NovelToon NovelToon
I Am A Perfect

I Am A Perfect

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Perjodohan / Romansa-Teen angst
Popularitas:728.9k
Nilai: 5
Nama Author: dewi wahyuningsih

Pemahaman yang salah mengenai seorang anak, pada akhirnya akan membuat hati anak terluka, dan memilih jalannya sendiri untuk bahagia.
Bahkan parahnya, seorang anak harus merasa jika rumah yang ia tinggali, lama kelamaan berubah menjadi neraka baginya.

Seorang gadis bernama Mirelia, hidup di keluarga yang semuanya adalah seorang pengusaha meski bukan pengusaha yang sukses. Ayahnya memiliki beberapa toko bangunan yang lumayan terkenal, juga selalu mendapatkan omset yang jauh dari cukup. Ibunya adalah penjual kue kering online yamg juga sudah banyak memiliki langganan, bahkan ada beberapa selebriti yang memesan kue darinya. Kakaknya juga seorang gadis yang cantik, juga sangat membantu perkembangan toko sang Ayah.

Mirelia? Gadis itu hanya mengisi peran sebagai anak yang manja. Bahagiakah? Tidak! Dia ingin melakukan banyak hal yang bisa membuat orang tuanya bangga, tapi sialnya dia selalu saja gagal dalam meraih usahanya.

Suatu ketika, seorang pria datang dengan tujuan untuk dijodohkan dengan Mirelia, tapi masalahnya adalah, sang kakak nampak jatuh hati tanpa bisa disadari Mirelia lebih cepat.

Akankah laki-laki itu mengubah hidup Mirelia? Ataukah dia akan menjadi pasangan kakaknya?

Lalu, bagaimana Mirelia menemukan kebahagiannya? Bagaimana Mirelia bisa menunjukkan sesuatu yang mampu membuat orang tak lagi menganggapnya manja?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi wahyuningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Spirit

Hari berlalu dan aktivitas masih seperti biasanya, hanya saja semangat yang membara kini tengah dirasakan Mire. Entah itu karena dukungan dari Drago yang membuatnya semakin semangat, atau mungkin karena harapan akan terwujudnya cita-cita begitu menggebu? Apapun itu, sekarang yang Mire harapkan adalah selangkah lebih maju untuk bisa menggapai mimpinya.

Mire menenteng sebuah lukisan yang baru saja ia selesaikan malam tadi. Sekarang hanya perlu datang ke galeri karena ada seorang yang akan datang setelah melihat iklan di internet.

Tak lama Mire sampai di galeri, benar saja! Sepasang suami istri datang untuk melihat-lihat lukisan Mire secara langsung. Tak merasa canggung, Mire menyambut dengan ramah bersama dengan nenek, lalu menjelaskan tentang beberapa lukisan miliknya, juga lukisan milik mendiang Niki sesuai dengan yang ia tahu dan ia rasakan saat melihat lukisan itu.

" Jadi kau yang namanya Mirelia? " Tanya si wanita tersebut.

" Iya, nyonya. " Mire tersenyum ramah, juga terlihat sangat sopan.

" Bagus, aku sangat puas dengan lukisan mu, aku bisa merasakan maksud dari lukisan mu, ditambah lagi kau sangat ramah dan sabar menghadapi pembeli sepertiku. " Wanita itu menyodorkan tangannya untuk memperkenalkan diri.

" Namaku Ester, aku adalah teman dari Niki, pemilik galeri ini. Aku pikir galeri ini sudah tutup karena Niki sudah meninggal, tapi karena iklan yang kau pasangkan di internet, aku jadi sangat tertarik untuk datang. "

Nenek dan Mire saling menatap bahagia setelah Mire menerima jabatan tangan Ester.

" Senang berkenalan dengan anda, nyonya. " Ujar Mire.

" Aku juga senang, akhirnya ada pelukis berbakat yang bisa menyaingi sahabatku, bahkan kau juga akan lebih hebat darinya. " Ester menghenbuskan nafas bahagia.

