Secret Wedding ( Jimmy & Alisa )

Alisa menyisir rambutnya, tapi dia kebingungan saat meraba ikat rambut yang tadi dia letakan di meja tiba-tiba saja raib entah kemana. 

"Lho, iket rambut aku kemana ya? Perasaan tadi gue simpen disini." Gumam Alisa, dia berjongkok di bawah meja rias, barangkali jatuh. Tapi nihil, ikat rambut nya tak ada. 

"Nyari apa?"

"Iket rambut gue gak ada, padahal tadi gue simpen disini." Jawab Alisa sambil celingukan mencari karet rambutnya. 

"Ini maksud Lo?" Tanya Jimmy lagi sambil menunjukan karet rambut milik Alisa, membuat gadis itu mendongak.

"Iya, ketemu dari mana?" 

"Dari situ." Tunjuk Jimmy ke ambang pintu, faktanya dia memang menemukan ikat rambut milik istri nya itu di bawah pintu kamar mandi. Mungkin terjatuh saat Alisa habis mandi tadi.

"Yaudah, thanks deh." Alisa bersiap menguncir rambut nya seperti biasa, di kuncir kuda agar terlihat lebih simpel. 

Tapi, tangan nya keburu di tahan Jimmy. Tentu saja Alisa keheranan, ada apa dengan pria itu?

"Kenapa sih?"

"Kali-kali ngiket rambutnya bedain kali." Jawab Jimmy.

"Gue suka yang simpel."

"Ini juga simpel, sana Lo." Jimmy membalikan tubuh istrinya menghadap ke cermin. Jimmy mengambil sedikit rambut Alisa dan mengikat nya perlahan. Alisa mengerjap beberapa kali saat melihat seorang Jimmy mengikat rambutnya? Wahh, harus di abadikan ini.

"Jim.." 

"Oyy.." jawab Jimmy, tanpa menoleh ke arah cermin. Dia terlalu fokus mengikat rambut istrinya, membuatnya seperti apa yang dia inginkan. Tapi, tujuan utama nya adalah ingin menutupi tanda kemerahan di leher Alisa akibat perbuatan nya kemarin malam.

"Gue boleh ambil foto kita di posisi ini gak?"

"Serah Lo aja," jawab Jimmy, Alisa meraih ponsel nya dan membuka aplikasi kamera lalu melakukan mirror selfie dengan pose dua jari. 

"Bagus gak?" Tanya Alisa minta pendapat suaminya.

"Mayan." Jawab Jimmy membuat Alisa merotasikan mata nya.

"Posting boleh?"

"Izin mulu, serah Lo aja. Udah, gue mau mandi dulu." Jawab Jimmy, dia telah menyelesaikan ikatan rambutnya. 

Alisa melihat pantulan dirinya di cermin, style rambut buatan Jimmy ternyata bagus juga. 

"Selera nya bagus juga, gue keliatan cantik sih." Gumam Alisa.

"Emang Lo cantik, Lo kan cewek." Celetuk Jimmy yang baru selesai mandi.

"Buseet, mandi nya bentar doang. Mandi kadal Lu ye?" Tanya Alisa.

"Apaan mandi kadal, mandi buaya gue mah." Jawab Jimmy sambil melangkah masuk ke ruang ganti. 

"Idih, bersisik kayak buaya nanti. Tapi kulit buaya mahal juga sih, bagus di jadiin tas." 

Setelah selesai dengan acara ejek-ejekan nya, Alisa turun lebih dulu. Seperti biasa, dia akan di sambut oleh senyum cerah ibu mertua nya. 

"Selamat pagi, sayang."

"Pagi Ma." Jawab Alisa sambil tersenyum manis. 

"Jimmy mana?"

"Masih siap-siap, Ma. Paling bentar lagi turun kok." Jawab Alisa. Benar saja, tak lama kemudian Jimmy terlihat menuruni tangga dengan cepat. 

"Lis, kita gak keburu sarapan. Lo buatin gue bekel ya, nanti ada latihan basket." 

"Ohh iya." Jawab Alisa, dia meletakan tas nya dan pergi ke dapur. 

"Sandwich aja yang cepet." Teriak Jimmy sambil menggulung lengan jaket nya hingga ke siku. 

Alisa membuat sandwich sayur dan buah, dia mengoleskan krim dan menata buah stroberi lalu menutup nya dengan roti lagi dan memotong nya hingga berbentuk segitiga dan memasukan nya ke dalam wadah, selesai.

"Ini punya Lo, ini punya gue." 

