NovelToon NovelToon
TRANSMIGRASI QUEEN AZURA

TRANSMIGRASI QUEEN AZURA

Status: tamat
Genre:Tamat / Reinkarnasi
Popularitas:3.6M
Nilai: 4.8
Nama Author: Nitaastri

Queen Azura adalah seorang gadis tangguh dan tidak pernah takut pada apapun. tumbuh sebagai anak Yatin piatu membuatnya menjadi anak yang kuat. Azura juga merupakan gadis berhati dingin dan pendiam. Dia tidak terlalu suka berinteraksi dengan orang yang tidak dikenalnya terlebih jika orang itu tidak dia sukai. memiliki wajah sangar terkadang membuatnya ditakuti banyak orang, yah tentu saja Azura adalah mantan petinju wanita. dia selalu memenangkan kejuaraan tinju selama ini. Azura hanya memiliki 1 sahabat, sedangkan kekasih Azura tentu saja tidak memilikinya. dengan wajah menakutkan seperti itu memang siapa yang mau menjadi kekasihnya. Selama hidupnya Azura belum pernah merasakan yang namanya cinta dan dia juga tidak begitu tertarik dengan yang namanya cinta. Karena bagi Azura cinta hanya membuat seseorang menjadi lemah.
Bagaimana kisah Azura si perempuan tangguh yang tidak mengenal arti cinta, Justru bertransmigrasi ke tubuh seorang wanita yang selalu mengejar cinta suaminya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nitaastri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28

"Kalau kamu mau tertawa, silahkan tertawa saja tidak usah di tahan." Geram Javier yang tidak lain adalah ayah Aletha.

"Gimana rasanya pukulan cewe tadi?" Tanya Bagas, sekertaris sekaligus sahabat Javier.

"menurut kamu." jawab Javier ketus, membuat Bagas tertawa terbahak-bahak. Baru kali ini ada wanita yang berani memukul sahabatnya itu.

"Tapi dia cantik, nggak berminat jadiin dia calon mommy buat Aletha." Tanya Bagas pada sahabatnya yang sangat anti wanita itu.

"nggak, cewe bar-bar seperti itu bukan tipe saya." Javier masih kesal dengan insiden memalukan yang menimpanya tadi. Bagaimana bisa dia di kalahkan seorang wanita, itu sungguh memalukan.

"Jangan sampai jilat ludah sendiri loh vier." ujar Bagas.

"tidak akan." Javier menatap Bagas tajam, bagaimana bisa sahabatnya itu mengatakan hal seperti itu. Membayangkan wanita yang memukulnya tadi saja dia malas apalagi jika wanita itu di jadikan istri. Javier bergidik ngeri membayangkan hal itu.

"Nggak capek jomblo terus dari lahir?" Tanya Bagas.

"Tidak. Lagipula saya sudah punya Aletha." tegas Javier.

"Tapi emang kamu nggak pengen punya anak kandung sendiri? Aletha memang masih satu darah sama kamu, karena biar bagaimanapun dia anak dari almarhum kakak kamu Jeffrey. Tapi emang kamu nggak kepengen punya anak kandung sendiri, memiliki keluarga kecil seperti orang-orang." Bagas mencoba bertanya, walau dia tau sahabatnya ini tidak menyukai topik pembahasan ini tapi menurut Bagas mau sampai kapan Javier akan terperangkap dalam masa lalu kelamnya itu. Lagipula wanita yang dulu pernah melecehkan Javier saat masih kecil dulu juga sudah tewas di bunuh ayah Javier. Tapi sepertinya tidak mudah untuk menghilangkan trauma itu.

"Kamu nggak kasian apa sama Tante Anisa yang terus nanyain kamu kapan nikah. Umur kamu udah 32 tahun loh sekarang." Nasehat Bagas.

"Kamu mengatakan itu seperti kamu sudah punya kekasih saja, jika kamu lupa umur kamu juga 32 tahun dan belum memiliki kekasih jadi kita sama bukan." Javier kesal sekali dengan sahabatnya ini, jika bukan sahabat sudah Javier buang si Bagas itu di benua Antartika sana. Biar jadi teman para pinguin sekalian.

"Ih, jahat banget sih. Lagian ya aku jomblo juga gara-gara kamu yang nggak pernah ngasih aku libur buat cari cewe." Ketus Bagas.

"menyetir saja yang benar tidak usah membahas wanita." Javier menatap tajam Bagas. Sahabatnya itu tidak akan berhenti jika tidak di suruh berhenti.

°°°°°°°

Sedangkan Nadine, setelah insiden memalukan di minimarket tadi, dia langsung bergegas pulang. Dia merasa sangat malu, terlebih ada banyak orang menatapnya tadi.

Semoga saja dia tidak bertemu kembali dengan pria tadi. Rasanya Nadine tidak memiliki muka lagi jika harus bertemu dengan ayah Aletha tadi.