" Aku membeli tiga lukisan mu hari ini, bukan karena aku teman mendiang Niki. Tapi aku sungguh sangat menyukai lukisan mu, dan aku janji akan mempromosikan lukisan mu kepada teman-teman sosialita ku. "

" Terimakasih, nyonya Ester. " Mire menatap nenek dengan bahagia, juga memeluknya karena sang nenek tak dapat menahan harunya hingga terlihat ingin menangis.

Semenjak hari itu, Niki galeri semakin ramai dikunjungi, dan setiap harinya juga ada saja lukisan yang terjual. Keputusan untuk resign dari kafe juga sudah Mire ambil beberapa waktu lalu agar dia bisa melukis dengan fokus, dan untungnya juga ada satu temannya yang mau menitipkan lukisan-lukisannya di Niki galeri sehingga menambah banyak jumlah lukisan disana.

Sudah dua bulan berlalu, dan Mire masih semangat seperti dulu. Memang pernah merasakan lelah dan bosan, tapi saat mengingat sumpahnya kepada keluarganya, semangat itu kembali muncul, ditambah lagi Drago yang selalu menghubungi lewat panggilan video dan terus menyemangatinya, jadi mana bisa dia bertahan dengan lelah, serta bosan yamg sesaat itu.

Seperti kegiatan sebelumnya, Mire dan nenek akan menjaga galeri, sembari membersihkannya karena tidak sedap dipandang juga kalau ada debu yang menempel di sana.

" Selamat pagi? "

Mire mrmbalikkan tubuhnya untuk menatap suara pria yang ada di balik punggungnya.

" Selamat pagi? Ada yang bisa dibantu? "

Pria itu tersenyum tipis, lalu melepas kaca mata hitamnya.

" Oh, banyak sekali yang harus kau bantu. " Pria itu tersenyum dan menunjukkan dengan jelas betapa gagah dan tampannya dia, tali sayangnya Mire malah tidak bisa melihatnya dengan jelas karena pria paling tampan baginya adalah tunangannya sendiri yaitu, Drago.

" Jadi, bisa jelaskan seperti apa yang bisa saya bantu? "

" Wiliam? Kenapa kau ada disini? " Sapa nenek yamg rupanya tahu siapa pria tampan itu. Pria itu adalah Wiliam Corel, atau anak dari Niki Corel tang artinya dia adalah cucu kandung sang nenek.

Wiliam tersenyum, lalu berjalan mendekati nenek dan memeluknya.

" Apa aku tidak boleh datang, nek? "

Nenek menghela nafasnya, lalu mengusap pipi Wiliam dengan lembut.

" Karena kau akan kacau saat berada di galeri, nenek mengkhawatirkan mu. "

Wiliam tersenyum, lalu sebentar menatap Mire.

" Aku rasa aku akan baik-baik saja mulai sekarang, nek. "

Mire mengeryit bingung, kenapa juga harus melihat kearahnya? Kenapa juga harus tersenyum di akhir kalimat? Sungguh aneh dan tidak bisa di mengerti, batin Mire.

" Galeri ini akan mengingatkan terus tentang Ibumu, kau jangan memaksakan diri. " Ujar sang nenek yang .asih merasa khawatir.

" Aku sudah melatih diri selama beberapa bulan terakhir untuk bisa berdiri di galeri ini lagi, nek. Jangan khawatir, aku akan baik-baik saja karena ada ha yang harus aku lakukan mulai sekarang. "

Nenek mengeryit bingung.

" Apa yang akan kau lakukan disini? Kau kan tidak bisa melukis, juga tidak tahu menahu meski dulu sering menemani Ibumu disini. "

Wiliam tersenyum miring.

" Bukan melukis seperti itu, tapi melukis hati, nenek. "

" Ngomong apa sih? " Gerutu nenek yang tak paham dengan maksud cucunya.

***

Sudah berlalu berbulan-bulan, nyatanya Derel masih saja tidak bisa merelakan Drago, dan membuang perasaannya seolah tak terjadi apapun setelah goncangan besar di hatinya. Hari demi hari dia lalui dengan perasaan sedih, sedih karena tidak juga bisa mendekati Drago, sedih karena pria itu malah semakin mencoba untuk menghindarinya. Pernah dia bertanya, apakah dia dan Mire melanjutkan hubungan? Tapi jawaban itu tak pernah dia dapatkan kepastian setelah Drago memberikan jawaban yang mengambang dan bisa di artikan iya atau tidak juga.