"Enak aja, gue yang biru." Protes Jimmy saat Alisa memberikan kotak bekal berwarna pink pada nya.

"Isshh yaudah, isi nya sama ini." 

Setelah acara debat dulu sebelum berangkat sekolah, akhirnya kedua nya pun berangkat bersama-sama. 

"Anak-anak itu sangat menggemaskan, persis seperti aku dan Mas Raksa dulu." Gumam Larissa sambil menggelengkan kepala nya lalu tersenyum. 

Di sekolah, ternyata Alisa lupa kalau hari ini dia bagian piket dan sebagai hukuman nya, dia harus berdiri menghormat bendera selama jam pelajaran pertama.

"Aduh, mana belom sarapan lagi." Gumam Alisa sambil berjalan ke arah lapangan yang biasa nya di pakai anak-anak untuk bermain basket, upacara bendera juga. 

Alisa berdiri sendirian di tengah lapangan sambil menghormat bendera. Dia merutuki dirinya sendiri, kenapa dia bisa lupa kalau hari ini dia yang bertugas piket. 

Tak lama kemudian, Ayuna and the geng keluar dengan tujuan meledek Alisa yang kena hukuman untuk pertama kali nya. Selama ini, dia di kenal sebagai murid yang pandai dan tepat waktu. 

"Haha, kasian anak teladan di hukum gara-gara lupa bagian beres-beres." Ejek Ayuna. 

Tapi, Alisa berpura-pura tak mendengar ucapan gadis itu. Dan jelas saja itu membuat Ayuna marah. 

"Heh, telinga Lo budeg ya?"

"Gak, telinga gua masih berfungsi dengan baik. Cuma telinga gue tuh berkualitas, dia tahu mana yang harus di denger sama yang enggak. Telinga gue ini terlalu bagus buat menyaring omongan sampah Lo." Jawab Alisa. 

Ayuna mengepalkan kedua tangan nya, bicara dengan Alisa selalu bisa membuatnya kesal, gadis itu selalu bisa membalikkan keadaan dan membuatnya bungkam dengan jawaban-jawaban yang membuat dirinya sendiri terpojok.

"Yok gaes, kita ke kantin aja lah. Panas disini, mending beli lemon tea." Ajak Ayuna. 

Ternyata jam pelajaran pertama kosong, karena gurunya sakit jadi tak bisa mengajar. Eva dan Denis juga Fahri berjalan mendekat ke arah Alisa yang sudah terlihat lemas dan wajahnya pucat.

"Lis, Lo gapapa?" Tanya Eva khawatir.

"Lemes bestie, gue belom sarapan malah di suruh hormat bendera." Jawab Alisa, dia berjalan pelan bersama ketiga teman nya. Kepala nya terasa pusing, dunia seolah berputar dan brukk.. 

Alisa jatuh tak sadarkan diri di tengah lapangan, jelas saja membuat Eva sangat khawatir melihat sahabatnya.

"Lis, bangun Lis.." ucap Eva sambil menepuk-nepuk wajah Alisa, tapi gadis itu tak kunjung bangun. 

Denis mengambil inisiatif untuk membawa Alisa ke ruang UKS, agar bisa beristirahat dengan tenang. 

Farhan yang melihat itu langsung lapor kepada Jimmy yang sedang merokok di gudang, dekat lapangan.

"Jim, bini Lo tumbang di lapangan? Buruan bawa ke UKS, keburu di bawa sama teman nya." Ucap Farhan sambil terengah karena habis berlari.

Kini, giliran Jimmy yang berlari dan saat sampai di lapangan basket, dia melihat istrinya masih ada disana. Sedikit terjadi perdebatan antara Denis dan Eva. 

Seperti nya gadis itu tau kalau Farhan melapor padanya, dia seperti mengulur waktu menunggu dia datang dulu. 

Jimmy berjalan seperti biasanya, dia menunduk dan langsung membawa Alisa ke dalam gendongan nya hanya dalam satu kali gerakan.

"Temen nya pingsan bukan di bawa ke UKS malah berantem, temen macam apa kalian hah?" Bentak Jimmy, membuat perdebatan itu selesai seketika. Eva menghela nafas nya saat melihat Jimmy datang dan langsung menggendong Alisa, membawa nya ke UKS. 

Entah akan seperti apa marahnya Jimmy jika sampai Alisa di bawa ke UKS oleh Denis atau Harry, bisa-bisa bukan hanya bibir Alisa yang bengkak, tapi tubuhnya yang membengkak nanti. 

......

🌻🌻🌻🌻🌻