Hari ini Nadine merasa benar-benar lelah secara fisik maupun batin. Sepertinya setelah sampai rumah Nadine akan langsung tidur saja. Mungkin saja setelah bangun tidur dia bisa melupakan insiden memalukan yang menimpanya tadi kan.

Kedua anaknya juga sudah tertidur sejak tadi, sepertinya kedua anaknya ini merasa sangat lelah setelah mereka berbelanja seharian.

Tapi sepertinya keinginan Nadine untuk beristirahat setelah sampai rumah harus di tunda dulu, karena saat ini Nadine melihat mantan ibu mertuanya berdiri sambil melipat tangannya di dada tepat di depan rumahnya.

Wajah angkuh wanita tua itu tidak pernah berubah, padahal sudah banyak hal yang menimpa keluarganya. Tapi sepertinya hal itu tidak mampu menyadarkan mantan ibu mertuanya itu.

yah, memang sulit sih mengubah karakter seseorang, jadi biarkan sampai dia sadar sendiri.

Tanpa membuang waktu Nadine segera keluar dari mobil dan menghampiri mantan ibu mertuanya itu.

"Mau apa nyonya datang ke rumah saya?" Tanya Nadine ketus.

"Apakah kamu tidak memiliki sopan santun sampai tidak mengizinkan tamu kamu untuk masuk ke dalam?" Sarkas Widya menatap Nadine remeh.

Sungguh rasanya Nadine ingin meninju wajah menyebalkan mantan ibu mertuanya itu.

"Baik, tapi saya harus memarkirkan mobil saya terlebih dahulu." ujar Nadine lalu segera menuju mobilnya.

Usai memarkirkan mobilnya dengan aman, Nadine segera meminta Kelaya untuk menurunkan semua barang belanjaannya sementara dia akan menggendong kedua anaknya ke kamar.

Nadine juga sudah menyuruh mantan ibu mertuanya itu untuk masuk tadi. Walau tampang mantan ibu mertuanya itu membuat darah tingginya meningkat drastis tapi bukankah dia harus menghargai wanita yang lebih tua.

Lagipula Nadine ingin mengetahui tujuan apa yang membawa wanita tua itu kerumahnya. Juga darimana wanita itu tau alamat rumahnya.

"Maaf kalau nyonya menunggu lama, saya harus menidurkan kedua anak saya terlebih dahulu." Nadine lalu duduk di hadapan Widya, wanita tua ini masih saja angkuh padahal usianya sudah tua. Bukankah harusnya dia harus segera bertaubat sebelum malaikat maut menjemputnya.

"hmmm" gumam Widya, lalu menatap Nadine dari atas kepala sampai kaki.

"Ternyata perceraian kamu dengan anak saya cukup merubah penampilan kamu ya." Cibir Widya.

"Tidak usah berbasa-basi, katakan tujuan anda datang kemari karena saya tau anda pasti memiliki tujuan sehingga jauh-jauh datang hanya untuk menemui wanita seperti saya ini." Ujar Nadine menatap mantan mertuanya itu tajam.

"Saya ingin kamu menyerahkan kedua cucu saya pada Alexander. Tenang saja, saya akan membayar berapapun yang kamu inginkan asal kamu menyerahkan mereka berdua." Ujar Widya menatap Nadine remeh.

Mendengar hal itu tentu saja membuat Nadine amat terkejut. Wanita di hadapannya ini sepertinya sudah mulai tidak waras. Memang ibu Alexander itu pikir kedua anaknya barang sampai di diperjual belikan.

"Saya tidak pernah berpikir ingin menjual anak saya kepada anda ataupun anak anda nyonya." geram Nadine, sungguh wanita di hadapannya ini sangat tidak tau malu.

"Cih jangan sombong kamu Nadine, saya tau kamu sangat membutuhkan uang. Maka dari itu kamu bisa serahkan kedua cucu saya itu dan saya akan memberikan kamu uang berapapun yang kamu inginkan." Ujar Widya.

"Cucu anda bilang?"

"hahahahahaha bukankah dulu anda bahkan jijik menatap kedua anak saya nyonya. Lalu sekarang mengapa anda tiba-tiba mau mengakui kedua anak saya sebagai cucu anda. Saya masih ingat dulu anda bahkan sering mengatai anak saya sebagai anak haram. apakah anda merasa tidak malu, memungut anak yang anda katai anak haram itu setelah anda membuang mereka bagaikan sampah." Sarkas Nadine, sungguh Nadine rasanya sangat ingin mencabik-cabik wanita di hadapannya ini.

Sedangkan Widya menatap Nadine dengan penuh amarah, dia merasa sangat terhina setelah mendengar jawaban Nadine tadi. Jika bukan karena kedua cucunya mana mau dia menginjakan kakinya di rumah jelek ini.