Sebenarnya dia tahu jika apa yang dia lakukan ini adalah tidak benar karena memaksa perasaan seseorang untuk sama dengannya, tapi mau bagaimana lagi kalau cinta itu lama kelamaan malah akan membuatnya menjadi egois dan mengedepankan apa yang di inginkan hatinya.

" Derel? " Sapa Ibu Ana seraya membuka pintu kamar anak sulungnya.

" Ibu? " Derel bangkit dari duduknya yang tadi melamun di depan jendela, lalu menuju Ibunya berdiri.

" Apa yang kau pikirkan? Kita turun dan makan malam ya? "

Derel memaksakan senyumnya, lalu mengangguk.

" Ada apa? Akhir-akhir ini kau sangat murung. " Tanya Ibu Ana yang bisa dengan jelas melihat itu dari putri sulungnya.

Derel terdiam sesaat, lalu menatap manik mata Ibunya.

" Ibu, aku sungguh tahu jika apa yang akan aku katakan adalah hal yang memalukan juga bodoh, tapi aku juga tersiksa kalau harus menahannya terllau lama. Ibu, aku terus berharap agar Mire betah di luar negeri dan tidak kembali. "

Ibu Ana tersentak dengan mata tajam karena kaget dengan ucapan putri sulungnya itu.

" Ibu, kalau Mire kembali, Drago pasti akan memilih dia di banding aku. Aku tida akan bisa menerimanya, Ibu. " Derel meraih tangan sang Ibu, memegangnya erat dengan tatapan yang amat pilu.

" Derel, ucapanmu barusan apa kau sadar? Mire adalah adikmu, bagaimana bisa kau bicara seperti itu? "

Derel menyeka air matanya.

" Memang kenapa? Banyak kan orang yang menyukai Mire? Apa tidak bisa merelakan saka Drago untukku? Dia bisa kok mencari pria lain. "

Ibu Ana menggeleng tak percaya jika Derel akan menjadi seperti itu.

" Kau sudah keterlaluan, Derel. "

Bersambung

1
Deandra🕊🌻
tiap part-nya selalu mengandung bawang😭😭😭
Deandra🕊🌻
demi apa..gw mewek dari part sebelum ini...keren seh novel loe,,benar2 ngerasa kyak nyata bnget..😭😭
Rini Kuswanti
keren
nanik sriharyuniati
Luar biasa
Shyfa Andira Rahmi
👍👍👍👍👍
Shyfa Andira Rahmi
sekali PELAKOR yaaa tetep PELAKOR gelarmu, meski kau yg melahirkan Mirelia...sebelum Mire lahir kau lebih dulu melahirkan Derel
Shyfa Andira Rahmi
BODO AMAT
Shyfa Andira Rahmi
ko aq brharapnya kematian dibalas dgn kematian juga yaa🤣🤣🤣
jahat sekali yaaa pikiranku ini🙏🙏
Shyfa Andira Rahmi
😭😭😭
Shyfa Andira Rahmi
🤮🤮🤮
Shyfa Andira Rahmi
🤣🤣🤣
Shyfa Andira Rahmi
❤️❤️❤️
Shyfa Andira Rahmi
GILA...GILA...GILA
Shyfa Andira Rahmi
jalan menuju suksesnya MIRELIA💪💪
Shyfa Andira Rahmi
mending jadi diri sendiri saja....ngapain niru orang lain
Shyfa Andira Rahmi
memang cinta membuat bodohh...
Shyfa Andira Rahmi
seperti lagu pak h.rhoma irama...kalo sudah tiada baru terasa🤣🤣🤣
Shyfa Andira Rahmi
👏👏👏
Shyfa Andira Rahmi
😭😭😭
Shyfa Andira Rahmi
kalo tidak suka lebih baik ditolak daripada ujung2nya disakiti...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!