚖𝚊𝚞𝚊𝚗 𝚒𝚋𝚞 𝚔𝚊𝚗𝚍𝚞𝚗𝚐𝚗𝚢𝚊? 𝚔𝚘𝚗𝚏𝚕𝚒𝚔𝚗𝚢𝚊 𝚐𝚊𝚔 𝚓𝚊𝚞𝚑² 𝚍𝚊𝚛𝚒 𝚔𝚎𝚌𝚎𝚕𝚊𝚔𝚊𝚊𝚗 𝚍𝚊𝚗 𝚊𝚖𝚗𝚎𝚜𝚒𝚊 𝚓𝚞𝚐𝚊 𝚔𝚎𝚖𝚊𝚝𝚒𝚊𝚗 𝚒𝚗𝚒.. 𝚍𝚛 𝙸𝚛𝚑𝚊𝚖 𝚍𝚊𝚗 𝙸𝚕𝚢𝚊𝚜..
Dewa Rana
kok dinar gak pegang uang sedikitpun
Tri Utari Agustina
Bikin emosi aja Irham rasakan suami Ratih datang dengan emosi
Tri Utari Agustina
Rasakan Eliyas istri pergi gimana rasanya istrinya
Sandisalbiah
𝚔𝚎𝚙𝚞𝚝𝚞𝚜𝚊𝚗 𝙷𝚊𝚜𝚊𝚗 𝚜𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚋𝚎𝚗𝚊𝚛, 𝚕𝚎𝚋𝚒𝚑 𝚋𝚊𝚒𝚔 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚑𝚒𝚗𝚍𝚊𝚛𝚒 𝚝𝚎𝚛𝚓𝚊𝚍𝚒𝚗𝚢𝚊 𝚖𝚊𝚜𝚊𝚕𝚊𝚑, 𝚊𝚙𝚊 𝚕𝚊𝚐𝚒 𝚒𝚗𝚒 𝚋𝚎𝚛𝚑𝚞𝚋𝚞𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚍𝚐𝚗 𝚘𝚛𝚐 𝚝𝚎𝚛𝚍𝚎𝚔𝚊𝚝𝚗𝚢𝚊
Sandisalbiah
𝚜𝚊𝚝𝚞 𝚛𝚞𝚋𝚊𝚑 𝚋𝚎𝚝𝚒𝚗𝚊 𝚋𝚎𝚛𝚑𝚊𝚜𝚒𝚕 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚞𝚊𝚝 𝚐𝚎𝚐𝚎𝚛 𝚜𝚊𝚝𝚞 𝚙𝚘𝚗𝚍𝚘𝚔 𝚙𝚎𝚜𝚊𝚗𝚝𝚛𝚎𝚗.. 𝚑𝚎𝚋𝚊𝚝 𝚜𝚎𝚔𝚊𝚕𝚒 𝚒𝚗𝚒 𝚋𝚎𝚝𝚒𝚗𝚊 𝚢𝚐 𝚐𝚊𝚔 𝚋𝚎𝚛𝚊𝚔𝚑𝚕𝚊𝚔.. 𝚑𝚒𝚍𝚞𝚙 𝚕𝚊𝚐𝚒.. 𝚍𝚒𝚊 𝚓𝚞𝚐𝚊 𝚍𝚊𝚕𝚊𝚗𝚐 𝚍𝚒 𝚋𝚊𝚕𝚒𝚔 𝚙𝚎𝚗𝚞𝚜𝚞𝚔𝚊𝚗 𝚊𝚢𝚊𝚑 𝙳𝚒𝚗𝚊𝚛.. 𝚑𝚊𝚒𝚜𝚑𝚑
Sandisalbiah
𝚔𝚎𝚗𝚢𝚊𝚝𝚊𝚊𝚗 𝚗𝚢𝚊 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚗𝚐 𝚊𝚍𝚊 𝚜𝚎𝚋𝚊𝚐𝚒𝚊𝚗 𝚘𝚛𝚐 𝚢𝚐 𝚋𝚒𝚜𝚊 𝚖𝚎𝚗𝚌𝚎𝚗𝚊𝚑 𝚜𝚎𝚝𝚒𝚊𝚙 𝚔𝚊𝚕𝚒𝚖𝚊𝚝 𝚍𝚐𝚗 𝚋𝚎𝚐𝚒𝚝𝚞 𝚖𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚝𝚙 𝚜𝚎𝚋𝚊𝚐𝚒𝚊𝚗 𝚕𝚊𝚐𝚒 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚗𝚐 𝚑𝚊𝚛𝚞𝚜 𝚙𝚎𝚕𝚊𝚗 𝚍𝚊𝚗 𝚕𝚊𝚖𝚋𝚊𝚝 𝚋𝚞𝚊𝚝 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚑𝚊𝚖𝚒 𝚜𝚎𝚝𝚒𝚊𝚙 𝚔𝚊𝚕𝚒𝚖𝚊𝚝 𝚃𝚑𝚘𝚛... 