"Satu lagi nyonya bukankah menantu anda yang terhormat itu sudah melahirkan seorang cucu untuk anda? lalu mengapa sekarang anda datang kesini dan mengemis hak asuh atas kedua anak saya. Benar-benar tidak tau malu, sama persis seperti putra anda yang bajingan itu dan nyonya saya tidak akan pernah mengirim kedua anak saya ke kandang siluman seperti rumah anda itu. Karena saya tidak ingin mental kedua anak saya rusak setelah memasuki kediaman anda yang katanya suci itu. Ini sangat lucu, bukankah anda mengatakan dulu jika lebih baik anda tidak pernah memiliki cucu di bandingkan memiliki cucu tapi harus terlahir dari rahim wanita murahan sepertiku. Lalu sekarang tiba-tiba saja anda datang dan mengakui anak wanita murahan sepertiku sebagai cucu. Sungguh sangat lucu sekali." Cibir Nadine

"Lebih baik anda sekarang pulang, karena rumah saya tidak menerima tamu orang suci seperti anda nyonya." Nadine lalu berdiri dan membuka pintu rumahnya dengan lebar.

"Silahkan keluar dan jangan pernah datang lagi. Karena saya tidak Sudi rumah saya di masuki oleh wanita seperti anda."Ujar Nadine sambil menatap dingin mantan ibu mertuanya itu.

"Beraninya kamu." murka Widya, saat tangan Widya akan menampar wajah Nadine. Nadine terlebih dahulu menahan tangan itu, Nadine bahkan memegang tangan mantan ibu mertuanya itu dengan sangat erat sampai wanita paruh baya itu meringis sakit.

"Silahkan anda keluar sebelum saya menyeret anda dengan kasar keluar dari rumah saya." Sarkas Nadine menatap dingin Widya. Emosinya sungguh di uji oleh mantan ibu mertuanya itu. Percayalah Nadine bukan tipe wanita yang sabar. Saat kesabarannya sudah di ambang batas Nadine akan memukul lawannya itu tidak peduli walau dia adalah seorang wanita sekalipun.

"Saya akan membalas penghinaan kamu ini, lihat saja nanti." Sarkas Widya lalu berjalan keluar meninggalkan rumah Nadine.

Tapi Nadine sama sekali tidak takut dengan ancaman itu, dia justru menganggap ancaman itu sebagai tantangannya dalam menjalani hidup.

Bukankah menjalani hidup tanpa tantangan itu tidak seru. Jadi Nadine akan menunggu kejutan apa yang akan ibu Alexander itu berikan untuknya nanti. Nadine akan menyambutnya dengan tangan terbuka. Tapi setelah itu, Nadine akan membalasnya dua kali lipat. Jangan pikir Nadine akan diam saja tanpa membalas, tentu saja tidak. Bukankah seekor singa tidak pernah melepaskan buruannya bahkan walau buruannya itu melarikan diri sekalipun. Seperti itu juga dengan Nadine, dia tidak akan melepas mantan ibu mertuanya itu jika wanita itu mengusik ketenangannya.

Bersambung.

Semoga kalian suka ya dengan cerita ini. Selamat membaca dan jaga selalu kesehatan kalian.🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰

1
IstiQamah Cintaku
makin menantang
IstiQamah Cintaku
makin seruu
Sri Wulandari
So sweet romantis sekali thour smoga mereka sllu bahagia & menggenggam erat satu sm lain selamanya saling mendukung dlm cinta 😍
Sri Wulandari
Semangat javier ungkapkan smua perasaan mu jngn takut d tolak setidaknya qm jg akan tau klu nadien jg mencintaimu 🤗💞💪💪💪💪💪
Yanti Sultan
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Sri Wulandari
Aq bacany ngakak trus thor🤣🤣🤣🤣🤣
Sri Wulandari
Anak yg pinter & cerdas bs aja jawabnya... dia jg tau klu mommynya suka banget sm duit😂😂😂
Mba Wie
Luar biasa
Umy Indri
muter muter terus
Sri Wulandari
Sepandai pandainya tupai melompat pasti akan jatuh jg sprti itulah qm sofia yg berusaha menutupi smua k burukanmu😔
Mama Alis
terlalu brutal kata kata nya
oktaviana mira
Luar biasa
sarah arami
bagus
sarah arami
byk bukti kejahatan sofia knp gk di masukin penjara
sarah arami
ikut sedih
Ibelmizzel
muncul lagi ibu goblok
Ibelmizzel
haha...qu bahagia sx dgn tingkah Nadine lope nadine
Ibelmizzel
mantap nadien klu mereka masih berkeras mau minta maaf boleh asal satu keluarga Nadine asli dipotong kakiny sebelah biar cacat seumur hidup utk mengantikan penderitaan mu selama 23 tanun lamanya terlalu kejam ya 😁😁😁😁
Ibelmizzel
belum tau mereka klu Nadine yg skrg penedam
Ibelmizzel
♥️utk nenek dan kakek👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!