Nia terpaksa menikah dengan Abizar untuk balas Budi. Karena suatu alasan Nia harus merahasiakan pernikahannya termasuk keluarganya. Orang tua Nia ingin menjodohkan Nia dengan Marcelino. Anak dari teman papanya.
Bagaimana kelanjutan pernikahan Abizar dan Nia ? Siapakah yang akan di pilih oleh Nia ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Scorpio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Datang ke Rumah
Asti mengepalkan tangannya melihat kepergian Hendrawan. Suaminya itu terus saja menghindari jika Asti mulai membicarakan agar Marcelino mengurus perusahaan. Sudah bertahun-tahun Asti membujuk Hendrawan untuk menyerahkan perusahaan kepada Marcelino. Tapi, jangankan menyerahkan untuk mengurusnya saja Hendrawan tidak percaya. Hendrawan masih kukuh ingin menyerahkan perusahaan kepada putra pertamanya yang sekarang entah di mana keberadaannya.
Hal inilah yang membuat Asti ingin Marcelino menikah dengan Nia, agar anaknya itu dapat menguasai perusahaan milik keluarga Mark. Karena dari yang Asti tau anak laki-laki Adam Mark sudah punya perusahaan sendiri yang cukup maju. Secara otomatis perusahaan yang di pimpin Adam saat ini akan jadi milik Nia. Artinya akan jadi milik Marcelino juga. Perusahaan yang jauh lebih besar dibandingkan dengan perusahaan milik Hendrawan. Asti tersenyum membayangkan jika rencananya akan berhasil.
Senyuman Asti tiba-tiba menghilang saat ia melihat Marcelino baru saja pulang kerja.
"Marcel, tunggu. Mama mau bicara." suara Asti menghentikan langkah Marcelino.
"Ada apa, ma ?" tanya Marcelino malas sambil berjalan kearah mamanya yang sedang duduk di sofa.
"Bagaimana pekerjaan mu hari ini ?" Asti berbasa-basi sebelum menanyakan maksud datujuan yang sebenarnya.
"Seperti biasanya, ma. Semua baik-baik saja." jawab Marcelino seadanya.
Asti mengangguk dan kemudian bertanya lagi. "Bagai mana hubungan mu dengan Nia ?"
Marcelino menghela napasnya sebelum menjawab pertanyaan mamanya "Masih biasa saja, ma."
Marcelino memutar badannya setelah menjawab. Tampak jika ia tidak suka mamanya mulai membahas tentang hubungan percintaannya.
"Mau kemana Marcel ? Mama belum selesai bicara." teriak Asti ketika melihat Marcelino pergi.
"Maaf, ma. Lain kali saja bicaranya. Sekarang Marcel capek, mau istirahat." Marcelino terus berjalan menuju tangga tanpa menoleh ke arah mamanya.
Di dalam kamarnya Marcelino kini mulai menanggalkan seluruh pakaiannya dan menuju kamar mandi. Ia mengguyur tubuhnya dengan air dingin. Marcelino mengusap wajahnya. Pikirannya sedang membayangkan Nia. Siapa yang tidak akan jatuh cinta dengan wajah cantiknya. Sikapnya yang ramah dan supel membuat siapa saja akan merasa akrab dan nyaman berteman dengannya.
Tapi di sebalik sikapnya itu, Nia terlalu tertutup untuk urusan hatinya. Apakah memang Nia tidak peka. Bahkan ia sedikitpun tidak tersentuh saat Marcelino beberapa kali membawakan bunga dan mengajaknya makan. Tapi cinta memang tidak bisa dipaksakan.
Setelah selesai mandi dan berganti pakaian. Marcelino sudah terlihat rapi. Rencananya ia akan datang ke rumah Nia untuk mengajaknya makan malam. Marcelino sengaja tidak menghubungi Nia karena sudah tahu pasti wanita itu akan menolaknya.
"Silahkan duduk Marcel." Sila yang saat itu sedang berada di dapur keluar untuk melihat siapa tamu yang datang.
"Terima kasih, Tante. Saya ke sini mau mengajak Nia makan malam di luar." balas Marcelino sopan.
"Sebentar ya biar tante panggilkan Nia." ucap Sila mengerti jika Marcelino datang untuk bertemu dengan Nia. Melihat pria itu datang dengan sebuah buket bunga.
Adam yang baru saja keluar dari ruang kerjanya melihat Marcelino duduk sendiri di ruang tamu pun menyapa "Marcel"
Marcelino menoleh saat namanya di panggil "Selamat malam, om."
"Malam juga Marcel." Adam mendudukkan tubuhnya di sofa untuk menemani Marcelino. Tak lama kemudian Nia datang bersama Sila.
"Om, tante kita pergi dulu." pamit Marcelino sopan.
Adam dan Sila mengangguk tersenyum. Meskipun Sila tidak begitu suka dengan Asti, tapi tidak dengan anaknya, Marcelino.
"Hati-hati Marcel. Tante nitip Nia." ucap Sila.
Awalnya Nia menolak ketika Sila memberi tahu jika Marcelino datang untuk mengajaknya pergi makan malam. Tapi Sila membujuk Nia agar tidak mengecewakan Marcelino yang sudah datang kerumahnya dan mengingat sikap Marcelino yang baik dan sopan kepada orang tua.