𝚜𝚊𝚖𝚊 𝚜𝚎𝚙𝚎𝚛𝚝𝚒 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚑𝚊𝚖𝚒 𝚔𝚊𝚝𝚊² 𝚍𝚕𝚖 𝚑𝚊𝚍𝚒𝚜𝚝 𝚍𝚊𝚗 𝚒𝚜𝚒 𝙵𝚒𝚛𝚖𝚊𝚗 𝙰𝚕𝚕𝚊𝚑, 𝚔𝚞𝚍𝚞 𝚙𝚎𝚕𝚊𝚗 𝚍𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚞𝚕𝚊𝚗𝚐 𝚋𝚎𝚋𝚎𝚛𝚊𝚙𝚊 𝚔𝚊𝚕𝚒 𝚞𝚝𝚔 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚑𝚊𝚖𝚒 𝚊𝚛𝚝𝚒 𝚍𝚕𝚖 𝚔𝚊𝚕𝚒𝚖𝚊𝚝 𝚒𝚝𝚞 𝚍𝚊𝚗 𝚒𝚝𝚞 𝚏𝚊𝚔𝚝𝚊 𝚋𝚊𝚑𝚠𝚊 𝚜𝚎𝚋𝚊𝚐𝚒𝚊𝚗 𝚘𝚛𝚐 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚗𝚐 𝚊𝚍𝚊 𝚢𝚐 𝚋𝚎𝚐𝚒𝚝𝚞 𝚕𝚊𝚖𝚋𝚊𝚝 𝚋𝚞𝚊𝚝 𝚖𝚎𝚗𝚌𝚎𝚛𝚗𝚊 𝚖𝚊𝚔𝚗𝚊 𝚢𝚐 𝚝𝚎𝚛𝚔𝚊𝚗𝚍𝚞𝚗𝚐 𝚍𝚕𝚖 𝚔𝚊𝚕𝚒𝚖𝚊𝚝² 𝚝𝚛𝚜𝚋𝚞𝚝.. 𝚖𝚊𝚊𝚏 𝚝𝚑𝚘𝚛
Sandisalbiah
𝚊𝚔𝚞 𝚔𝚊𝚗 𝚔𝚎𝚙𝚘 𝚓𝚞𝚐𝚊 𝚍𝚐𝚗 𝚒𝚜𝚒 𝚝𝚞𝚕𝚒𝚜𝚊𝚗 𝙳𝚒𝚗𝚊𝚛, 𝚔𝚘𝚔 𝚐𝚊𝚔 𝚍𝚒 𝚋𝚊𝚐𝚒 𝚝𝚊𝚞 sih😔
Sandisalbiah
𝚓𝚊𝚍𝚒 𝚜𝚎𝚋𝚎𝚗𝚊𝚛𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚎𝚕𝚊𝚖𝚊 𝚒𝚗𝚒 𝚖𝚎𝚛𝚎𝚔𝚊 𝚒𝚗𝚒 𝚜𝚊𝚕𝚒𝚗𝚐 𝚓𝚊𝚝𝚞𝚑 𝚌𝚒𝚗𝚝𝚊 𝚝𝚙 𝚔𝚛𝚗 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚒𝚛𝚊 𝚖𝚎𝚛𝚎𝚔𝚊 𝚜𝚊𝚞𝚍𝚊𝚛𝚊 𝚜𝚎𝚙𝚎𝚛𝚜𝚞𝚊𝚞𝚊𝚗 𝚖𝚊𝚔𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚔𝚎𝚍𝚞𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚊𝚕𝚒𝚗𝚐 𝚖𝚎𝚗𝚞𝚝𝚞𝚙𝚒 𝚙𝚎𝚛𝚊𝚜𝚊𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚛𝚎𝚔𝚊
Sandisalbiah
𝚏𝚒𝚛𝚊𝚜𝚊𝚝 𝚢𝚐 𝚍𝚒𝚛𝚊𝚜𝚊𝚔𝚊𝚗 𝙳𝚒𝚗𝚊𝚛... 𝚑𝚒𝚗𝚐𝚐𝚊 𝚒𝚊 𝚝𝚎𝚛𝚞𝚜 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚗𝚍𝚊𝚗𝚐 𝚛𝚞𝚖𝚊𝚑 𝚖𝚊𝚜𝚊 𝚔𝚎𝚌𝚒𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚎𝚋𝚎𝚕𝚞𝚖 𝚋𝚎𝚛𝚊𝚗𝚐𝚔𝚊𝚝
Fitri Yah
ya Allah semoga novel ini sampai kepembaca yg lain, jujur saja Thor beberapa hr ini sy baca smua novel membosankan udh lama off dr novel tp Alhamdulillah sy Nemu yg bener" bagus islami yg g terlalu fanatik ada lucu dikit
linanda eneste
dy belajar agama kan ya? tugas suami ya direpotkan istri lah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!